Menuju konten utama

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit TBC dan Pengobatannya?

Cara mencegah penularan TBC bisa dilakukan dengan menutup mulut saat batuk dan bersin hingga sering mencuci tangan.

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit TBC dan Pengobatannya?
Ilustrasi penderita TBC. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Penyakit tuberculosis atau TBC merupakan penyakit pernapasan yang bisa menular dari orang ke orang. Cara mencegah penularan TBC bisa dilakukan dengan menutup mulut saat batuk dan bersin hingga sering mencuci tangan.

Setiap orang baik dewasa maupun anak-anak berisiko mengalami TBC, khususnya yang belum memperoleh imunisasi. Penyakit ini memiliki gejala yang mirip seperti penyakit pernapasan lainnya seperti batuk, demam, penurunan berat badan, hingga nyeri tubuh.

Bedanya, gejala TBC cenderung lebih parah mulai dari batuk berkepanjangan selama lebih dari 3 minggu, nyeri dada, hingga dahak mengandung darah.

TBC menjadi satu dari 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Melansir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Deli Serdang, di tahun 2018 penyakit TBC menyerang lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia dan 1,5 juta di antaranya meninggal dunia.

Kasus TBC di Indonesia tergolong tinggi. Menurut data final dari Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML), estimasi kasus TB di Indonesia per 2021 mencapai 824.000 kasus dengan 15.186 di antaranya meninggal dunia.

Sementara itu, data tahun berjalan terkait jumlah kasus TB yang ditemukan dan diobati hingga per 1 Agustus 2022 ada sebanyak 258.355 kasus.

Cara Penularan Penyakit TBC

TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri TBC menyebar melalui udara dan ditularkan dari penderita TBC ke orang lain. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bakteri tersebut dapat keluar dari tubuh penderita ketika bersin, batuk, berbicara, atau benyanyi kemudian melayang di udara selama beberapa jam.

Orang-orang yang berada di sekitar penderita dan menghirup bakteri ini nantinya bisa terinfeksi TBC. Ketika seseorang menghirup bakteri TBC, bakteri tersebut dapat menetap di paru-paru, memperbanyak diri, dan mulai menginfeksi penderitanya.

Jika tidak segera ditangani, bakteri TBC bisa menjalar ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah. Bakteri tersebut bisa menginfeksi ginjal, tulang belakang, bahkan otak. Oleh karena itu, penyakit ini bisa menyebabkan masalah yang fatal jika tidak ditangani dengan benar.

Meskipun penularan TBC tergolong mudah dari orang ke orang, menurut CDC ada beberapa kegiatan yang terbukti tidak menularkan TBC, yaitu:

  • berjabat tangan;
  • berbagi makanan atau minuman;
  • menyentuh sprei;
  • berbagi toilet;
  • berbagi sikat gigi;
  • menempelkan atau mencium pipi.

Cara Mencegah Penularan Penyakit TBC

Menurut Kemenkes dan CDC ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan TBC, baik bagi penderita atau orang yang sehat.

1. Cara mencegah penularan TBC bagi penderita:

  • Tutup mulut ketika bersin, batuk, dan tertawa.
  • Gunakan tisu atau masker ketika berbicara dengan orang lain, lalu buang segera tisu atau masker yang digunakan.
  • Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
  • Rajin mencuci tangan dengan sabun.

2. Cara mencegah tertular TBC bagi orang yang sehat:

  • Segera dapatkan vaksin BCG bila belum pernah diimunisasi, khususnya bagi bayi sebelum berusia 3 bulan.
  • Jika memiliki anggota keluarga yang menderita TBC, tempatkan ia di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. Bisa dilakukan dengan membuka pintu atau jendela rumah agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk.
  • Menghindari kontak langsung dengan penderita TBC apabila memiliki penyakit ginjal parah, HIV, kanker, silikosis, autoimun, dan diabetes.
  • Tidak tidur sekamar dengan penderita TBC sampai dokter menyatakan bahwa TBC yang diderita tidak lagi menular.
  • Rajin mencuci tangan dengan sabun.

Prosedur Pengobatan Penyakit TBC

Penyakit TBC bisa diobati setelah dokter melakukan diagnosis terhadap penderita. Menurut Mayo Clinic diagnosis pasien TBC umumnya dilakukan dengan tes darah, tes dahak, rontgen dada, atau CT scan.

Jika penderita sudah terbukti terinfeksi TBC, maka akan diberikan obat-obatan termasuk seperti antibiotik, isoniazid, rifampisin, etambutol, dan pirazinamid.

Seluruh obat-obatan TBC tergolong obat keras yang dapat memengaruhi fungsi hati. Sehingga tidak jarang penderita yang mengonsumsi obat-obatan tersebut umumnya mengalami efek samping berupa:

  • mual atau muntah;
  • kehilangan selera makan;
  • kulit menjadi kuning;
  • urin gelap;
  • kulit mudah memar dan berdarah;
  • pengelihatan kabur.

Jika terjadi kondisi tersebut segera hubungi dokter untuk segera mendapatkan penanganan dan menghindari keracunan obat.

Selain konsumsi obat-obatan dokter juga akan merekomendasikan penderita menjalani pola hidup sehat, termasuk:

  • menghindari kebiasaan merokok;
  • rutin berolahraga;
  • makan makanan sehat dan gizi seimbang;
  • minum banyak air putih;
  • tidur dan istirahat cukup.

Baca juga artikel terkait TBC atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy