Menuju konten utama
Ibadah Ramadhan 2022

Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap: Bacaan Niat, Doa, & Keutamaannya

Berikut ini tata cara sholat dhuha lengkap dengan niat dan doa beserta keutamaan mendirikannya.

Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap: Bacaan Niat, Doa, & Keutamaannya
Ilustrasi sholat dhuha. foto/Istockophoto

tirto.id - Berikut ini tata cara sholat dhuha lengkap dengan niat dan manfaatnya bagi umat Islam. Sholat dhuha merupakan salah satu sholat sunnah yang dianjurkan pelaksanaanya, serta dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

Bertepatan dengan momen Ramadan 1443 H saat ini, pengerjaan salat duha dapat menjadi ladang amal bagi umat Islam, yang pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Sama seperti namanya, salat duha adalah salat sunah yang dikerjakan di waktu duha. Waktu untuk mengerjakan salat duha dimulai kira-kira 20 menit setelah matahari terbit hingga 10 atau 5 menit sebelum matahari bergeser ke barat. Untuk mengetahui kapan waktu matahari terbit, waktu duha, dan jadwal imsakiyah lengkap, klik di sini.

Posisi matahari ketika waktu duha ialah mulai naik kurang lebih 7 hasta dari waktu terbit hingga sebelum zuhur. Di samping itu, waktu yang paling utama (afdal) untuk mengerjakan salat duha adalah di akhir waktu.

Hal itu tergambar dalam hadis riwayat Zaid bin Arqam berikut:

“Ia (Zaid bin Arqam) melihat orang-orang mengerjakan salat duha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa salat duha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda:

'Shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah [al-Awwabin] adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari,” (H.R. Muslim).

Bilangan rakaat salat duha paling sedikit dikerjakan 2 rakaat dengan 1 salam. Salat duha dapat dikerjakan hingga mencapai 12 rakaat, dengan tiap-tiap 2 rakaat dibarengi 1 salam.

Dalam pengerjaannya, salat duha umumnya dilakukan munfarid (sendirian). Meskipun demikian, salat sunah ini juga dapat ditunaikan secara berjemaah, sebagaimana bunyi hadis dari jalur ‘Itban bin Malik berikut:

“Rasulullah SAW mengerjakan salat di rumahnya pada waktu duha, kemudian para sahabat berdiri di belakang beliau lalu mengerjakan salat dengan salat beliau,” (H.R. Ahmad, ad-Daruquthni, dan Ibnu Hibban)

Di samping pengerjaan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, salat duha juga memiliki berbagai keutamaan, mulai dari penghapusan dosa, hingga ganjaran pahala layaknya sedekah.

Berikut ini hadis yang mengatakan bahwa salat duha dapat bermanfaat menghapus dosa seorang muslim:

“Siapa pun yang melaksanakan salat duha dengan langgeng dan khusyuk akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan,” (H.R. Tirmidzi).

Sementara itu, hadis yang menjelaskan tentang pahala pengerjaan salat duha bagaikan sedekah diriwayatkan oleh Abu Dzar sebagai berikut:

“Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah untuk tiap-tiap persendian [ruas]. Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua rakaat salat duha,” (H.R. Muslim).

Tata Cara, Niat dan Bacaan Doa Salat Duha

Berikut ini niat pelaksanaan, tata cara lengkap, dan bacaan doa dari salat duha.

1. Mengucapkan niat salat duha dua rakaat

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latinnya: Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.

Artinya: “Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT.”

2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram dan bersamaan dengan mengucap takbir

3. Membaca Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an

Bacaan surat dalam salat duha pada rakaat pertama sebaiknya Asy Syams dan pada rakaat kedua Ad Duha

5. Rukuk

6. Itidal

7. Sujud pertama

8. Duduk di antara dua sujud

9. Sujud kedua

10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua

11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua

12. Melakukan hal yang sama seperti rakaat pertama (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua)

13. Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua

Setelah melaksanakan salat duha, biasanya dilanjutkan dengan membaca doa. Berikut ini bacaan doa setelah salat duha yang dimunculkan pertama kali oleh ahli hukum (fuqaha) seperti Asy-Syarwani dalam Syarh Minhaj dan Ad-Dimyati dalam I’anatut Thalibin.

اَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَالبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالجَمَالَ جَمَالُكَ وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Bacaan latinnya: "Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn"

Artinya: “Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu. Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Setelah itu, dianjurkan untuk membaca doa seperti wirid sebanyak 40 atau 100 kali sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ ثُمَّ يَقُوْلُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Bacaan latinnya: "Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm"

Artinya: “Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima tobat, lagi maha penyayang.”

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi