Menuju konten utama

Induksi Laktasi Bisa Menjadi Solusi Ibu Adopsi untuk Menyusui

Proses produksi ASI hingga menyusui atau disebut laktasi ternyata dapat bekerja dalam situasi lain seperti pada ibu adopsi yang belum pernah melahirkan.

Induksi Laktasi Bisa Menjadi Solusi Ibu Adopsi untuk Menyusui
Ilustrasi Ibu Menyusui. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bukan tidak mungkin ibu yang belum pernah hamil, lalu mengadopsi bayi, bisa menyusuinya. Terdapat sebuah cara yang menjadi solusi agar ibu adopsi bisa menyusui anaknya, yaitu dengan cara induksi laktasi.

Kebanyakan orang berpikir bahwa menyusui hanya dapat dilakukan setelah seorang ibu melahirkan. Akan tetapi, Breastfeeding menulis, proses produksi ASI hingga menyusui atau disebut laktasi ternyata dapat bekerja dalam situasi lain seperti pada ibu adopsi yang belum pernah melahirkan.

Hormon prolaktin, progesteron, dan estrogen, akan membantu tubuh untuk menghasilkan ASI di payudara selama bulan-bulan terakhir kehamilan. Akan tetapi, kadar hormone estrogen dan progesterone turun saat melahirkan sementara prolaktin meningkat untuk memulai produksi susu.

Sedangkan induksi laktasi akan bergantung pada keberhasilan replika hormon ini. Di sisi lain, prolaktin dapat melakukan pekerjaan yang sama ketika puting distimulasi, misalnya ketika bayi menyusu. Ini berarti Anda tidak perlu hamil untuk menyusui agar terjadi.

Sehingga ketika payudara mulai memproduksi ASI, maka semakin banyak ASI dikeluarkan, akan semakin banyak pula ASI yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya.

Melansir Mayo Clinic, penyedia layanan kesehatan bisa jadi akan meresepkan terapi hormon berupa penambahan estrogen atau progesterone untuk meniru efek kehamilan. Terapi ini bisa berlangsung selama berbulan-bulan.

Dua bulan sebelum Anda mulai menyusui, kemungkinan Anda akan menghentikan terapi hormon tersebut dan memulai memompa payudara. Hal ini dilakukan untuk mendorong produksi ASI dan pelepasan prolaktin.

Pada awalnya, pompa payudara dilakukan selama lima menit sebanyak tiga kali sehari. Langkah selanjutnya, pompa akan dilakukan selama 10 menit setiap empat jam, termasuk setidaknya sekali selama malam hari.

Kemudian waktu pemompaan ditingkatkan menjadi 15 hingga 20 menit setiap dua hingga tiga jam. Rutinitas ini harus selalu dilakukan hingga Anda mulai menyusui bayi yang Anda adopsi.

Namun, jika Anda hanya memiliki waktu persiapan yang singkat, terapi hormon mungkin bukan pilihan. Penyedia layanan kesehatan mungkin akan merekomendasikan obat lain untuk membantu menginduksi laktasi sementara memompa tetap penting dalam berapapun waktu yang Anda miliki.

Ketika Anda mulai menyusui bayi adopsi, penyedia layanan kesehatan mungkin menyarankan untuk terus memompa termasuk setelah menyusui.

Hal ini dilakukan untuk membantu membangun persediaan ASI. Bahkan, jika Anda berhasil menginduksi laktasi, pemberian makanan tambahan dengan susu formula khusus bayi atau ASI donor yang dipasteurisasi mungkin diperlukan terutama selama minggu-minggu awal menyusui.

Untuk mendorong rangsangan puting dan payudara yang terus-menerus, Anda dapat menggunakan bantuan makanan tambahan yang mendorong produksi ASI. Sementara itu, agar persediaan ASI tercukupi, pompa payudara sesering mungkin.

"Jika Anda ingin memiliki persediaan susu dan Anda punya waktu untuk melakukan itu, bayi akan perlu menyusu setidaknya delapan kali dalam 24 jam sehingga Anda harus mengusahakannya,” ungkap Helen Gray dari Lactations Consultants of Great Britain, dikutip dari Guardian.

Dengan kata lain, Anda harus terus menstimulasi dan mengeluarkan ASI dengan pompa payudara selama kurang lebih delapan kali sehari termasuk setidaknya satu kali pada malam hari.

“Akan banyak komitmen waktu dan energi untuk melakukan ini, Anda mungkin akan membutuhkan banyak dukungan dari orang sekitar,” lanjutnya.

Di sisi lain, ada baiknya untuk menstimulasi payudara dengan memijatnya di sela-sela memompa ASI. Dengan memijat payudara, Anda dapat mengeluarkan sejumlah kecil ASI yang tidak dapat dikeluarkan oleh pompa.

Memijat payudara dapat dilakukan terutama ketika Anda memompa dan ASI tidak keluar. Semakin empuk payudara, semakin kuat payudara untuk membuat lebih banyak ASI.

Pijat payudara, lalu coba keluarkan. Pijat lagi, lalu ulangi percobaan untuk mengeluarkan ASI dengan tangan. Untuk memijat payudara Anda, usap seluruh payudara Anda secara merata dengan arah ke bawah dengan lembut menuju ke arah areola.

Baca juga artikel terkait ADOPSI ANAK atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari