tirto.id - Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Sementara klausa adalah satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Demikian penjelasannya sebagaimana dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring.
Pernahkah Anda mendengar kata "frasa" dan "klausa"? Atau menemukannya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia? Meskipun kedua kata itu tidak asing di telinga, mungkin ada yang belum mengetahui artinya secara lebih mendalam.
Berikut adalah penjelasan lebih lengkap dari frasa dan klausa.
Pengertian Frasa
Seperti tertuang di dalam buku Morfologi dan Sintaksis Bahasa Sakai (1995:59), setidaknya ada dua ahli bahasa yang pernah mengemukakan pendapatnya mengenai frasa. Menurut Kridalaksana (1982:46), frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak prediktif.
Sementara Ramlan (1983:17) juga menyatakan hal yang kurang lebih sama. Menurutnya, frasa adalah satuan gramatika yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Kesimpulannya, frasa tidak mengandung fungsi Subjek (S), Predikat (P), Objek (O).
Dikutip dari buku Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia, cara menentukan frasa adalah dengan mempergunakan prinsip unsur langsung (UL). Contoh frasa adalah "petani muda", "sawah dan ladang", "melambaikan tangan", "di sawah".
Berdasarkan jenisnya, frasa dapat diklasifikasikan menjadi frasa endosentrik dan frasa eksosentrik.
- Frasa Endosentrik
Frasa endosentrik adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsur maupun salah satu dari unsurnya.
- Frasa Eksosentrik
Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu unsurnya.
Pengertian Klausa
Menurut ahli bahasa Kridalaksana (1982:85), klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.
Sementara menurut ahli bahasa Ramlan (1983:78), klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari predikat (P), baik disertai subjek (S), objek (O), pelengkap (Pel) dan keterangan (Ket) atau pun tidak.
Sebenarnya, unsur inti dari klausa adalah S dan P karena sebagian besar kalimat memiliki unsur S dan unsur P. Namun, S sering dibuang, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat penggabungan klausa dan kalimat jawaban.
Kadaruddin dalam buku Translation Skill menuliskan, ada dua ciri utama dari sebuah klausa. Pertama, klausa dapat mengisi slot dalam kalimat. Kedua, klausa terdiri atau mengandung satu dan hanya satu predikat.
Selain itu, ada dua kriteria yang dapat dipakai untuk mengklasifikasikan klausa. Pertama, berdasarkan distribusinya dalam kalimat. Kedua, struktur internalnya.
Berdasarkan distribusinya dalam kalimat, klausa dapat diklasifikasikan menjadi klausa bebas, dan klausa terikat.
Contoh klausa adalah "adik menangis", "ibu mandi", "abangku dua orang", "orang itu abangku" dan "ayamnya tiga ekor".
Editor: Iswara N Raditya