Menuju konten utama

Ambisi Jokowi Gaet Apple hingga Microsoft Investasi di RI

Pemerintah perlu serius melakukan strategi sehingga pembangunan pabrik Apple di Indonesia terlaksana.

Ambisi Jokowi Gaet Apple hingga Microsoft Investasi di RI
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terima kunjungan dari CEO Apple Tim Cook di Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)

tirto.id - Keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menarik investasi perusahaan teknologi global ke dalam negeri tidak main-main. Ini dibuktikan setelah Jokowi bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Apple, Tim Cook, ke Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/4/2024) kemarin.

Dalam pertemuan keduanya, Jokowi mendorong agar Apple dapat mengembangkan produk manufaktur telekomunikasi di Indonesia. Selain itu, Jokowi juga menawarkan peluang investasi pengembangan smart city di Ibu Kota Nusantara (IKN) kepada Tim Cook.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menyampaikan setelah pertemuan dengan Apple, akhir bulan ini Jokowi dijadwalkan akan bertemu dengan CEO Microsoft, Satya Nadella dan CEO NVidia, Jensen Huang.

Kedatangan Tim Cook dan dua pemimpin perusahaan teknologi global Microsoft dan Nvdia yang akan datang, tentu saja menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menarik investasi di bidang teknologi.

"Semua big player TI (Teknologi Informasi) dunia ada di Indonesia. Ini mencakup industrinya juga," ujar Budi Arie di Kantornya, Jakarta, dikutip Kamis (18/4/2024).

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menuturkan, salah satu isi bahasan pertemuan dengan Apple yaitu mengenai pendirian pabrik di Tanah Air. Proses membangun manufaktur Apple di Indonesia pun telah disepakati. Sebagai langkah awal pemerintah menawarkan skema penyelarasan kemitraan bisnis (business matching) kepada Apple.

"Kemenperin nanti akan melakukan proses business matching. Kami sudah punya list nya terhadap komponen-komponennya apa saja," ujar Agus di Istana Kepresidenan.

CEO Apple bertemu Presiden Jokowi

CEO Apple Tim Cook (tengah) didampingi Menkominfo Budi Arie Setiadi (kiri) dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) berjalan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.

Agus menilai pabrikan dalam negeri saat ini mampu memasok kabel, baterai dan adaptor yang selaras dengan spesifikasi Apple. Dia juga memastikan produsen komponen dalam negeri saat ini sanggup memasok bagian-bagian tertentu untuk sejumlah gawai pabrikan luar negeri.

"Tinggal mungkin nanti ada penyesuaian dari speknya dan lain-lain. Nanti kalau mereka akan mulai membuka fasilitas pabrik itu juga akan mulai dibicarakan. Itu salah satu dari bagaimana mereka bisa memperluas establishment di Indonesia," kata Agus.

Apple saat ini memang tidak memiliki fasilitas manufaktur di Indonesia. Hanya saja investasi Apple di Indonesia baru sekedar membangun infrastruktur pendidikan yang dinamakan Apple Developer Academy.

Tercatat sudah ada tiga Apple Developer Academy dibangun di Tanah Air, diantaranya di Surabaya, Batam, dan Tangerang Selatan dengan nilai investasi Rp1,2 triliun. Rencananya, Apple juga akan memperluas cakupan Apple Developer Academy di Bali.

Sementara Microsoft, sejak 2021 juga telah membangun data center region pertamanya di Indonesia untuk menghadirkan layanan cloud terpercaya secara lokal. Mereka menjamin keamanan data kelas dunia, privasi, dan kemampuan untuk menyimpan data di Tanah Air.

Perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat, Nvidia, juga sudah komitmen dalam membangun Indonesian Artificial Intelligence Nation atau Pusat Kecerdasan Artifisial (AI) dengan nilai investasi 200 juta dolar AS. Nvidia bekerja sama dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk rencananya membangun Pusat AI di Solo Technopark, Kota Solo Jawa Tengah pada tahun ini.

"Ini langkah yang diambil [Jokowi] untuk melobi Apple, Microsoft dan juga Nvdia ini memang bagus," ujar Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, kepada Tirto, Kamis (18/4/2024).

Tidak Mudah Melobi Apple dan Kawan-Kawan Bangun Pabrik di RI

Walaupun begitu, Faisal menilai pembangunan pabrik ketiga perusahaan teknologi global tersebut sesuatu yang tidak mudah. Perlu ada langkah serius dilakukan pemerintah jika ingin membujuk ketiganya berinvestasi dalam hal industri rantai pasok mereka ke di Indonesia.

"Karena menurut pengalaman, Apple itu salah satu yang susah. Ini bukan pertama kali," kata Faisal.

Berkaca pada periode 2014, ketika Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan akibat impornya lebih besar daripada ekspor, pemerintah langsung menerapkan kebijakan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Saat itu, pemerintah meminta Apple hingga Samsung untuk membangun pabrik perakitan di Indonesia. Karena pertimbangannya salah satu penyumbang impor terbesar adalah barang jadi yakni handphone, termasuk diantaranya adalah Apple.

"Apple tidak serta merta menyetujui, pada dasarnya itu memang tidak setuju. Artinya mereka berkelit dari kebijakan pemerintah," ujar dia.

Faisal menilai Apple membangun Developer Academy karena terpaksa. Pembangunan fasilitas pelatihan tersebut menjadi langkah Apple untuk memenuhi kewajiban Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

CEO Apple kunjungi Apple Academy

CEO Apple, Tim Cook (kiri) melambaikan tangan setibanya di Apple Developer Academy di Green Office Park, BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (17/4/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wpa.

Regulasi mengenai TKDN tertulis dalam Pasal 4 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13 Tahun 2021 tentang Standar Teknis Alat Telekomunikasi dan/atau Perangkat Telekomunikasi.

Aturan TKDN 35 persen menjadi syarat fabrikator untuk memasarkan produknya secara resmi di Indonesia. Secara aturan pemenuhan unsur TKDN dapat diwujudkan melalui beragam skema.

Beberapa skema yang bisa digunakan adalah dengan membangun pusat pelatihan perangkat lunak dan aplikasi, melaksanakan penyelarasan bisnis dengan pabrikan dalam negeri, hingga membangun pabrik utuh di Indonesia.

Namun, pendirian Apple Developer Academy tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan lini produksi mereka sehingga hasil inovasi-inovasi yang dihasilkan dari Apple Developer Academy itu, tidak lantas diproduksi untuk kemudian dipakai dalam rantai produksi Apple.

"Jadi itu sekedar formalitas untuk menggugurkan kewajiban yang sebetulnya tidak dipenuhi. Karena kita inginkan bangun pabriknya," kata Faisal.

"Dan ini menunjukan bahwa menarik investasi perusahaan-perusahaan teknologi ini ke dalam negeri harus dipikirkan secara komprehensif," sambung Faisal.

Menurutnya, pemerintah harus belajar dari kasus sudah terjadi terhadap Apple, bahwa tidak mudah meminta mereka membangun pabrik di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ada keseriusan dan ada satu pelaksaanserta tawaran insentif diberikan.

"Tapi kita perlu juga kalkulasi jangan sampai insentifnya terlalu besar. Sementara yang mereka tanamkan modalnya tidak seberapa di sini," imbuh dia.

Kemudian perlu diperhatikan adalah bukan hanya sekedar membangun pabriknya saja, tapi ekosistemnya industri pendukungnya harus disiapkan. Kalau tidak, hal itu hanya sekedar formalitas untuk menurunkan impor barang jadi.

Tapi di sisi lain impor komponen Tanah Air tetap tinggi dan tidak ada transfer teknologi dan penyiapan dari sisi industri-industri kecil pendukung untuk bisa memenuhi standar.

"Jadi perlu ada kapasitas building juga kalau ingin menciptakan multiplayereffect dalam negeri dan kalau ingin kita berperan dalam rantai pasok industri teknologi termasuk diantaranya smartphone di mana ini ada Apple dan Microsoft ini juga salah satu pemainnya ya," pungkas dia.

Sementara itu, CEO Apple, Tim Cook, menuturkan pihaknya akan mempertimbangkan lebih jauh mengenai pembangunan pabrik produksi Apple di Indonesia.

"Kami berbicara tentang keinginan Presiden untuk melihat adanya manufaktur di negara ini, dan itu adalah sesuatu yang akan kami pertimbangkan," kata Tim Cook saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta.

Saat ditanya lebih lanjut soal keyakinannya berinvestasi di Indonesia, Cook mengklaim percaya Tanah Air merupakan tempat yang baik untuk berinvestasi.

"Saya pikir kemampuan investasi di Indonesia tidak terbatas. Saya pikir ada banyak tempat bagus untuk berinvestasi, dan kami berinvestasi, kami percaya pada negara ini," kata dia.

Maksud Terselubung Jokowi

Di sisi lain, Pengamat Ekonomi Digital, Heru Sutadi, melihat pertemuan Jokowi dengan Tim Cook tidak sekedar mendorong agar Apple dapat mengembangkan manufacturing produk telekomunikasi di Indonesia. Tetapi, Heru menilai ada maksud lain agar semua perusahaan teknologi baik Apple, Microsoft, dan Nvidia bisa investasi dan partisipasi di Ibu Kota Nusantara.

"Karena IKN merupakan proyek besar presiden, ya nggak salah sih jika IKN sukses dan menjadi etalase Indonesia di mata dunia dan berkolaborasi dengan pemain teknologi raksasa dunia, sehingga IKN sebagai smart city akan makin terlihat," ujar Heru kepada Tirto.

Tetapi, dia menilai perusahaan teknologi tersebut juga punya tujuan yang sama, namun juga berbeda. Misalnya Apple, tujuan utama mereka adalah negosiasi mengganti kewajiban bangun pabrik ponsel dengan membuat Apple Developer Academy.

Tim Cook

CEO Apple Tim Cook berbicara saat pengumuman produk baru di kampus Apple Senin, 5 Juni 2023, di Cupertino, California (AP Photo/Jeff Chiu)

Tujuan tersebut tentu saja agar Apple tetap bisa berjualan produk mereka di Indonesia dengan pendapatan 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp30 triliun, tanpa harus investasi besar bangun pabrik seperti pabrikan ponsel lainnya.

"Padahal Apple Academy yang dibanggakan juga tidak lebih dari pemberian semacam kursus saja," ujar Heru yang juga merupakan Direktur Eksekutif ICT Institute.

Sementara Nvidia sendiri, lanjut Heru, sebenarnya juga sudah akan investasi bangun AI di Solo. Sehingga, nampaknya Nvidia juga akan diajak bangun AI di IKN. Begitu juga Microsoft, tidak menutup kemungkinan akan diajak juga menyediakan infrastruktur dan aplikasi digital khususnya pusat data di IKN.

"Sepanjang mereka benar investasi ya kita sambut baik. Walaupun, idealnya investasi tidak dibatas wilayah IKN saja, agar dampaknya lebih besar lagi. Seperti dalam hal pembukaan lapangan kerja, pendapatan dari perpajakan dan alih teknologi," ujar Heru.

Heru menuturkan, rencana investasi ketiga perusahaan teknologi tersebut belum diketahui benar. Apakah mereka akan benar tertarik investasi, atau memang punya strategi dan harapan lain.

"Ini investasi Tesla dan Foxconn yang sudah bertahun-tahun pendekatan saja, tapi hingga sekarang belum jelas muaranya seperti apa. Sebab ketika bicara investasi, kan mereka berharap uang yang ditanam akan kembali dan bertambah dengan profit yang didapat," ungkap Heru.

Kemudian, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menuturkan, masuknya investasi dari perusahaan teknologi besar global menjadi salah satu pertanda Indonesia bisa dipercaya sebagai negara tujuan investasi untuk produk berteknologi tinggi. Sebab itu, dia menilai wajar jika Jokowi berambisi mengejar investasi langsung dari Apple, Microsoft, dan Nvidia untuk menarik investor lainnya guna masuk ke Tanah Air.

"Istilahnya adalah 'penglaris' jualan investasi di dalam negeri," ujar Nailul kepada Tirto.

Jika perusahaan-perusahaan tersebut saja percaya terhadap Indonesia, maka akan lebih mudah menarik perusahaan lainnya, mulai dari produsen berteknologi rendah hingga tinggi producer. Keinginan itulah menurutnya yang ingin dikejar oleh Pemerintah.

"Tentu tujuan tersebut akan mendatangkan multiplier effect seperti penyerapan tenaga kerja hingga alih teknologi," ujar Nailul.

Huda menuturkan pekerjaan rumahnya tidak sedikit untuk membujuk perusahaan high-tech membuka lini produksinya di dalam negeri. Ada faktor kesiapan teknologi dan inovasi, SDM, hingga regulasi yang bisa menjadi faktor penentu investasi. Jika faktor- faktor tersebut kurang, investor medium-high tech tidak akan melirik Indonesia.

"Contohnya saja dukungan terhadap inovasi, yang menjadi penting bagi perusahaan tersebut. Mulai dari dukungan fiskal hingga HAKI. Itu akan menentukan keputusan investasi perusahaan teknologi," ujar Nailul.

Baca juga artikel terkait APPLE atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin