tirto.id - Perasaan cemas bisa muncul kapan saja dalam kehidupan sehari-hari. Rasa cemas yang berlebihan tidak lagi dianggap sebagai cemas biasa dan harus segera ditangani.
Gangguan kecemasan merupakan kondisi psikologis seseorang yang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan.
Mengutip jurnal online yang diterbitkan oleh UNY.ac.id, Fitri et al. (2003) mendefinisikan kecemasan sebagai respons terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi dalam perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta proses menemukan identitas diri dan arti hidup.
Sementara itu, menurut Lubis (2009), kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal.
Seseorang dapat mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian di masa mendatang. Oikiran tentang seseuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi dapat menjadi penyebab kecemasan.
Sedangkan Sundari (2004) mengartikan kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan.
Dilansir dari laman RSUP Dr. Sardjito, beberapa jenis gangguan cemas meliputi gangguan panik, gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial, gangguan kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD), Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan Obsessive Confulsive Disorder (OCD).
Gejala Kecemasan Berlebihan
Penderita gangguan kecemasan memiliki gejala psikologis berupa gelisah, rasa takut, hingga gejala fisik yang mungkin menyertai. Melansir laman Kementerian Kesehatan, gejala kecemasan terbagi menjadi 2, yaitu gejala fisik dan gejala psikologis.
a) Gejala Psikologis
Gejala psikologis yang muncul pada pengidap kecemasan sangat beragam, diantaranya seperti:
- Ketakutan merasa akan ditimpa bahaya
- Sulit berkonsentrasi
- Mudah marah dan stres
- Berkurangnya rasa percaya diri
- Tidak dapat memusatkan perhatian
- Tidak tentram
- Ingin lari dari kenyataan
b) Gejala fisik
Gejala fisik adalah gejala yang menyertai munculnya gejala psikologis. Gejala-gejala yang bersifat fisik di antaranya adalah :
- Sulit tidur
- Badan gemetar
- Mengeluarkan keringat secara berlebihan
- Jantung berdebar
- Sesak nafas
- Lelah
- Sakit perut atau kepala
Meski belum diketahui penyebabnya secara pasti, seseorang mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi jika memiliki beberapa hal berikut ini:
- Ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti rasa malu atau hambatan perilaku, merasa tidak nyaman dengan seseorang, dan menghindari, orang, situasi, atau lingkungan yang tidak dikenal.
- Peristiwa stres atau traumatis di masa kanak-kanak atau dewasa awal.
- Riwayat kecemasan keluarga atau kondisi kesehatan mental lainnya.
- Kondisi fisik tertentu, termasuk masalah tiroid dan aritmia jantung (irama jantung yang tidak biasa).
Cara Mengatasi Kecemasan Berlebihan
Mengutip situs Healthline, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi, mengendalikan, dan mengurangi gejala kecemasan berlebihan, diantaranya:
1. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy)
Terapi ini dapat mengubah cara berpikir sesorang yang memiliki rasa cemas berlebihan. Biasanya seorang terapis akan membantu penderitanya untuk mempelajari berbagai cara berpikir dan bereaksi terhadap situasi penyebab kecemasan.
2. Pelajari tentang pemicu gangguan kecemasan
Mengenali sumber kecemasan dapat membantu seseorang mengelola gejala dan hambatan yang ada. Asupan nikotin dan kafein yang berlebihan dapat menimbulkan gejala kecamasan.
Selain itu, saat seseorang berpikir berlebihan tentang sesuatu yang belum jelas terjadi juga dapat meningkatkan intensitas kecemasan.
3. Meditasi
Meditasi yang dilakukan secara rutin dapat membantuk otak untuk menghilangkan pikiran cemas yang muncul.
4. Buat jurnal
Membiasakan diri untuk menuliskan pikiran dan emosi dapat membantu pikiran rileks, sehingga mengurangi berpikiran cemas sepanjang malam.
5. Belajarlah untuk bersantai
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang berat dari segala sisi. Manajemen stress menjadi bagian penting dari mengurangi gangguan kecemasan.
Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi dan hal-hal yang memang tidak bisa diubah dapat membantu mengurangi kecemasan.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Yandri Daniel Damaledo