tirto.id - Beberapa hari lalu, masyarakat sempat dihebohkan dengan sebuah pesan singkat melalui WhatsApp soal heatwaves atau gelombang panas yang sedang melanda beberapa negara termasuk Indonesia.
Dalam pesan singkat tersebut, masyarakat diminta untuk bersiap-siap menghadapi suhu hingga 40-50 derajat Celsius, yang disertai dengan tips dan penjelasan terkait gelombang panas.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto saat dihubungi redaksi Tirto menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah hoaks atau tidak benar.
"Pasti hoaks ini. Kita baru saja mau selesai musim hujan dan memasuki musim kemarau, memang jelang musim kemarau umumnya ada peningkatan suhu udara permukaan, tapi masih pada kisaran normal (tidak ekstrem)," tegasnya.
Siswanto juga mengatakan, peningkatan suhu panas tersebut bersifat siklus sebagai fluktuasi dalam variasi suhu bulanan dalam setahun. Suhu di Indonesia pada bulan April - Mei normalnya berkisar antara 23 - 29°C.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa.
Sigit mengatakan, terkait dengan info yang mengatakan saat ini Indonesia sedang dilanda gelombang panas menurutnya sangat menyesatkan. Sebab, menurutnya Indonesia tidak pernah dan tidak akan terkena gelombang panas seperti yang pernah terjadi di Eropa.
Apa Itu Heatwaves atau Gelombang Panas?
BMKG dalam situs resminya menjelaskan, heatwaves atau gelombang panas dalam ilmu klimatologi didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.
Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.
Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.
Apa Penyebab Gelombang Panas?
Gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.
Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya meningkat.
Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.
Editor: Agung DH