tirto.id - Minuman kolagen tengah ramai diperbincangkan di media sosial karena dianggap punya klaim yang menyesatkan. Alih-alih menyehatkan atau memutihkan kulit, minuman kolagen justru berpotensi memicu penyakit seperti diabetes.
Seperti yang diketahui, saat ini banyak sekali produk minuman kolagen yang beredar di Indonesia. Beberapa produk minuman ini juga menambahkan glutathione yang dikenal memiliki sifat antioksidan.
Minuman kolagen ini pun beredar di pasaran dengan klaim khasiat yang beragam. Beberapa klaimnya antara lain dapat menghaluskan, mengencangkan, hingga memutihkan kulit. Lalu, benarkah klaim tersebut?
Mengenal Apa Itu Kolagen
Dilansir dari Cleveland Clinic, kolagen adalah protein yang sebenarnya dapat diproduksi oleh tubuh secara alami. Kolagen dapat ditemukan di kulit, tulang, maupun otot. Kolagen pun punya peran penting dalam kesehatan, khususnya mendukung struktur dan kekuatan tubuh.
Contoh peran kolagen adalah dalam hal regenerasi kulit. Kolagen berperan mengganti sel kulit yang mati serta membantu pembentukan sel kulit yang baru.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, produksi kolagen dalam tubuh akan menurun sehingga dapat berpengaruh pada kesehatan, salah satunya pada kulit. Kekurangan kolagen bisa membuat kulit berkerut/keriput, otot melemah, nyeri sendi, hingga menurunnya mobilitas karena sendi yang rusak/kaku.
Hal inilah yang kemudian mendorong banyak orang untuk mengonsumsi suplemen kolagen. Selain demi kecantikan kulit, suplemen kolagen dipercaya bisa mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Apakah Minuman Kolagen Bisa Memutihkan?
Laman Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa kolagen memang punya peran penting untuk kesehatan kulit. Kolagen dapat membuat kulit lebih lembab dan lebih kencang, tapi tidak bisa memutihkan.
Sementara situs Health Harvard mengungkapkan ada sejumlah penelitian yang melibatkan lebih dari 1.000 partisipan untuk mengetahui pengaruh suplemen dan minuman kolagen terhadap kulit. Partisipan pun mengaku bahwa kulit mereka terasa lebih kenyal, kencang, dan kerutan pun berkurang.
Akan tetapi, tidak diketahui pasti apakah itu semua adalah efek dari kolagen. Pasalnya, suplemen yang digunakan dalam penelitian tersebut juga mengandung bahan-bahan lain seperti vitamin, mineral, antioksidan, hingga hyaluronic acid.
Jadi, belum ada bukti ilmiah yang jelas bahwa minuman kolagen bisa meningkatkan kesehatan kulit. Hal serupa juga diungkapkan oleh ahli dermatologi Joshua Zeichner, M.D. yang mengatakan bahwa meminum kolagen tidak memberikan efek signifikan pada kulit.
Menurut Zeichner, kolagen adalah suatu molekul berukuran besar. Namun saat kita meminumnya, kolagen tersebut akan dicerna oleh usus dan dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil. Karena itu, tubuh tidak akan mendapatkan manfaat kolagen secara utuh karena sudah dipecah terlebih dahulu.
Lalu, bagaimana dengan minuman kolagen yang beredar di Indonesia yang mengklaim dapat menyehatkan dan memutihkan kulit? Tentunya Anda sebagai konsumen harus lebih berhati-hati dan mencari tahu lebih banyak mengenai minuman kolagen meskipun produk tersebut telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Salah satu jurnal Al-Azhar Indonesia yang ditulis oleh Rr. Garnetta Mustikaningrum dan Ajeng Ilastria Rosalina menyoroti tentang klaim minuman kolagen yang dapat meningkatkan kesehatan kulit.
Dalam jurnal disebutkan bahwa kebanyakan minuman kolagen di Indonesia memang telah terdaftar dan mendapatkan izin edar dari BPOM. Akan tetapi, sebagian besarnya mendapat izin edar dengan kode produk MD/ML dan digolongkan dalam kategori pangan.
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999, baik pada label kemasan maupun iklan, produk pangan wajib memuat keterangan secara benar dan tidak menyesatkan. Produk pangan juga dilarang mencantumkan khasiat kesehatan layaknya fungsi sebuah obat.
Masalah lain yang jadi sorotan adalah komposisi minuman kolagen. Pada label kemasan sebagian besar produk minuman kolagen, komposisi terbanyak atau yang dicantumkan pertama kali ternyata adalah gula atau turunannya. Kandungan kolagen yang diberikan justru dalam jumlah yang lebih kecil.
Jadi, berdasarkan izin edar BPOM maupun komposisinya, kebanyakan minuman kolagen yang beredar saat ini tak lebih dari minuman berperisa mengandung gula yang tentunya berbahaya jika dikonsumsi rutin setiap hari.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari