Menuju konten utama

Arti Carbon Capture and Storage yang Disinggung Gibran di Debat

Carbon Capture and Storage adalah salah satu teknologi pencegahan pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Ini penjelasan lengkapnya.

Arti Carbon Capture and Storage yang Disinggung Gibran di Debat
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). ANTARA FOTO//M Risyal Hidayat/tom.

tirto.id - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, sempat menyebut soal Carbon Capture and Storage (CSS) dalam Debat Cawapres ke-2 Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam.

Hal itu dia utarakan saat menjawab pertanyaan dari panelis pada segmen kedua Debat ke-4 Pilpres 2024. Pasangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 tersebut mendapat giliran pertama untuk menjawab pertanyaan.

“Pembangunan rendah karbon diperlukan untuk mewujudkan net zero emission atau emisi 0 bersih tahun 2060 melalui pemanfaatan sumber daya alam yang efisien dan inklusif. Namun, praktik pembangunan masih berorientasi pada ekonomi ekstraktif. Pertanyaannya, bagaimana kebijakan paslon untuk mengarusutamakan pembangunan rendah karbon yang berkeadilan?” ujar moderator satu debat, Retno Pinasti.

Setelah dipersilakan moderator, putra sulung Jokowi tersebut lantas menjawab dalam kurun waktu dua menit. Dalam kesempatan inilah Gibran menyinggung sedikit soal Carbon Capture and Storage.

“Jika kita menyinggung masalah soal karbon, maka kita juga harus menyinggung soal pajak karbon, carbon storage, juga carbon capture. Agenda ke depan tentu kita harus mendorong transisi menuju energi hijau. Kita tidak boleh lagi ketergantungan pada energi fosil. Kita dorong terus energi hijau yang berbasis bahan baku nabati,” kata suami Selvi Ananda itu.

Lantas, apakah arti Carbon Capture and Storage yang disinggung Gibran di debat?

Apa Itu Carbon Capture and Storage?

Seperti dijelaskan oleh laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Carbon Capture and Storage adalah salah satu teknologi pencegahan pemanasan global yang dilakukan dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.

“Teknologi ini merupakan rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain, mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage),” tulis laman esdm.go.id.

Pemisahan dan penangkapan CO2 telah lama menjadi praktik umum dalam industri menggunakan teknologi absorpsi. Proses penangkapan CO2 biasanya terjadi dalam produksi hidrogen, baik dalam skala laboratorium maupun komersial. Pengangkutan CO2 dilakukan melalui pipa atau tanker, mirip dengan pengangkutan gas lainnya seperti LPG dan LNG.

Sementara itu, penyimpanan CO2 dapat dilakukan dengan menyimpannya dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi, di mana gas tersebut menjadi terperangkap dan tidak lepas ke atmosfer. Alternatifnya, CO2 juga dapat diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu sebagai metode penyimpanan.

Laman ESDM menjelaskan bahwa upaya tersebut tidaklah sesederhana yang dibayangkan, mengingat gas buang umumnya memiliki karakteristik bertekanan rendah dan konsentrasi CO2 yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan proses tambahan yang membutuhkan energi yang signifikan untuk pemisahannya.

“Kenyataan ini menciptakan tantangan mendatang yang perlu diantisipasi agar proses penangkapan CO2 dapat menjadi efektif dan efisien. Meskipun secara umum teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon ini menunjukkan potensi yang besar untuk mengatasi sumber emisi CO2 yang signifikan, seperti pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil atau industri besar lainnya,” tulis laman tersebut.

Namun, Kementerian ESDM menggarisbawahi bahwa masih banyak aspek yang perlu diselesaikan sebelum penerapan penuh teknologi Carbon Capture and Storage tersebut. Di antaranya soal perbaikan dalam teknologi itu sendiri, legalisasi, serta pembiayaan.

Perlu diketahui bahwa isu Carbon Capture and Storage juga sempat disinggung dalam Debat Cawapres 2024 pertama pada 23 Desember 2023 lalu. Saat itu, Gibran bertanya kepada cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, terkait bagaimana regulasi Carbon Capture and Storage kepada Mahfud.

Mahfud pun menjawab, regulasi tidak harus spesifik satu per satu, kecuali proyek yang dijalankan sudah ada. Dia menuturkan membuat aturan itu sendiri harus dimulai dengan membuat naskah akademik.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Politik
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Yantina Debora