tirto.id - Sebagai muslim, mencari pahala dan rida Allah SWT berarti melakukan apa yang diperintah dan dianjurkan serta menjauhi apa yang dilarang menurut aturan agama Islam.
Beribadah kepada Allah SWT merupakan wujud dari ketaatan terhadap Sang Maha Pencipta yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya.
Dalam ajaran Islam, terdapat ibadah yang wajib dan sunah. Muslim yang taat adalah mereka yang melaksanakan keduanya, baik itu ibadah wajib maupun sunah.
Ada banyak ibadah sunah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam. Salah satu ibadah sunah yang sebaiknya dilakukan adalah salat Dhuha.
Salat dhuha merupakan ibadah yang dilaksanakan pada pagi hari setelah matahari terbit.
Namun, seperti dilansir dari laman NU Online, waktu dhuha bukan berarti tepat setelah terbit melainkan saat matahari berada di ketinggian sekitar satu tumbak.
Ukuran satu tumbak sendiri terdapat beberapa versi pemahamannya namun untuk lebih mudahnya saat ini terdapat jadwal imsakiyah yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga kredibel.
Cara menghitungnya adalah waktu matahari terbit ditambah 15-20 menit dan hal tersebut termasuk juga waktu ibadah shalat Ied.
Cara lain untuk menghitung masuknya waktu dhuha adalah dengan melihat bayangan dari suatu benda. Jika bayangan dari benda tersebut sudah setinggi bendanya, maka saat itu sudah masuk waktu dhuha.
Terdapat beberapa variasi dari rakaat salat Duha. Minimal pengerjaannya adalah adalah 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.
Namun, Nabi Muhammad saw. terbiasa mengerjakan shalat duha 4 rakaat, seperti yang diriwayatkan Aisyah, bahwa
"Rasulullah SAW. Biasa melakukan shalat dhuha empat rakaat dan menambah sekehendak beliau”. (H.R. Muslim).
Manfaat Shalat Dhuha
Selain mendapatkan pahala, terdapat beberapa manfaat lain dari pelaksanaan salat dhuha antara lain:
- Hati lebih tenteram dan lapang dada.
- Rezeki lebih mudah didapat.
- Otot dan tulang yang lebih sehat.
- Mendapatkan istana megah di surga.
Doa Setelah Sholat Dhuha
Untuk tata cara pelaksanaan salat dhuha lengkap, Anda bisa melihatnya melalui tautan ini.
Sementara mengenai doa yang dibaca setelah melaksanakan salat dhuha, laman Muhammadiyah menuliskan, tidak ada penjelasan mengenai doa khusus yang dibaca setelah melaksanakan salat dhuha, baik dalam kitab-kitab fikih maupun kitab-kitab hadis.
Namun dalam sebuah riwayat, Nabi selalu meminta perlindungan terhadap lima hal setiap kali beliau selesai melaksanakan salat.
Sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya Rasulullah berlindung (kepada Allah SWT) dari lima hal setelah selesai shalat: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari sifat kikir, aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut, aku berlindung kepada Engkau dari dikembalikan kepada umurnya yang paling hina (pikun), aku berlindung kepada Engkau dari fitnah dunia, dan aku berlindung kepada Engkau dariazab kubur’” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, dan an-Nasai)
Dilansir situs NU Jatim, terdapat kalimat-kalimat zikir yang dibaca Nabi sambil mengusap wajahnya seperti menurut kitab karangan an-Nawawi berjudul Al-Adzkar yaitu:
اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ اَللّٰهُمَّ اَذْهِبْ عَنِّى الْهَمَّ وَالْحَزَنَ
Ashadu an laa ilaaha illa Allahu ar-rahmanu ar-rahiimu. Allahumma adzhib ‘annii al-hamma wa al-hazana
Artinya: “Aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ya Allah,jauhkanlah dariku kegundahan dan kesedihan.”
Nabi juga pernah membaca doa yang diiringi istighfar sebanyak tiga kali:
اَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ الَّذِ ىْ لَا اِلٰهَ اِلَّا هُوَالْحَىُّ الْقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
Astaghfirullaha al-‘azhiima al-ladzii laa ilaaha illa huwa al-hayyu al-qayyuumu wa atuubu ilaihi
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Besar, yang tidak ada Tuhan selain Dia, yang senantiasa hidup serta yang mengurus segala sesuatu sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.” (HR. Abu Daud dan at-Turmidzi)
Setelah itu Nabi melanjutkan dengan membaca:
اللّٰهُ اَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَاذَ الْجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ
Allahu anta assalaamu wa minka assalaamu tabaarokta yaa dza al-jalaali wa al-ikroomi
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah yang mempunyai kesejahteraan dan dari-Mu pula kesejahteraan. Maha Berbahagia Engkau wahai Tuhan yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
Nabi juga pernah berzikir dengan bacaan berikut ini:
لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَـْئٍ قَدِيْرٌ، اللّٰهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَااَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِىَ لِمَامَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَالْجَدِّمِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaaha illa Allahu wahdahu laa syariika lahu, lahu al-mulku wa lahu al-hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiirun, Allahumma laa maani'a limaa a'thayta wa laa mu'thiya limaa mana'ta wa laa yanfa'u dza al-jaddi minka al-jaddu
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya. Pemilik segala kerajaan dan segala rupa puji dan Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang menghalangi pemberian-Mu dan tidak ada yang memberi apa yang telah Engkau tahankan, tiadalah kesungguhan memberi manfaat kepada orang yang bersungguh-sungguh; karena Engkaulah segala peruntungan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain beberapa zikir tersebut, nabi juga membaca zikir yang lain usai melaksanakan salat, namun doa yang masyhur dibaca seusai melaksanakan salat dhuha adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَائُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى الْاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًافَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اٰتِنِى مَااٰتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma inna ad-dhuhaa-a dhuhaa-aka wa al-bahaa-a bahaa-uka wa al-jamaala jamaaluka wa al-quwwata quwwatuka wa al-qudrota qudrotuka wa al-'ishmata 'ishmatuka. Allahumma in kaana rizqii fii as-samaa-i fa anzilhu wa in kaana fii al-ardhi fa akhrijhu wa in kaana mu'assiron fa yassirhu wa in kaana harooman fa thohhirhu wa in kaana ba'iidan fa qorribhu bi haqqi dhuhaa-ika wa bihaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika aatinii 'ibaadaka as-shoolihiina.
Artinya: "YaAllah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, kebaikan adalah kebaikan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, perlindungan adalah perlindungan-Mu. Wahai Allah, jika rezekiku ada di langit, maka turunkanlah. Jika ada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, mudahkanlah. Jika haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah. Dengan kebenaran waktu dhuha-Mu, keindahan-Mu, kebaikan-Mu, kekuatan-Mu dan kekuasaan-Mu, berikanlah aku apa saja yang telah Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Dhita Koesno