Menuju konten utama

Peta Koalisi Cair, Bursa Pilgub Jabar Munculkan Sejumlah Nama

Koalisi di tingkat nasional diprediksi tidak akan berlanjut pada Pilgub Jabar 2024. Partai-partai besar berpotensi mengusung jagoannya masing-masing.

Peta Koalisi Cair, Bursa Pilgub Jabar Munculkan Sejumlah Nama
Suasana Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat, Senin (27/7/2020). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/pras.

tirto.id - PDI Perjuangan resmi membuka penjaringan kandidat calon kepala daerah yang akan diusung dalam Pilgub Jawa Barat. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono.

Menurutnya, PDIP resmi membuka pendaftaran bagi tokoh maupun figur yang ingin bertarung di pilkada, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota per awal April 2024.

“Jadi per 1 April kemarin, PDI Perjuangan sudah membuka pendaftaran untuk calon kepala dan wakil kepala daerah, terbuka untuk umum,” ujarnya usai acara buka bersama di Kota Bandung, Rabu (3/4/2024).

Ono memastikan PDIP membuka pintu selebar-lebarnya bagi pihak yang ingin mengabdikan diri untuk publik lewat PDIP. Ia mengaku tidak sedikit tokoh potensial di luar PDIP yang ingin turut serta membangun bangsa.

Ia sadar pihaknya tak bisa mengusung sendiri calon kepala daerah pada Pilgub Jawa Barat. Ini karena jumlah kursi yang dimiliki PDI Perjuangan pada Pileg 2024 hanya 17, sementara syarat mengusung calon gubernur, partai atau gabungan partai harus memiliki sekurangnya 24 kursi DPRD.

“Maka itu, sejak kemarin kami telah membuka komunikasi dengan partai politik lain yang ada di Jawa Barat, terutama yang memiliki kursi di DPRD Jawa Barat, untuk menjajaki kemungkinan membentuk koalisi menghadapi Pilkada Jawa Barat,” ungkapnya.

Ono optimistis konfigurasi pilkada tidak akan sejalan dengan koalisi nasional, meski ada isu bahwa koalisi partai di tingkat nasional akan permanen ke daerah. Ia beralasan, kondisi politik masih dinamis dan cair.

"Yang saya lihat hingga saat ini, kondisinya masih dinamis, komunikasi juga masih cair dengan partai politik lain. Jadi tidak tertutup kemungkinan koalisi di daerah bisa berbeda dengan yang ada di pusat,” ucapnya.

Ono juga menjawab pertanyaan kemungkinan dirinya maju dalam kontestasi Pilgub Jawa Barat. Ia hanya memastikan siap maju jika partai memberi mandat.

“Semua keputusan saya serahkan ke DPP. Tapi kalau diberi mandat oleh partai, saya siap,” tuturnya.

PEMUDIK DI JALUR SELATAN GARUT

Foto udara kendaraan pemudik terjebak kemacetan di Jalur Selatan, Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (20/4/2023). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.

Siapa yang Akan Maju di Pilkada Jabar?

Saat ini, komposisi kursi di DPRD Jawa Barat hasil dari Pileg 2019 sebagai berikut: Gerindra 25 kursi, PKS 21 kursi, PDIP 20 kursi, Golkar 16 kursi, PKB 12 kursi, Demokrat 11 kursi, PAN 7 kursi, Nasdem 4 kursi, PPP 3 kursi, dan Perindo 1 kursi.

Kini dalam Pileg 2024, suara Gerindra di Jawa Barat masih teratas dengan 4.301.851 suara. Kemudian disusul PKS dengan 3.801.216 suara. Peringkat tiga adalah Golkar dengan 3.590.621, dan PDIP dengan 2.970.222 suara. Akan tetapi, detail perolehan kursi masih belum diketahui secara pasti.

Siapa yang berpotensi menjadi mitra koalisi PDIP di Pilgub Jabar?

Analis politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo, menduga peta koalisi masih dinamis. Namun, menurutnya, koalisi nasional kemungkinan besar bubar di Jawa Barat.

"Apakah koalisi di pilpres akan turun ke Jawa Barat tampaknya agak susah terwujud," kata Kunto, Kamis (4/4/2024).

Menurutnya, Nasdem membuka peluang untuk berkoalisi dengan Gerindra di Jawa Barat. Di sisi lain, Gerindra saat ini memperoleh suara terbesar, sementara Golkar kabarnya akan mengusung petahana, Ridwan Kamil.

Dengan perolehan suara tertinggi di Jawa Barat, ia pesimistis Gerindra mau menjadi wakil. Selain dengan Gerindra, PDIP juga bisa berkoalisi dengan siapa pun, baik Nasdem, PKB, maupun partai lain.

"Di Jawa Barat akan cair kembali, apalagi masing-masing calon dan partai koalisi akan melihat peluang untuk bisa mengalahkan Ridwan Kamil," kata Kunto.

Lantas kira-kira siapa saja kandidatnya?

Kunto menekankan bahwa perlu diidentifikasi dulu permasalahan Jawa Barat dengan kriteria bakal calon gubernur yang memungkinkan maju pada pilgub.

Ia mencontohkan pembahasan pembangunan seperti Masjid Al-Jabbar, merenovasi alun-alun, pembangunan infrastruktur transportasi, masalah sampah, dan masalah industri.

"Kalau soal nama banyak, Ridwan Kamil sudah declare salah satunya lalu. Kemudian Ono Surono dari PDIP, Saan Mustopa dari Nasdem, Dedi Mulyadi dan Iwan Bule dua-duanya dari Gerindra, dari PKS mungkin ada Ruswan Daru, jadi masih banyak nama dan menurut saya lebih enak ngomong kriteria," kata Kunto.

Sementara itu, analis politik dari Skala Data Indonesia, Arif Nurul Imam, yakin Ridwan Kamil akan maju kembali di Pilgub Jabar. Ia menilai, Kang Emil kandidat kuat untuk memimpin Jabar di tahun kedua daripada ke Jakarta.

"Kalau dari beberapa statemen petinggi [Golkar] termasuk tokoh Jabar, Ridwan Kamil akan maju [lagi] di Pilkada Jabar bukan DKI Jakarta, sehingga RK menjadi salah satu tokoh paling potensial untuk maju di Pilkada Jabar," kata Imam, Kamis.

Nama kedua, menurutnya, adalah Ono Surono karena PDIP adalah salah satu partai besar di Jawa Barat. Kemudian ada nama Dedi Mulyadi yang kini politikus Gerindra.

"Mungkin nama-nama lain bisa akan muncul seperti tokoh-tokoh partai lain dari PKB ada Syaiful Huda, dari PAN Dessy Ratnasari, itu bursa-bursa potensial dalam Pilgub Jabar," kata Imam.

Untuk koalisi, Imam menilai koalisi nasional masih mungkin memengaruhi. Ia meyakini koalisi nasional bisa turun ke daerah. Namun, hal itu bisa berubah karena situasi lokal.

Menurutnya, PDIP, Golkar, Gerindra akan leading sebagai koalisi suara besar, dan kuda hitam ada poros PKB, PKS dan Nasdem.

Ia menilai koalisi nasional berpeluang retak karena Golkar punya Ridwan Kamil sementara Gerindra punya Dedi Mulyadi. Namun, semua akan tergantung pada dinamika politik hingga hari terakhir pendaftaran.

"Namanya tarik-ulur kepentingan pasti terjadi, dan itu biasanya hingga detik-detik akhir," kata Imam.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Irfan Teguh Pribadi