tirto.id - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan campuran fatty acid methyl ester (FAME) dan minyak biodiesel (B30) dapat segera digunakan per Januari 2020 sesuai Permen ESDM 12 tahun 2015.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprodbi), Master Parulian Tumanggor mengatakan, per 2020 nanti kehadiran B30 akan meningkatkan konsumsi FAME dalam negeri di angka 9 juta kiloliter.
Jumlah ini lebih tinggi dari kebutuhan FAME sebanyak 6 juta kilo liter via penggunaan B20 sepanjang 2018 lalu.
Kebutuhan FAME itu, kata Tumanggor, masih berada dalam jangkauan total produksi FAME yang dimiliki Indonesia sebanyak 12 juta kiloliter per tahun yang tersebar di 19 pabrik.
"Untuk dalam negeri kita 6 juta kiloliter. Jadi 2020 [ada B30] tambah lagi 3 juta kiloliter, baru 9 juta kiloliter. Ekspor 1,5 juta kiloliter jadi total konsumsi baru 10,5 juta kiloliter," ujar Tumanggor kepada wartawan saat ditemui di Kementerian ESDM, Kamis (13/6/2019).
Tumanggor menjelaskan dengan perhitungan itu maka saat ini Indonesia masih memiliki sisa produksi FAME yang belum terpakai sekitar 1-1,5 juta kiloliter.
Namun, untuk kebutuhan saat ini, ia memastikan pasokan masih mencukupi dengan dukungan produksi CPO hingga 42 juta ton.
"Ada idle [FAME tak terpakai] 1-1,5 juta kiloliter," ucap dia.
Meskipun demikian, Tumanggor juga menilai ke depannya ada banyak pengusaha yang akan membangun pabrik pemrosesan biodiesel.
Informasi yang diterimanya, hingga saat akan ada pembangunan 2 pabrik baru di Kalimantan Timur. Kedua pabrik itu diperkirakan dapat menambah kapasitas produksi FAME menjadi 1 juta kiloliter.
"Saya dengar-dengar ada nambah kapasitas 1 juta kilo liter. Dua pabrik total kurang lebih 1 juta kiloliter. Jadi kapasitasnya bisa 13 juta kiloliter," kata dia.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali