Menuju konten utama

Ancaman Resesi Global jadi Tantangan Utama Industri Asuransi RI

Sektor usaha yang menggantungkan pertumbuhan usahanya pada kegiatan ekspor impor bakal akan terganggu karena permintaan pasar luar negeri yang menurun.

Ancaman Resesi Global jadi Tantangan Utama Industri Asuransi RI
Senior Research Associate IFG Progress, Ibrahim Kholilul Rohman. (Tirto.id/Intan Umbari)

tirto.id - Senior Research Associate Indonesia Financial Group (IFG) Progress Ibrahim Kholilul Rohman menuturkan, tantangan utama industri asuransi dalam negeri pada tahun ini dibayang-bayangi resesi ekonomi global. Hal tersebut juga bakal berimbas pada ekonomi di tanah air.

"Sejumlah sektor usaha yang menggantungkan pertumbuhan usahanya pada kegiatan ekspor impor bakal akan terganggu karena permintaan pasar luar negeri yang menurun," kata Ibrahim dalam diskusi bertajuk 'Outlook Industri Asuransi 2023' bersama sejumlah media di Kantor Pusat IFG, Gedung Graha Niaga, Jakarta, pada Selasa (21/03/2023).

Dia mengungkapkan, pasar dalam negeri yang turut ditopang oleh belanja rumah tangga dan UMKM yang relatif lebih lincah. Diharapkan akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional lebih baik dari negara-negara lain.

Walaupun begitu, Ibrahim optimistis industri asuransi dalam negeri memiliki prospek yang menjanjikan. Dia juga memproyeksi akan tetap tumbuh pada tahun ini.

"Penetrasi sektor asuransi dinilai masih relatif kecil di Indonesia, dengan tingkat penetrasi yang tidak lebih dari 4% atau lebih tepatnya hanya mencapai 3,13% pada akhir tahun 2021," ungkapnya.

Dia menjelaskan industri asuransi memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap stabilitas pertumbuhan ekonomi global dan nasional. Lebih lanjut, dia menjelaskan salah satu pendorong utama pertumbuhan industri asuransi dalam negeri diantaranya adanya perbaikan dari sisi regulasi dengan hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja, khususnya P2SK untuk sektor keuangan.

Lalu, Ibrahim mengklaim UU tersebut memberi prioritas pada pengembangan industri asuransi dan dana pensiun melalui berbagai inovasi. Kemudian, memperkuat pengawasan, mendukung asuransi serta dana pensiun sebagai salah satu sumber alternatif pembiayaan yang menjanjikan bagi pembangunan.

Lebih lanjut, pemanfaatan digitalisasi dalam melakukan pemasaran produk asuransi kepada masyarakat bakal mendorong peningkatan penetrasi asuransi di tengah masyarakat. Ibrahim optimistis dengan adanya digitalisasi, masyarakat jadi lebih mudah memahami dan mengakuisisi berbagai produk asuransi yang ditawarkan.

Salah satu sektor yang cukup menjanjikan adalah bertumbuhnya ekonomi berbasis digital yaitu hadirnya marketplace, yang mendorong adanya transaksi digital. Ibrahim menuturkan, kebutuhan akan hadirnya asuransi menjamin transaksi semakin meningkat bersamaan dengan risiko yang bertumbuh sejalan dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk berbelanja online.

Ibrahim mengklaim pasar asuransi dari segmen UMKM masih terbuka lebar. Itu terlihat dari pemerintah terus memberikan dukungan bagi UMKM melalui penyaluran KUR dan PEN. Sementara itu, penyaluran dukungan pemerintah itu membutuhkan garansi melalui perusahaan asuransi, di samping kesadaran individual pelaku UMKM untuk membeli produk asuransi lainnya dalam menjamin risiko usahanya.

“Dengan kondisi ekonomi yang stabil hingga kuartal pertama tahun ini dan tidak ada sentimen negatif yang signifikan di sepanjang tahun ini, pertumbuhan industri asuransi dalam negeri diperkirakan akan terus meningkat," ungkapnya.

"Bercermin dari prospek pertumbuhan pendapatan premi, peningkatan pendapatan investasi karena memulihkan kondisi capital market Indonesia dan semakin termoderasinya tingkat klaim secara umum akibat situasi ekonomi nasional yang mulai stabil, bahkan cenderung bertumbuh positif,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan IFG, Oktarina Dwidya Sistha menjelaskan, berbagai upaya transformasi IFG dalam membawa perubahan di industri asuransi yang lebih sehat dan berkelanjutan. Hal itu dilakukan agar terus meningkatkan kepercayaan masyarakat.

“Pemulihan industri asuransi terus berjalan dengan penanganan sejumlah kasus yang menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri, seperti dalam mengawasi dan mendukung proses restrukturisasi polis nasabah eks PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ke IFG Life sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku," ungkap Oktarina.

Dia juga menuturkan IFG turut mengawasi dan memastikan adanya transformasi berdampak positif atas kinerja fundamental anak perusahaan. Yaitu yang telah terjadi di PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mendapat capaian Risk Based Capital (RBC) sesuai dengan ketentuan regulator dalam waktu relatif cepat.

Lebih lanjut, dia menjelaskan selain peranan dalam pemulihan industri asuransi, IFG turut memiliki misi untuk terus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi. Salah satunya, melalui penguatan tata kelola holding dan anak perusahaan, serta peran aktif dalam literasi dan edukasi keuangan bagi masyarakat melalui berbagai kontribusi dilakukan oleh perusahaan.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI ASURANSI atau tulisan lainnya dari Intan Umbari Prihatin

tirto.id - News
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Penulis: Intan Umbari Prihatin
Editor: Reja Hidayat