Menuju konten utama

Apa Itu KB Alami yang Bisa Jadi Pilihan Aman di Masa Pandemi?

Metode yang digunakan adalah menghitung kalender hingga tidak berhubungan seksual di saat masa subur.

Apa Itu KB Alami yang Bisa Jadi Pilihan Aman di Masa Pandemi?
Ilustrasi Kalender. foto/istockphoto

tirto.id - KB alami bisa menjadi salah satu pilihan aman untuk mengontrol kehamilan di masa pandemi COVID-19.

Sebab dengan menggunakan KB alami ini Anda tidak perlu khawatir harus pergi keluar rumah untuk membeli pil KB atau mendatangi rumah sakit untuk melakukan pemasangan IUD maupun implan.

Namun, yang harus diperhatikan adalah saat Anda memilih untuk menggunakan KB alami makan Anda harus disiplin dan teratur melakukan pencataan agar tak terjadi kehamilan yang tidak direncanakan.

KB alami adalah pilihan kontrasepsi alami tanpa adanya intervensi dari luar berupa obat-obatan maupun implan ataupun IUD (intrauterine device) alias spiral yang dimasukkan ke dalam rahim.

Bagi sebagian kalangan, KB alami juga dikenal dengan istilah kontrasepsi tradisional.

"Metode yang digunakan adalah menghitung kalender, tidak berhubungan di saat masa subur, dan ibu yang sedang menjalani ASI eksklusif," kata Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Putri Deva Karimah dari RS Pondok Indah seperti dilansir Antara.

Salah satu syaratnya menerapkan KB alami adalah mengetahui pola dari siklus haid selama 6-12 bulan, apakah normal dalam 28-35 hari, dari haid pertama hingga haid hari berikutnya.

"Untuk mencegah terjadinya kehamilan, pasien harus tahu kapan waktu suburnya atau masa ovulasi," kata dia.

Ovulasi adalah masa di saat sel telur dilepaskan dari indungnya, dan terjadi umumnya sebulan sekali, sekitar 14 hari setelah hari pertama menstruasi.

Saat sel telur dilepaskan, usia hidupnya termasuk singkat. Waktu pembuahan harus dilakukan 24-48 jam setelah masa ovulasi, jika Anda ingin hamil.

Namun, sperma dapat tetap hidup layak dalam tubuh perempuan hingga lima hari setelah ejakulasi.

Jadi, jika sperma tetap tinggal dalam saluran reproduksi sambil menunggu sel telur yang baru turun, peluang untuk hamil akan tetap ada, bahkan jika Anda dan pasangan berhubungan seks beberapa hari sebelum ovulasi.

Pada banyak kasus, mekanisme biologis ini memungkinkan masa kesuburan bertahan hingga 5-8 hari setelah hubungan seks, tergantung karakteristik sperma pasangan, frekuensi ejakulasi selama masa subur dan berbagai faktor lainnya.

"Bila pasien ragu dengan perhitungan kalendernya, sebaiknya pasangan menggunakan alat kontrasepsi kondom," ujarnya.

Selain itu, cara lain yang bisa dilakukan adalah memakai alat pendeteksi ovulasi yang sudah banyak dijual di apotek.

Alat ini dapat menilai ketebalan lendir serviks dan mengukur suhu tubuh. Dengan alat ini, pasangan diharapkan tidak berhubungan saat mendekati masa subur atau saat masa subur.

Umumnya, hari pertama menstruasi hingga hari ketujuh dan hari ke-21 dari hari pertama menstruasi, merupakan hari tidak subur dan aman untuk berhubungan seksual tanpa terjadi kehamilan.

"Tapi perlu diingat, hal ini hanya berlaku pada perempuan yang memiliki siklus haid teratur selama 6 bulan ke belakang, dan perhitungan ini dapat bervariasi pada tiap perempuan," kata dia.

Tapi patut diingat, KB alami mungkin tidak cukup efektif dalam menunda kehamilan dibandingkan metode kontrasepsi lain.

Sebab, efektivitas KB kalender bergantung kepada setiap individu dan persentase kegagalannya mencapai 24 persen.

"Maka itu, jika KB kalender ini efektif bagi pasangan lain, belum tentu sistem kalender juga efektif untuk Anda dan pasangan," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait KB atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH