Menuju konten utama
Ramadhan 2021

Hukum Shalat Dhuha Setiap Hari & Anjurannya Menurut Rasulullah SAW

Hukum shalat dhuha setiap hari, keutamaan shaalat dhuha dan waktu pengerjaan salat dhuha.

Hukum Shalat Dhuha Setiap Hari & Anjurannya Menurut Rasulullah SAW
Ilustrasi salat. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Shalat dhuha merupakan satu dari sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana amalannya yang sunah, salat dhuha baik apabila diamalkan namun tidak berdosa apabila ditinggalkan.

Di sisi lain, terdapat pandangan bahwa salat dhuha sebaiknya tidak dilakukan setiap hari.

Pandangan mengenai salat dhuha tidak boleh dilakukan setiap hari berdasar pada hadis riwayat Muslim, yaitu:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى؟ قَالَتْ: لَا إِلَّا أَنْ يَجِيءَ مِنْ مَغِيبِهِ

Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah, “Apakah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu melaksanakan shalat dhuha?”, ‘Aisyah menjawab, “Tidak, kecuali beliau baru tiba dari perjalanannya.” [HR. Muslim]

Berdasarkan hadis tersebut, Nabi Muhammad dan para sahabat memang melakukan salat dhuha, namun tidak secara rutin.

Pengamalan salat dhuha yang dilakukan jarang-jarang, juga diriwayatkan dalam hadis al-Hakim,yang berbunyi

"Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam itu shalat dhuha sehingga kami mengatakan beliau tidak akan meninggalkannya, dan beliau itu meninggalkannya sehingga kami mengatakan beliau tidak akan melakukannya.”

Begitu pula dengan hadis riwayat Mansur yang menyebutkan bahwa para sahabat tidak suka melakukannya (salat dhuha) terus menerus seperti salat wajib.

Dari sejumlah hadis tersebut, Muhammadiyah kemudian merumuskan bahwa terdapat setidaknya enam pandangan hukum terkait pelaksanaan salat dhuha, antara lain:

    • mustahab atau sunnah;
    • tidak disyariatkan melainkan ada sebab;
    • sama sekali tidak mustahab;
    • mustahab yang tidak dilakukan terus menerus;
    • mustahab yang dilakukan terus menerus di rumah;
    • bid'ah atau amalan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Pandangan terakhir mengenai bid'ah didasari atas pendapat Ibnu Umar yang menyebutkan bahwa salat dhuha adalah bid'ah apabila dilakukan di masjid dan memamerkannya.

Namun, pendapat lain menyebutkan bahwa bid'ah yang dimaksud adalah terus menerus dilakukan padahal Nabi Muhammad tidak mengajarkan demikian.

Saat ini mayoritas ulama sepakat bahwa salat dhuha hukumnya sunah muakkad (yang ditekankan) karena dilakukan oleh Nabi dan para sahabat. Sehingga, pengamalannya dilakukan semampunya tanpa meninggalkan kewajiban yang lain.

"Kita disunahkan untuk melakukan salat dhuha semampu kita tanpa melalaikan kewajiban-kewajiban," catat Muhammadiyah berdasarkan rilis di laman resminya.

Ibadah yang diwasiatkan Rasulullah

Banyak ulama yang menganjurkan pengamalan salat dhuha. Keutamaan ibadah ini tertuang dalam sejumlah hadis.

Mengutip laman resmi Nahdatul Ulama (NU), sebuah hadis riwayat Bukhari menyebutkan salat dhuha sebagai salah satu hal yang diwasiatkan Nabi selain puasa sunah dan salat witir. Hadis tersebut berbunyi:

أوْصاني خَلِيلي - صلى الله عليه وسلم - بِثَلاثٍ: صِيَامِ ثَلاَثَةِ أيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَي الضُّحَى، وَأنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أنَامَ

Artinya: “Kekasihku Rasulullah SAW berwasiat kepadaku untuk melaksanakan tiga hal, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha, shalat witir sebelum tidur" (HR Bukhari).

Dalam hadis riwayat Ahmad juga disebutkan bahwa Allah menjanjikan dicukupinya kebutuhan dengan mengamalkan salat dhuha.

Selain itu, salat dhuha juga dianjurkan sebagai pembersih dosa bagi yang mengamalkan. Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Hakim yang berbunyi:

مَنْ حَافَظَ عَلَى سُبْحَةِ الضُّحَى غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Barang siapa menjaga shalat dhuha, maka Allah akan mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak buih di lautan,” (HR Hakim).

Salat dhuha merupakan salat yang dilaksanakan pada waktu dhuhaatau setelah matahari terbit hingga menjelang zuhur.

Sejumlah ulama menyarankan waktu terbaik melaksanakan ibadah ini adalah pada seperempat siang atau sekitar pukul sembilan pagi.

NU mencatat salat dhuha dapat dilaksanakan dalam dua, empat, enam, atau delapan rakaat. Dua rakaat adalah minimal, empat rakaat yang sebaiknya dilaksanakan, enam rakaat yang paling sempurna, dan delapan rakaat yang paling utama.

Setiap rakaat bisa dibagi dalam empat rakaat kemudian salam atau dua rakaat-dua rakaat kemudian salam.

Baca juga artikel terkait SHALAT DHUHA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno