Menuju konten utama

Apa Perbedaan Henti Napas dan Henti Jantung serta Penanganannya?

Iqbal Pakula meninggal dunia akibat henti napas yang dikaitkan dengan sakit jantungnya, lalu apa perbedaan henti napas dan henti jantung dalam dunia medis?

Apa Perbedaan Henti Napas dan Henti Jantung serta Penanganannya?
Ilustrasi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Aktor Indonesia, Iqbal Pakula meninggal dunia pada Selasa, 25 April 2023 akibat henti napas yang dikaitkan dengan sakit jantung yang dideritanya sejak November lalu.

Lantas, apa perbedaan antara henti napas dan henti jantung yang kerap menjadi istilah medis untuk mendeskripsikan salah satu penyebab seseorang meninggal dunia?

Henti Napas & Henti Jantung, Apa Bedanya?

American Health Care Academy menjelaskan bahwa perbedaan antara henti jantung dan henti napas dapat dengan mudah diketahui dari denyut nadi. Pernapasan normal terpengaruh selama henti napas atau henti paru.

Sementara pada henti jantung, aliran darah normal di beberapa bagian tubuh berhenti. Henti jantung adalah keadaan di mana jantung berhenti berdetak karena aliran darah kurang terdeteksi.

Meskipun demikian, jantung mungkin masih berusaha memompa darah ke bagian tubuh lainnya.

Laman VeryWell Health memaparkan, pada kondisi tertentu henti napas akan menyebabkan henti jantung, dan henti jantung akan dengan cepat menyebabkan henti napas.

Ketika keduanya terjadi bersamaan ketika jantung seseorang berhenti dan mereka tidak bernapas, biasanya akan disebut henti jantung.

Penanganan Darurat Henti Napas

Seseorang yang mengalami henti napas biasanya akan menunjukkan tanda-tanda awal berupa kesulitan bernapas, mereka bekerja keras untuk mendapatkan cukup oksigen.

Dilansir dari John Hopkins Medicine, jika menemukan orang dengan kondisi seperti ini segera hubungi pusat gawat darurat medis.

Lalu, lakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) sembari menunggu pertolongan medis datang. Seperti dikutip situs Red Cross, berikut ini adalah cara melakukan CPR.

  • Berlututlah di samping korban. Letakkan korban telentang di atas permukaan yang kokoh dan rata
  • Berikan 30 kali kompresi dada
  • Posisi tangan: Dua tangan berada di tengah dada
  • Posisi tubuh: Bahu tepat di atas tangan; siku terkunci
  • Kedalaman Setidaknya 2 inci
  • Kecepatan 100 hingga 120 per menit
  • Biarkan dada kembali ke posisi normal setelah setiap kompresi
  • Berikan 2 tarikan napas
  • Buka jalan napas ke posisi netral menggunakan teknik memiringkan kepala/mengangkat dagu
  • Jepit hidung, ambil napas normal, dan tutup mulut korban dengan mulut Anda.
  • Pastikan setiap tarikan napas berlangsung sekitar 1 detik dan membuat dada terangkat; biarkan udara keluar sebelum memberikan tarikan napas berikutnya
  • Jika napas pertama tidak membuat dada terangkat, miringkan kepala dan pastikan segel yang benar sebelum memberikan napas kedua Jika napas kedua tidak membuat dada terangkat, mungkin ada benda yang menghalangi jalan napas
  • Lanjutkan memberikan 30 kompresi dada dan 2 napas. Gunakan AED segera setelah tersedia. Minimalkan interupsi pada kompresi dada hingga kurang dari 10 detik.

Penanganan Darurat Henti Jantung

National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) memberikan langkah-langkah yang dapat diikuti untuk penanganan darurat orang yang mengalami henti jantung, meliputi:

  • Jika Anda melihat seseorang pingsan, periksa apakah orang tersebut merespons saat Anda berteriak dan mengetuk tubuhnya. Periksa pernapasan dan denyut nadinya. Jika orang tersebut tidak bernapas dengan normal dan jika tidak merespons, telepon ambulans atau petugas medis untuk meminta bantuan.
  • Lakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR).
  • Gunakan Automated External Defibrillator (AED). Ikuti instruksi lisan AED untuk memberikan shock guna menghidupkan kembali jantung korban.
  • Nalokson harus diberikan sebagai bagian dari perawatan darurat untuk henti jantung yang mungkin disebabkan oleh overdosis opioid. Penanggap pertama membawa nalokson. Jika orang tersebut diketahui berisiko mengalami overdosis opioid dan terlatih untuk memberikan nalokson, Anda dapat merawatnya sebelum petugas pertolongan pertama tiba.
  • Lanjutkan CPR hingga petugas pertolongan pertama tiba dan mengambil alih. Petugas pertolongan pertama akan melanjutkan RJP dan mungkin menggunakan AED untuk memberikan lebih banyak kejut untuk mengembalikan irama jantung korban. Mereka juga dapat memberikan obat-obatan melalui jalur infus.

Baca juga artikel terkait HENTI NAPAS atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno