tirto.id - Sejumlah awak mobil tangki (AMT) korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pihak rekanan PT Pertamina Patra Niaga, selaku anak perusahaan PT Pertamina, bersujud syukur karena berhasil memenuhi nazar long march dari Bandung menuju Jakarta.
Perwakilan AMT Depot Makassar, Anwar Jamaludin mengatakan, dirinya masih mempertanyakan alasan PHK terhadap 1.095 AMT secara sepihak.
"Sesungguhnya kami hanya meminta bagaimana keadilan ditegakkan di Indonesia ini terutama pada kami buruh-buruh," kata Jamaludin saat ditemui di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/10/2017).
Jamaludin mengaku bahwa pihaknya rela melakukan aksi dengan berjalan dan berdandan seperti “zombie' selama delapan hari dari Bandung menuju Jakarta agar bisa mendapat perhatian publik.
"Kami rela, tapi kadang kami tidak bisa berjalan. tadi saya digotong," kata Jamaludin.
Ia berharap aksi ini mendapat perhatian pemerintah, terutama dari Presiden Jokowi.
Sementara itu, perwakilan AMT dari Depot Lampung, Candra berharap Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mau memperhatikan nasib mereka.
"Pak Jokowi, Bapak JK, kami tidak akan turun ke jalan kalau nota khusus dan nota Riksa dijalankan dan ditegakkan," kata Candra di tempat yang sama.
Candra mengatakan, kebanyakan awak mobil tangki hanyalah lulusan STM dan SMA, namun bukan berarti status itu bisa dijadikan alasan pemerintah tak memperhatikan nasib mereka.
"Kalau memang hukum itu katanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tegakkan Pak. Tegakkan. sekali lagi nazar kita sudah buktikan. Allahu Akbar!," ujar Candra sambil sujud syukur bersama sejumlah AMT lain.
Menurut Candra, aksi itu juga mendapat dukungan dari anak dan istrinya dan terus memberikan doa agar mampu menyelesaikan aksi selama 8 hari.
"Terima kasih terhadap istri dan anak-anak karena kalian terus mendoakan suami yang berjihad untuk anak dan istri," ujar Candra.
"Terima kasih istriku, terima kasih anakku. Ayahmu ini sudah melakukan apa yang menjadi kewajiban sebagai suami," lanjut Candra.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto