tirto.id - Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Pusdokkes Polri atau RS Polri, Brigjen Pol Prima Heru Yulihartono, mengungkap kondisi anak M (7) telah pulih dan kini berangsur telah kembali beraktivitas normal.
M merupakan seorang anak yang ditemukan oleh Satpol PP di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Rabu (11/6/2025) lalu dalam kondisi penuh luka yang diduga akibat siksaan ayahnya.
"Sementara hari ini baru saja diambil oleh Dinas Sosial Jakarta Timur, dan nanti tetap rawat jalan, nanti kami selalu kontrol dengan rawat jalan, kata Prima dalam konferensi pers, Jumat (22/8/2025).
Prima menceritakan pada saat awal menerima M, kondisinya dipenuhi dengan luka dan patah tulang di bagian lengan hingga tulang rahang. Pihak RS Polri juga telah melakukan sejumlah operasi demi memulihkan kondisi fisik M yang mengalami beragam luka kekerasan tersebut.
"Kami sudah lakukan operasi beberapa kali, dan alhamdulillah kemarin waktu kami lihat anak tersebut sudah sangat kooperatif sekali, banyak ceritanya, bisa nyanyi juga, berat badannya naik dari 9,3 sekarang sudah 16 kilogram, aktivitas tangannya sudah bergerak bebas," jelasnya.
Dirinya menuturkan bahwa kondisi kaki dari M sempat mengalami atrofi atau penyusutan masa otot kaki sehingga nampak lebih kecil dibanding anak seusianya. Prima menjelaskan bahwa M mengalami hal tersebut akibat terlalu lama duduk dan tidak mendapat pelatihan jalan sejak dini.
"Karena pasien ini lama berbaring sehingga kakinya mengecil atau atrofi, bisa diobati dengan fisioterapi, kemarin kami belikan alat untuk mengayun dan dia sudah bisa mengayun," terangnya.
Pihak RS Polri bersama Kementerian PPPA telah berusaha mencari latar belakang M. Namun dalam sejumlah wawancara dan pendekatan melalui psikiater anak, M belum bisa memberikan keterangan yang memadai mengenai latar belakangnya.
"Dia hanya menyebutkan ada salah satu TK di daerah Surabaya, tapi setelah ditelusuri juga siswa atas nama M tersebut tidak ada," ujarnya.
Kepada M, pihak RS POlri maupun Kementerian PPPA tidak berusaha menanyakan mengenai ayah dan ibunya. Hal itu dilakukan demi menjaga dan merawat kondisi psikis M yang sedang dalam masa pemulihan.
"Dia sudah riang ya, bisa nyanyi-nyanyi, 'Balonku Ada 5', '17 Agustus' dan lain-lain, menggambar juga sudah bisa," ungkapnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































