tirto.id - Kebutuhan dan gaya hidup yang semakin kompleks sekarang ini berpotensi memicu gejala kecemasan finansial (financial anxiety) di generasi muda, terutama milenial dan generasi Z (gen Z). Financial anxiety seringkali muncul akibat ketidakmampuan mengelola keuangan secara bijak dan cermat.
“Berdasarkan riset, 3 dari 10 gen Z merasa khawatir dengan kondisi keuangannya di masa depan. Jadi beberapa anak muda tidak percaya diri mengelola keuangan, khawatir soal penghasilan dan keamanan pekerjaan, hingga takut tidak mampu memenuhi kebutuhan di masa depan,” ungkap Edo Velandika, Consumer Business Community Manager PT Bank Jago Tbk yang juga merupakan perencana keuangan profesional bersertifikat di acara literasi keuangan Jagoan Kampus di Surabaya.
Memiliki aspirasi untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan, Bank Jago tidak hanya menawarkan produk
dan layanan perbankan kepada masyarakat. Bank Jago juga mengadakan Jagoan Kampus, yaitu program edukasi yang membantu mahasiswa untuk meningkatkan kompetensinya, termasuk kecakapan dalam pengelolaan keuangan.
Selama tiga hari, 6-8 November 2024, Bank Jago mengadakan Jagoan Kampus di tiga universitas terkemuka Surabaya, yaitu Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), dan Universitas Kristen Petra.
Melalui program Jagoan Kampus, Dika menyampaikan bahwa financial anxiety terjadi bukan karena jumlah uang yang dimiliki tetapi lebih kepada kemampuan mengatur uang. Maka ia menjelaskan sejumlah cara pengelolaan keuangan kepada generasi muda.
Pertama, catat semua pendapatan dan pengeluaran saat ini, termasuk total utang dan tabungan. Kedua, pisahkan antara pengeluaran rutin, pengeluaran variabel, pengeluaran tak terduga, dan pengeluaran untuk masa depan.
Ketiga, mulai alokasikan anggaran yang lebih spesifik berdasarkan kebutuhan atau keinginan sesuai skala prioritas. Keempat, evaluasi apakah rasio pengeluaran dan tabungan sudah sesuai.
“Kalau dulu orang tua kita biasa catat manual dan pisahkan uang pakai amplop, sekarang ada Aplikasi Jago yang tidak hanya memudahkan kita untuk menabung dan melakukan transaksi keuangan, tetapi juga kita bisa mengalokasikan anggaran ke dalam kantong-kantong yang bisa dikreasikan hingga 60 kantong atau rekening yang masing-masing punya nomor sendiri,” tutur Dika.
Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago menawarkan Aplikasi Jago (Jago App) yang dirancang untuk dapat tertanam di berbagai ekosistem digital serta dapat disesuaikan (customized) dan dipersonalisasi (personalized) dengan kebutuhan masing-masing nasabah.
Dalam mengelola kebutuhan dan keuangan, Jago App menggunakan fitur Kantong (Pockets) yang memampukan nasabah untuk memisahkan uang ke dalam pos-pos yang berbeda sesuai kebutuhan dan keinginan.
Dika juga mengemukakan konsep dasar pengelolaan keuangan, yaitu 3F (fix, fun, and future) yang merujuk pada tiga kriteria anggaran yang harus dipahami dalam membuat perencanaan keuangan. Fix berarti memisahkan pengeluaran yang bersifat pasti atau fixed cost, seperti biaya makan, cicilan atau sewa tempat tinggal, dan pengeluaran lain yang bersifat wajib. Ini biasanya sekitar 50 persen dari total penghasilan bulanan.
Lalu, fun yang merupakan alokasi dana untuk kegiatan bersenang-senang, seperti nonton film atau konser musik, hobi, olahraga, maupun liburan atau traveling. “Anggaran ini kalau dikeluarkan bisa bikin senang, tetapi jika tidak, ya tidak apa-apa juga. Untuk fun budget ini usahakan tidak lebih dari 30 persen dari total penghasilan,” anjur Dika.
Terakhir adalah future, yaitu alokasi dana yang dipersiapkan sejak dini untuk memenuhi kebutuhan yang tak terduga dan sesuatu yang bersifat jangka panjang atau untuk masa depan. Misalnya, dana darurat, dana pensiun, atau biaya untuk melanjutkan pendidikan. Anggaran future setidaknya memiliki alokasi 20 persen dari total penghasilan.
Menurut Dika, yang terpenting dalam pengelolaan keuangan bukanlah seberapa besar nominal yang bisa ditabung setiap bulannya tetapi lebih kepada membangun kebiasaan finansial yang baik dan sehat. Untuk itu kita perlu menetapkan target-target keuangan pribadi secara cermat dan realistis, merinci dan mengkalkulasi anggaran yang sifatnya pasti atau rutin, serta membuat alokasi anggaran berdasarkan skala prioritas dan tujuan jangka panjang.
“Intinya, anak muda harus melek keuangan dan belajar mengelola keuangan yang baik. Bisa diawali dengan introspeksi gaya hidup, lalu menabung atau membuat pos-pos anggaran berdasarkan skala prioritas, dan terakhir mulailah investasi sejak dini,” tandas Dika.
Dika menambahkan, melalui fitur-fitur pada Aplikasi Jago, pengguna bisa terbantu dalam mengelola keuangan secara digital dan modern dengan caranya masing-masing. Aplikasi Jago juga terhubung dengan ekosistem digital, seperti Gojek, GoPay, Tokopedia, serta platform investasi online Bibit dan Stockbit sehingga memampukan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi keuangan dalam tanpa berpindah aplikasi.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis