tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperkirakan adanya potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia yang berpeluang menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, genangan dan tanah longsor.
Berdasarkan prakiraan Impact - Based Forecast (IBF), daerah yang ditetapkan sebagai daerah berstatus SIAGA yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pemerintah memberikan imbauan kepada warga yang bermukim di sepanjang aliran sungai dan wilayah perbukitan untuk waspada dan melakukan kesiapsiagaan. Hal ini karena hujan lebat dengan intensitas yang lama dapat mengakibatkan potensi tanah longsor dan banjir.
Apa Itu Bencana Hidrometeorologi?
Hidrometeorologi merupakan fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air, (hidrologi), atau lautan (oseanografi) yang berdampak besar pada lingkungan seperti hilangnya nyawa, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, gangguan sosial ekonomi, serta kerusakan lingkungan.
Contoh bencana hidrometeorologi yaitu badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, curah hujan ekstrim, banjir, hingga suhu dingin.
Melansir dari laman BMKG, Indonesia mengalami bencana hidrometeorologi dari 2010 hingga 2019 yaitu banjir, puting beliung, longsor, kekeringan, hingga kebakaran hutan dan lahan.
Kejadian bencana hidrometeorologi paling banyak adalah banjir. Tahun 2010 kejadian banjir paling banyak dibandingkan dengan tahun 2011 hingga 2019. Setelah itu, longsor dan puting beliung menyusul, bahkan bencana puting beliung terbesar terjadi pada tahun 2017.
Di tahun 2019 tercatat sepanjang bulan Januari hingga September terdapat 98 persen bencana hidrometeorologi dengan wilayah terbanyak adalah Jawa Tengah dengan jumlah 692 kejadian.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan antisipasi bencana hidrometeorologi di akhir tahun 2022 berupa apel kesiapsiagaan dan simulasi penanganan bencana banjir yang bertempat di Danau Jambore, Depok, Jawa Barat pada Rabu (9/11/2022).
Mereka berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan perwakilan pemerintah daerah.
Pelatihan simulasi tersebut ditujukan untuk melihat sejauh mana kemampuan dan kesiapan dari pegiat kebencanaan dalam menghadapi potensi bencana di wilayahnya masing-masing.
Penulis: Wulandari
Editor: Dipna Videlia Putsanra