tirto.id - Permainan lato-lato atau clackers akhir-akhir ini viral dan tengah digemari oleh banyak anak di Indonesia. Bahkan beberapa waktu lalu Presiden Jokowi juga terlihat ikut mencoba permainan lato-lato ini.
Namun, apa sebenarnya permainan lato-lato?
Permainan lato-lato sebenarnya sudah ada sejak 1970 an hingga 1980 an dan sempat menjadi tren kala itu. Permainan lato-lato ini biasanya dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Lato-lato adalah alat permainan yang terdiri dari dua buah bola kemudian disambungkan melalui tali atau benang nilon. Selain itu di bagian tengah benang antara dua bola ada sebuah pegangan khusus seperti cincin jari yang digunakan oleh pemain lato-lato untuk menggerakkan mainan tersebut.
Sejarah permainan lato-lato
Di Amerika Serikat pada akhir 1960-an hingga awal 1970-an permainan seperti lato-lato, clackers ini juga pernah menjadi tren dan digandrungi banyak orang. Nama 'clackers' berasal dari suara benturan antara dua bola yang diayun dalam permainan ini, yang oleh orang Barat terdengar seperti "clack", "clack", "clack".
Pada era 1960-an hingga 1970-an tersebut, clackers dibuat dari kaca atau plastik akrilik yang menyebabkan alat permainan tersebut bisa pecah ketika bola-bolanya berbenturan.
Sehingga pada saat itu, permainan tersebut tentu dianggap bisa membahayakan anak-anak. Selain itu, jika kedua bola diayunkan dengan cara berlebihan, alat permainan ini juga bisa menyebabkan cedera bagi orang yang memainkannya.
Seiring dengan kegandrungan terhadap clackers, mulai muncul laporan soal adanya cedera atau korban permainan ini. Dilansir dari laman New York Times, di Amerika Serikat, ini bermula pada Februari 1971, ketika Komisioner FDA, Charles C. Edwards menyebutkan setidaknya ada empat orang, yaitu dua anak-anak dan dua orang dewasa yang mengalami luka karena penggunaan permainan tersebut.
FDA kemudian melakukan tes terhadap clacker di laboratorium untuk mengukur kecepatan dan potensi pecah alat tersebut, akhirnya melarang penggunaannya pada tahun yang sama. Ini diperkuat dengan pernyataan Consumer Product Safety Commission bahwa clackers tergolong 'berbahaya'.
Meski begitu, kegandrungan terhadap clackers sudah sempat menyebar ke berbagai penjuru dunia. Nama yang disematkan untuk permainan ini pun jadi lebih beragam dan berbeda-beda pada setiap negara, tidak hanya clackers, tetapi juga click-clacks, knockers, dan clankers.
Menurut laman New York Timespada Agustus 1971, di Italia bahkan pernah diadakan kejuaraan dunia clackers, tepatnya di desa Calcinatello, dekat Brescia. Dalam kejuaraan ini, berbagai peserta dari Belanda, Belgia, Swiss, Inggris, hingga Kanada datang untuk ikut serta menguji kemampuan mengayunkan clackers.
Sementara itu, di Indonesia permainan lato-lato sebelumnya juga pernah menjadi tren di beberapa daerah Indonesia pada 1970-an dan 1980-an.
Saat ini, permaian lato-lato yang juga dikenal dengan nama katto-katto, nok-nok, tek-tek, ethek-ethek, hingga kletokan, kembali hits dan viral menjadi permainan yang menyenangkan bagi anak-anak generasi 2020-an.
Permainan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Saat ini permainan tersebut bahkan bisa menjadi alternatif aktivitas bermain anak-anak yang lebih positif dan bisa menjauhkan mereka dari handphone yang sering kali memberi dampak buruk bagi tumbuh kembang anak.
Cara mudah memainkan lato-lato
Cara memainkan lato-lato adalah dengan mengayun lato-lato tersebut secara perlahan terlebih dahulu sehingga kedua bola yang digerakkan bisa beradu dan menciptakan bunyi khas. Dari bunyi tersebutlah, permainan ini dikenal dengan berbagai nama.
Cara mudah memainkan lato-lato adalah pegang cincin yang terletak di tengah-tengah benang nilon. Setelah itu goyangkan tali secara perlahan hingga bola beradu. Kemudian secara perlahan tingkatkan kecepatan Anda menggoyangkan bola lato-lato.
Namun, sebelumnya pastikan dulu dua bola yang diayunkannya bergerak berlawanan arah, saling membentur di bawah tangannya. Setelah itu, usai momentum terbentuk, ayunan bisa dibuat hingga 180 derajat, sehingga bola tersebut berbenturan pula di atas tangan.
Kunci dalam memainkan clackers terletak pada gerakan tangan yang tepat untuk memastikan senar tetap lurus, sehingga bola tetap berbenturan dengan gerakan teratur di atas dan bawah tangah. Tujuannya adalah mempertahankan bunyi clack-clack-clak selama mungkin.
Berapa harga lato-lato?
Berapa harga lato-lato ramai dicari sebagian besar masyarakat, terutama mereka yang memiliki anak. Dilansir dari laman Shopee dan Tokopedia harga mainan lato-lato berkisar antara Rp3 ribuan hingga belasan ribu rupiah tergantung model dan bahan lato-lato.
Editor: Iswara N Raditya