Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Apa Itu Dispareunia: Penyebab, Gejala & Cara Mengobatinya

Gangguan dispareunia bisa terjadi pada laki-laki maupun pada perempuan, apa saja gejalanya dan bagaimana mengobatinya?

Apa Itu Dispareunia: Penyebab, Gejala & Cara Mengobatinya
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Jika Anda merasa tidak nyaman saat berhubungan intim, terutama merasa nyeri di daerah kemaluan, bisa jadi Anda menderita gangguan dispareunia.

Menurut laman Kementerian Kesehatan, dispareunia adalah gangguan berupa keluhan rasa nyeri yang timbul secara terus-menerus, atau sewaktu-waktu, di daerah kemaluan saat, sebelum, selama atau sesudah seseorang melakukan hubungan intim.

Dispareunia atau painful intercourse bisa terjadi pada laki-laki maupun pada perempuan. Namun, dispareunia lebih sering terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki.

Nyeri yang muncul akibat dispareunia umumnya akan terasa tajam, panas, atau seperti kram menstruasi.

Selain di vagina, nyeri juga dapat dirasakan pada kandung kemih, saluran lubang kencing, perut bagian bawah, juga panggul.

Dispareunia bisa menimbulkan dampak fisik, serta psikis pada penderitanya. Jika menderita dispareunia, mungkin Anda akan merasa amat tegang saat berhubungan seks.

Akibatnya, bila tidak segera diatasi, gangguan ini akan mengurangi keintiman antara Anda dan pasangan, dan bisa jadi berdampak kurang sehat pada relasi Anda ke depan.

Penyebab Dispareunia

Berbagai faktor yang menyebabkan dispareunia, seperti dilansir dari Cleveland Clinic, di antaranya adalah:

*Pada perempuan:

  • Vagina tidak cukup mengeluarkan cairan pelumas
  • Lapisan vagina kehilangan kelembaban dan ketebalannya, sehingga lapisan vagina menjadi kering, tipis, dan meradang (atrofi vagina)
  • Rasa takut terluka atau trauma berhubungan intim yang menyebabkan kejang pada otot vagina(vaginismus)
  • Infeksi vagina
  • Infeksi pada leher rahim
  • Masalah dengan rahim, mungkin karena adanya fibroid
  • Endometrium tumbuh di luar rahim (endometriosis)
  • Kista pada ovarium
  • Penyakit radang panggul
  • Kehamilan di mana sel telur yang telah dibuahi berkembang di luar rahim (kehamilan ektopik)
  • Melakukan hubungan seks terlalu cepat setelah operasi atau melahirkan
  • Infeksi menular seksual (IMS)
  • Nyeri kronis di area vulva (vulvodynia)
  • Cedera pada vulva atau vagina
  • Kelainan kulit yang mempengaruhi alat kelamin
  • Masalah psikologis, seperti kecemasan berlebihan, depresi, rendah diri, trauma akibat pernah menjadi korban pelecehan seksual
*Pada laki-laki:

  • Kerusakan pada kulup (kulit yang menutupi kepala penis) yang disebabkan oleh gesekan atau robekan
  • Infeksi menular seksual (IMS)
  • Kelainan bentuk penis (peyronie)
  • Priapisme yang menyebabkan ereksi yang terus-menerus dan menyakitkan

Gejala Dispareunia

Gejala dispareunia amat bervariasi pada tiap individu. Berikut adalah beberapa gejala umum dispareunia yang harus Anda cermati, seperti dilansir dari Mayo Clinic:

  • Nyeri secara terus-menerus atau berulang ketika hendak, sedang, atau setelah berhubungan seksual;
  • Nyeri hanya saat terjadi penetrasi;
  • Nyeri setiap penetrasi, termasuk ketika memasukkan tampon;
  • Rasa sakit luar biasa saat terjadi penetrasi dalam;
  • Nyeri dengan sensasi seperti terbakar atau nyeri pegal;
  • Nyeri disertai rasa berdenyut dan bisa berlangsung berjam-jam setelah berhubungan intim;
  • Kram otot sekitar panggul.

Pengobatan Dispareunia

Jika mengalami berbagai gejala dispareunia di atas, maka segeralah bertindak untuk mengatasi gangguan kesehatan yang bisa mengganggu kebahagiaan Anda ini.

Berikut adalah berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dispareunia, seperti dirujuk dari Healthline:

1. Pengobatan menggunakan obat-obatan yang sesuai dengan kondisi penderita, jika dispareunia terjadi akibat infeksi maka dokter akan memberikan:

  • Antibiotik
  • Obat antijamur
  • Kortikosteroid topikal atau injeksi
2. Jika dispareunia terjadi akibat kadar estrogen rendah, maka dokter akan memberikan tablet resep, krim, atau cincin fleksibel yang dapat mengantarkan estrogen dosis kecil dan teratur ke vagina.

3. Ospemifene (osphena) yang bertindak seperti estrogen pada jaringan vagina juga efektif membuat jaringan vagina lebih tebal dan tidak terlalu rapuh, sehingga rasa sakit saat berhubungan seksual dapat dikurangi.

4. Menggunakan pelumas yang larut dalam air saat berhubungan intim.

5. Berhubungan seks saat Anda dan pasangan dalam keadaan rileks.

6. Berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan Anda tentang rasa sakit Anda.

7. Mengosongkan kandung kemih sebelum berhubungan seks.

8. Mandi air hangat sebelum berhubungan seks.

9. Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas sebelum berhubungan seks.

10. Kompres es ke vulva untuk menenangkan rasa terbakar setelah berhubungan seks.

11. Terapi sensitisasi atau terapi seks untuk mempelajari teknik relaksasi vagina, seperti senam Kegel, yang dapat mengurangi rasa sakit.

Baca juga artikel terkait DISPAREUNIA atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno