Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

AstraZeneca Bantah MUI: Vaksin Tidak Mengandung Babi

AstraZeneca Indonesia menegaskan vaksin COVID-19 mereka merupakan vaksin vektor virus yang tidak mengandung produk turunan babi atau produk hewani lainnya.

AstraZeneca Bantah MUI: Vaksin Tidak Mengandung Babi
Karyawan berjalan di dekat "envirotainer" berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/3/2021) malam. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.

tirto.id - AstraZeneca Indonesia memberikan klarifikasi terkait fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa vaksin AstraZeneca mengandung produk turunan babi, yang baru dirilis kemarin (19/3/2021).

Pihak AstraZeneca Indonesia mengatakan bahwa pihaknya menghargai fatwa yang dikeluarkan oleh MUI. Namun, kata mereka, vaksin COVID-19 AstraZeneca tidak bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya.

Dalam rilis yang diterima redaksi Tirto pada Sabtu (20/3/2021), mereka mengatakan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca merupakan vaksin vektor virus yang tidak mengandung produk berasal dari hewan, seperti yang telah dikonfirmasi oleh Badan Otoritas Produk Obat dan Kesehatan Inggris.

"Semua tahapan proses produksinya, vaksin vektor virus ini tidak menggunakan dan bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya," tulis mereka dalam rilisnya.

Mereka juga meyakinkan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca telah disetujui di lebih dari 70 negara di seluruh dunia, termasuk Arab Saudi, UEA, Kuwait, Bahrain, Oman, Mesir, Aljazair dan Maroko dan banyak dewan Islam di seluruh dunia telah telah menyatakan sikap bahwa vaksin ini diperbolehkan untuk digunakan oleh para Muslim.

Kata mereka, vaksin COVID-19 AstraZeneca aman dan efektif dalam mencegah COVID-19. Mereka mengklaim, uji klinis menemukan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca 100% dapat melindungi dari penyakit yang parah, rawat inap dan kematian, lebih dari 22 hari setelah dosis pertama diberikan.

Pihak AstraZeneca Indonesia mengaku penelitian vaksinasi yang telah dilakukan berdasarkan model penelitian dunia nyata menemukan bahwa satu dosis vaksin mengurangi risiko rawat inap hingga 94% di semua kelompok umur, termasuk bagi mereka yang berusia 80 tahun ke atas.

"Penelitian lain juga menunjukkan bahwa vaksin dapat mengurangi tingkat penularan penyakit hingga dua pertiga," kata mereka. "Semua vaksin, termasuk Vaksin COVID-19 AstraZeneca, merupakan bagian penting dalam menanggulangi pandemi COVID-19 agar dapat memulihkan keadaan di Indonesia agar dapat memulihkan perekonomian Indonesia secepatnya.

Baca juga artikel terkait VAKSIN ASTRAZENECA atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Restu Diantina Putri