tirto.id - Sholat Dhuha termasuk salah satu salat sunah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha.
Waktu dhuha terjadi ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul enam atau tujuh pagi) hingga waktu zuhur.
Untuk pengerjaan salat dhuha, jumlah rakaatnya dikerjakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat yang dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.
Dalil Shalat Dhuha
Mengenai salat dhuha, ada beberapa hadis yang menguatkannya, beberapa di antaranya disebutkan seperti di bawah ini, di mana Rasulullah SAW bersabda:
"Siapapun yang melaksanakan salat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (H.R Tirmidzi)
Rasulullah juga bersabda di dalam hadits Qudsi, di mana Allah SWT berfirman:
“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat salat duha, karena dengan salat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)
Selanjutnya, dari Abi Zar, nabi Muhammad SAW bersabda:
"Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua raka'at salat dhuha.” (HR Muslim)
Keistimewaan Shalat Dhuha saat Ramadhan
Sholat dhuha memiliki banyak keistimewaan. Karenanya, umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan sholat dhuha secara rutin, terlebih saat bulan suci Ramadhan.
Salat dhuha pada hari biasa saja sudah istimewa, maka jika sholat dhuha rutin dilaksanakan selama bulan Ramadan bisa mendapatkan pahala dan berkah yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Seperti dikutip dari Channel Youtube Pondok Pesantren Lirboyo dalam "Memaksimalkan Ibadah Pada Bulan Ramadhan", Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH. M Anwar Manshur mengatakan, bulan Ramadan adalah bulan di mana pahala akan berlipat ganda.
"Bulan Ramadhan itu melipatgandakan pahala yang tidak dilipatgandakan pada selain bulan Ramadhan. Oleh karena itu mari dalam hal beribadah kita tingkatkan ya. Sangat kita sayangkan, karena belum tentu kita bisa menjumpai Ramadhan lagi," katanya.
Karena itu, lanjut Anwar Manshur, selagi kita masih menjumpai Ramadan, shalat tarawih jangan sampai tinggal, shalat malam juga disempatkan, begitu pula dengan salat dhuha.
"Doa dikabulkan pada bulan Ramadhan ini. Anda memohon kepada Allah ta'ala, supaya jadi orang yang giat beribadah kepada Allah dan dijadikan orang yang menjalankan perintah Allah, serta menjauhi larangan Allah. Itu yang paling penting," jelasnya.
Doa Sholat Dhuha
Umumnya doa setelah salat dhuha dapat menggunakan doa apa pun. Tetapi lazimnya doa yang biasa dilakukan usai mengerjakan salat dhuha adalah sebagai berikut sebagaimana ditemukan di kitab-kitab fiqih Mazhab Syafi’i yaitu I’anatut Thalibin, Tuhfatul Muhtaj, Hasyiyatul Jamal.
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ.
اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka.
Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin.
Artinya: "Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh".
Setelah itu, kita juga dianjurkan membaca lafal doa berikut ini:
اَللهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ
Allāhumma bika ushāwilu, wa bika uhāwilu, wa bika uqātilu.
Artinya: “Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.”
Sebagai penutup, dianjurkan juga untuk menutup doa salat dhuha dengan lafal berikut ini sebanyak 40 atau 100 kali jika memungkinkan:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Rabbighfir lī, warhamnī, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwābur rahīm.
Artinya: “Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah daku. Terimalah tobatku. Sungguh, Kau maha penerima tobat dan maha penyayang.”
Editor: Addi M Idhom