Menuju konten utama

Amanat Pembina Upacara tentang Menghormati Guru

Contoh teks amanat pembina upacara tentang menghormati guru untuk disampaikan saat upacara bendera hari Senin.

Amanat Pembina Upacara tentang Menghormati Guru
Seorang anak pencari suaka (tengah) yang kini duduk di kelas 1 SDN 159 hormat saat mengikuti upacara bendera di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (7/10/2019). (ANTARA/FB Anggoro)

tirto.id - Amanat pembina upacara tentang menghormati guru dapat disampaikan pada upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin. Materi soal menghormati guru bertujuan untuk membangun etika dan sopan santun pada peserta didik.

Belakangan ini sempat ramai kasus seorang murid yang menunjukkan sikap tidak hormat kepada guru. Kasus ini terjadi di sebuah SMA di Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

Berdasarkan sebuah video yang viral di media sosial, seorang siswa berinisial HK mengajak gurunya berkelahi. Tindakan tersebut ia lakukan lantaran tak terima diingatkan untuk merapikan baju oleh sang guru.

Video singkat yang menunjukkan HK mengamuk dan menantang gurunya ini lantas menjadi sorotan publik. Banyak orang yang menyayangkan tindakan HK yang tidak mencerminkan sikap pelajar seharusnya.

Ditambah, sebelum kejadian itu HK ternyata sudah pernah terlibat pelanggaran disiplin serupa. Pada pelanggaran pertamanya HK dikenai hukuman peringatan dengan penjatuhan SP (Surat Perjanjian/Peringatan).

Namun, karena pelanggaran kembali terjadi, maka HK dijatuhi hukuman yang lebih berat. Penyelesaian masalah pelanggaran HK dilakukan lewat mediasi antara guru dan murid yang bersangkutan pada 27 Oktober 2023.

Mediasi ini dihadiri juga oleh orangtua siswa, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, dan anggota kepolisian setempat. Berdasarkan penuturan pihak sekolah, hasil mediasi memutuskan bahwa HK dikeluarkan dari sekolah atas perbuatannya tersebut.

Peristiwa tentang peserta didik yang tidak menghormati guru ini kiranya perlu diperhatikan oleh berbagai pihak. Salah satunya pembina upacara, mereka bisa memberikan beberapa petuahnya mengenai hal ini lewat amanat yang dibawakan.

Contoh Amanat Pembina Upacara tentang Menghormati Guru

Berikut ini contoh amanat pembina upacara tentang menghormati guru yang bisa disampaikan dalam upacara bendera:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ibu/Bapak kepala sekolah serta rekan-rekan guru yang saya hormati,

seluruh staf sekolah yang saya hormati,

serta para peserta didik sekalian yang saya banggakan.

Pertama-tama, mari kita ucapkan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, hidayah, serta karunianya kita dapat berkumpul di sekolah tercinta untuk melaksanakan upacara bendera dengan keadaan sehat rohani dan jasmani.

Murid-muridku yang saya banggakan.

Pada hari ini, saya akan mengemukakan amanat tentang pentingnya menghormati guru. Seperti yang kita ketahui, masa modern yang terbilang maju ini tak luput dari kesalahan dan keburukannya.

Beberapa waktu lalu, kami sempat mendapatkan berita tentang seorang murid yang bersikap tidak hormat kepada pengajarnya. Peserta didik tersebut mengajak guru berkelahi, guru yang mengajarkannya pengetahuan.

Hal ini sungguh membuat saya sedih, baik sebagai pengajar, teman di kelas, dan orang yang bertanggung jawab mengawasi murid. Sikap tersebut menggambarkan seolah-olah pengajar tak dipandang hormat oleh peserta didiknya. Bahkan cenderung seperti musuh alami bagi mereka yang merasa hebat.

Kami di sini memang menginginkan murid-murid semua menjadi orang hebat suatu hari kelak. Namun, kehebatan itu tetap wajib diiringi dengan nilai-nilai kebaikan lainnya. Pertama menghormati guru yang membimbing kalian, orang tua, serta berbagai lapisan masyarakat lain yang nantinya menjadi bagian hidup kalian.

Bukan hanya itu, kalian juga harus memahami tentang aturan yang berlaku di lingkungan sekitar. Misalnya sekolah, ikuti aturan dan tata tertib yang ada di sini. Kemudian lingkungan masyarakat, jangan sekali-kali menjalankan suatu kegiatan yang dapat dibilang melanggar aturan hukum.

Murid-murid sekalian yang kucintai.

Marilah kita berkaca mulai hari ini. Di sekolah ini, mulailah membangun karakter kalian agar bisa menjadi bekal untuk masa depan kelak. Kami berharap kalian mengerti apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan.

Bukan karena ingin dihormati sebagai orang yang lebih tua, namun ini semua diberitahukan agar kalian mengetahui bagaimana harusnya bersikap. Jangan patahkan hati para pendidik yang setiap hari datang ke sekolah untuk membimbing kalian.

Bukalah mata kalian untuk mengetahui apa yang orang lain rasakan. Dengan begitu, tindakan kalian akan lebih teratur agar tidak menyinggung hati individu lain. Ini bukan hanya berlaku untuk guru di sekolah saja, pada masa depan kelak akan hadir berbagai orang baru yang harus diperlakukan dengan baik.

Sekian amanat yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya ucapkan mohon maaf.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait AMANAT PEMBINA UPACARA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya