tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menyatakan uji coba campuran 30 persen minyak nabati atau fatty acid methyl ester (FAME) dengan diesel (B30) menjadi penting untuk menahan laju impor BBM.
Menurutnya, dalam 5-6 tahun ke depan, impor BBM diperkirakan dapat membengkak hingga dua kali lipat seiring banyaknya infrastruktur darat yang dibangun pemerintah.
“Pemerintah kan bangun jalan tol. Semalam saya coba dari Semarang ke Jakarta. Kalau ini dibangun seperti ini artinya konsumsi BBM akan naik pelan tapi pasti,” ucap Jonan dalam sambutannya pada peluncuran uji coba B30 di Gedung Kementerian ESDM pada Kamis (13/6).
Jonan pun menambahkan, “sekarang impor minyak crude setiap hari setengah juta barel. Kalau dibiarkan karena pembangunan tol banyak, 2025 impornya sudah 1 juta barel. Naik dua kali lipat.”
Di samping menekan impor bahan bakar, Jonan juga menjelaskan bahwa pemerintah memiliki kepentingan untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan.
Pasalnya, saat ini neraca perdagangan sektor migas masih defisit sehingga sedari sekarang perlu langkah-langkah untuk mengendalikan impor minyak.
“Pemerintah memiliki kepentingan menjaga balance of trade supaya impor minyak terkendali,” ucap Jonan.
Adapun uji coba B30 yang dilakukan Kemen ESDM baru merambah pada mesin diesel. Dalam perkembangannya akan merambah juga sektor transportasi lain seperti kereta api, kapal laut, dan alat berat pertambangan.
Uji coba B30 pada Juni 2019 ini sekaligus menjadi awalan untuk memberi rekomendasi pada penerapan B30 yang diperkirakan akan berlangsung pada Januari 2020. Hal ini sesuai dengan Permen ESDM No. 12 Tahun 2015.
Konsumsi biodiesel pun juga menjadi salah satu ukuran yang diharapkan meningkat. Dari 3,8 juta kilo liter per 2018 lewat penerapan B20, diprediksi dapat meningkat menjadi 6,9 kiloliter per 2025.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto