tirto.id - Sholat dhuha adalah salat yang dikerjakan pada waktu duha, setelah matahari terbit hingga sebelum tergelincir. Karena adanya waktu-waktu terlarang, umat Islam perlu mengetahui batas waktu sholat dhuha.
Salat duha dikerjakan minimal 2 rakaat, sedangkan yang paling utama adalah yang terbanyak, 8 rakaat. Salat ini sebaiknya dilakukan dengan 2 rakaat sekali salam.
Kedudukan salat duha istimewa karena salat ini diwasiatkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada Abu Hurairah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah berwasiat tiga hal, "yang pertama puasa tiga hari setiap bulan, yang kedua dua rakaat duha (setiap hari), dan yang ketiga salat witir sebelum tidur".
Keutamaan salat duha adalah, orang yang mengerjakannya berpeluang mendapatkan ampunan Allah atas dosa-dosanya pada masa lalu. Nabi Muhammad menyampaikan, “Siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) salat duha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (H.R. At-Tirmizi).
Waktu Salat Duha
Seperti dikitip dari "Waktu Shalat Dhuha dalam Kajian Fiqih" oleh M Tatam Wijaya di NU online, Syekh Hasan bin ‘Ammar dalam kitab Maraqil Falah, menyebutkan duha adalah nama waktu yang diawali dengan naiknya matahari hingga sebelum tergelincir.
Syekh Muhammad bin Abdullah Al-Kharasyi Al-Maliki dalam Syarh Mukhtashar Khalil, menerangkan terdapat tiga waktu antara terbit hingga tergelincirnya matahari.
Yang pertama, adalah dhohwah, yaitu waktu saat matahari terbit hingga naik. Kedua, waktu duha, yaitu waktu ketika naiknya matahari hingga tepat di atas langit. Ketiga, waktu dhaha yang dimulai sejak habis waktu duha hingga tergelincir matahari.
Waktu salat duha penting untuk diketahui, karena terdapat waktu-waktu khusus kala umat Islam dilarang mengerjakan salat. Waktu-waktu itu adalah (1) setelah salat subuh sampai matahari naik sekitar satu anak panah, (3) waktu matahari tepat di atas kepala sampai waktu zuhur, (4) waktu matahari berwarna kekuningan (setelah asar) sampai terbenamnya matahari.
Dari ketiga waktu tersebut, yang berkaitan dengan salat duha adalah waktu pertama dan kedua. Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani, "Tiga waktu yang Rasulullah saw. melarang kami untuk salat dan menguburkan orang mati: Ketika matahari terbit sampai naik (sedikit), ketika matahari berada titik tertinggi sampai tergelincir, dan ketika matahari condong untuk terbenam sampai terbenam" (H.R. Muslim).
Lalu, kapan tepatnya waktu duha, ketika naiknya matahari hingga tepat di atas langit ini? Terkait hal ini, umat Islam dapat memantau jadwal imsakiyah.
Waktu awal duha adalah waktu syuruq (terbitnya matahari) ditambah 15 hingga 20 menit. Misalnya, jika waktu syuruq (terbit) adalah pukul 05.53, maka setelah ditambah 20 menit waktu duhanya adalah pukul 06.13.
Demikian pula menentukan waktu akhir salat duha, yaitu sekitar 15 menit sebelum salat zuhur.
Cara lainnya adalah melihat bayangan suatu benda. Jika panjang bayangan sudah sama dengan tinggi bendanya, maka berarti sudah masuk waktu duha. Hanya saja, cara terakhir ini sangat bergantung pada cuaca dan kondisi matahari sehingga kurang praktis atau tidak dapat dipakai sewaktu-waktu.
Penulis: Febriansyah
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Ibnu Azis