tirto.id - Sebanyak sekitar 7 orang dari setiap 10 orang penduduk Indonesia adalah orang dengan pendapatan menengah bawah. Angka tersebut terungkap dalam Survei Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik 2021.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari total penduduk Indonesia yang berpendapatan menengah atas, yaitu sebesar 22,14 persen, dan berpendapatan rendah 7 persen. Sementara, data yang sama menunjukkan hanya 1,81 persen penduduk Indonesia yang masuk dalam klasifikasi berpendapatan tinggi.
Besarnya jumlah penduduk dengan pendapatan menengah bawah di Indonesia tentu menjadi perhatian khusus termasuk dalam konteks Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap, basis populasi pemilih di Indonesia (43,8 persen) didominasi oleh wong cilik, sebuah istilah yang merujuk pada masyarakat dengan pendapatan rumah tangga di bawah Rp2 juta per bulan.
Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204 juta jiwa.
Artinya, LSI Denny JA memperkirakan, terdapat kurang lebih 89 juta jiwa pemilih dengan pendapatan rumah tangga di bawah Rp2 juta per bulan yang akan memilih di Pemilu 2024 nanti.
Dengan besarnya proporsi tersebut, lantas bagaimana peta politik dukungan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di kalangan ekonomi pemilih menengah ke bawah?
Prabowo Unggul di Kalangan Wong Cilik
LSI Denny JA menggelar survei tatap muka yang dilakukan pada 16-26 Januari 2024 terhadap 1.200 responden dengan metode multi-stage random sampling.
Survei ini sendiri mengkategorikan pemilih berdasarkan ekonomi menjadi tiga yaitu kalangan wong cilik (pemilih berpendapatan di bawah Rp2 juta per bulan), kalangan ekonomi menengah (pemilih berpendapatan Rp2-4 juta per bulan) dan kalangan ekonomi atas (pemilih berpendapatan diatas Rp4 juta per bulan).
Hasil survei mengungkap, pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, unggul atas dua kandidat lain di kalangan pemilih wong cilik atau yang berpendapatan di bawah Rp2 juta per bulan.
Di kalangan wong cilik, Prabowo – Gibran dipilih oleh sekitar 52 persen pemilih dengan pendapatan di bawah Rp2 juta per bulan. Disusul, Ganjar-Mahfud dengan 20,8 persen dan Anies-Muhaimin dengan 18 persen.
"Di populasi ini, memang populasi dukungan Prabowo-Gibran paling tinggi. Kalau dari ketiga segmen ekonomi ini pasangan Prabowo-Gibran memang paling kuat di segmen pemilih wong cilik di angka 52 persen dibanding segmen pemilih yang lain," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby dalam rilis survei yang ditayangkan di Youtube “LSI DENNY JA OFFICIAL” pada Selasa (30/1/2024).
Selanjutnya, LSI Denny JA mencatat, Prabowo-Gibran unggul di segmen kelas ekonomi menengah dengan angka 49,9 persen. Diikuti Anies-Cak Imin 23,7 persen dan Ganjar-Mahfud 20,1 persen. Keunggulan Prabowo-Gibran juga tercatat di segmen pemilih kelas ekonomi atas, dengan angka 48,4 persen.
Meski hasil survei mengungkap Prabowo – Gibran unggul merata di semua kalangan pemilih berdasarkan tingkat pendapatan, namun keunggulan paling telak tercatat ada di kalangan wong cilik. Hal ini disebabkan, di kalangan ekonomi atas pasangan Anies-Muhaimin juga meraih hasil signifikan.
"Namun keunggulan ini (keunggulan Prabowo-Gibran di kalangan ekonomi atas) tidak setelak dua segmen yang lain karena di sini kita lihat Anies-Cak Imin memperoleh dukungan 30,3 persen dan Ganjar-Mahfud 15,9 persen," kata Adjie
Senada dengan hasil survei LSI Denny JA, keunggulan Prabowo-Gibran di kalangan pemilih berpendapatan rendah juga terekam dari survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Indikator Politik.
Dalam survei LSI, yang dilaksanakan pada 10-11 Januari 2024, terungkap bahwa Prabowo-Gibran unggul telak dibanding dua paslon lain di kalangan pemilih dengan pendapatan di bawah Rp2 juta. Survei ini melibatkan 1.206 responden.
Di kalangan pemilih dengan pendapatan di bawah Rp1 juta, Prabowo-Gibran (45 persen) unggul atas Anies-Muhaimin (22,8 persen) dan Ganjar-Mahfud (21,3 persen). Sementara, di kalangan pemilih dengan pendapatan Rp1 juta hingga di bawah Rp2 juta, paslon yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu juga unggul dengan 51,4 persen disusul Ganjar-Mahfud (22,2 persen) dan Anies-Muhaimin (18,2 persen).
Survei ini sendiri mengungkap proporsi responden dengan pendapatan di bawah Rp2 juta berjumlah 55,2 persen dari total responden.
Serupa, survei Indikator Politik yang dilaksanakan pada 10-16 Januari 2024 terhadap 1.200 orang responden juga mengungkap bahwa Prabowo-Gibran unggul telak dibanding dua paslon lain di kalangan pemilih dengan pendapatan di bawah Rp2 juta.
Di kalangan pemilih dengan pendapatan di bawah Rp1 juta, Prabowo-Gibran (47,8 persen) unggul atas Ganjar-Mahfud dengan 26,8 persen. Sementara itu, Anies-Muhaimin mengekor dengan 21,9 persen. Sementara itu, di kalangan pemilih dengan pendapatan Rp1 juta hingga di bawah Rp2 juta, Prabowo-Gibran juga unggul dengan 52,1 persen, disusul Anies-Muhaimin dengan 21,3 persen dan Ganjar-Mahfud 20,5 persen.
Survei Indikator sendiri mengungkap proporsi responden dengan pendapatan di bawah Rp2 juta berjumlah 53,3 persen dari total responden.
Lalu, apa kata pengamat terkait tren keunggulan paslon Prabowo-Gibran di kalangan pemilih menengah ke bawah tersebut?
Program yang Lebih Merakyat dan Faktor Dukungan Presiden Jokowi
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menilai keunggulan Prabowo-Gibran di kalangan pemilih menengah ke bawah bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, visi-misi dan program Prabowo-Gibran seperti makan siang dan susu gratis dianggap lebih bisa menjangkau kalangan menengah ke bawah dibanding paslon lain. Arifki menilai, secara spesifik program tersebut terbukti berhasil menyasar kalangan menengah ke bawah karena menyasar para ibu rumah tangga di kalangan bawah.
Kedua, branding Prabowo sebagai sosok yang didukung oleh Presiden Jokowi, yang dikenal sebagai sosok yang populis dan merakyat, juga turut memberikan dampak positif terhadap dominannya suara Prabowo di kalangan menegah ke bawah. Hal ini membuat masyarakat kelas menengah bawah yang sebelumnya memberikan suara kepada Presiden Jokowi mulai mengalihkan suara mereka kepada Prabowo.
Sementara itu, Arifki menilai, sejumlah sentimen dan isu negatif terhadap Prabowo-Gibran seperti soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK), politik dinasti, hingga soal etik, tidak terlalu berpengaruh di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
“Program makan siang dan susu gratis, iya (berpengaruh) ke suara Prabowo di kalangan menengah ke bawah karena spesifik menyasar para ibu rumah tangga yang memiliki anak. Sementara, isu-isu negatif ke Prabowo seperti soal putusan MK dan etik itu lebih ke pembicaraan kelompok menengah ke atas dan intelektual," kata Arifki saat dihubungi Tirto, Sabtu (3/2/2024).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty