tirto.id - Sebagian besar ibu menyusui pasti pernah mengalami clogged milk duct atau penyumbatan saluran air susu ibu (ASI). Seperti ada benjolan di dalam payudara yang terasa nyeri dan menyakitkan ketika disentuh.
Kondisi ini membuat sebagian ibu stres dan berhenti menyusui bayinya karena tak tahan dengan rasa sakitnya. Hal ini membuat serba salah, karena bila ibu berhenti menyusui bayi, maka akan semakin memperburuk kondisi payudara.
Dilansir dari laman Medical News Today, jurnal Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing menyebutkan 4,5 persen dari 117 ibu yang menyusui mengalami clogged milk ducts. Apabila penyumbatan ini dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, maka akan menjadi serius, yakni mastitis atau infeksi pada saluran ASI.
Biasanya, para ibu merasakan saluran ASI tersumbat apabila baru saja melahirkan. Sebab, tiga hari selesai masa persalinan, produksi ASI akan meningkat sesuai dengan kebutuhan bayi tanpa diimbangi dengan ASI yang dikeluarkan.
Selain itu, kasus ini juga bisa terjadi pada ibu yang memilih tidak menyusui bayinya atau ibu yang berhenti menyusui karena kelelahan pasca-persalinan. Sebab, saluran akan tersumbat bila ASI menumpuk.
Sebelum terlambat, sebaiknya para ibu selalu mengosongkan payudara agar terhindar dari penyumbatan. Berikut gejala dari clogged milk ducts yang perlu diketahui.
Tanda-tanda payudara mengalami penyumbatan atau clogged milk ducts:
1. Sakit pada payudara, jika ditekan seperti ada benjolan di dalamnya.
2. Kulit payudara terasa panas.
3. Aliran ASI tidak lancar, seringkali bayi menolak menyusu pada payudara yang bengkak.
4. Terjadi pada salah satu payudara.
5. Ada pembengkakan disekitar benjolan.
Pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari clogged milk ducts:
Untuk menghindari penyumbatan pada saluran ASI, sering menyusui dan pumping bisa dilakukan sesering mungkin. Dilansir dari laman Health Line, setidaknya para ahli menganjurkan menyusui bayi paling tidak 8-12 kali sehari.
1. Sering memijat payudara ketika sedang pumping atau saat menyusui.
2. Hindari penggunaan bra yang terlalu ketat dan menekan payudara.
3. Ketika menggendong bayi anda hindari mengikat terlalu kuat agar tidak menekan payudara, namun pastikan gendongan bayi tetap aman.
4. Pastikan bayi mengisap dengan benar.
5. Kompres hangat payudara sebelum menyusui.
6. Kompres dingin payudara setelah menyusui.
Apa yang bisa kita lakukan ketika sudah terlanjur terjadi penyumbatan?
Cara yang paling efektif adalah memijat area payudara yang membentuk benjolan, terutama pada saat menyusui atau pumping. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Tetaplah menyusui dan kosongkan payudara.
2. Mulailah menyusui dengan payudara yang sakit. Prioritaskan pada payudara yang sakit, Bayi cenderung mengisap dengan keras pada payudara pertama yang mereka tawarkan (karena mereka lebih lapar).
3. Kompres dengan air hangat dan memijat. Bisa mengompres sambil pumping.
4. Pumping dengan metode 5 menit sekali.
Kapan Anda perlu pergi ke dokter?
Jika semua treatment sudah dilakukan, dikhawatirkan terjadi infeksi pada saluran ASI yakni mastitis.
1. Sakit yang tidak mereda.
2. Demam.
3. Benjolan tidak mengempis selama lebih dari 2 hari.
4. Membengkak dan kemerahan.
5. Benjolan muncul kembali.
Saluran ASI yang tersumbat seringkali menandakan posisi menyusui yang tidak sesuai atau masalah dengan isapan bayi. Konsultasi mengenai laktasi penting dilakukan semasa kehamilan untuk mengurangi risiko terjadinya masalah demikian.
Penulis: Meigitaria Sanita
Editor: Alexander Haryanto