tirto.id - Lailatul Qadar yang memiliki derajat kemuliaan lebih dari seribu bulan, banyak ditunggu dan dicari oleh umat Islam sepanjang bulan Ramadan setiap tahunnya. Amalan-amalan seperti apakah yang dapat dilakukan pada malam tersebut?
Tidak ada kepastian kapankah Lailatul Qadar tiba di setiap Ramadan. Banyak yang berpendapat, malam penuh berkah tersebut akan jatuh pada 10 hari terakhir Ramadan, terutama pada hari-hari ganjil. Ini didasarkan dari riwayat Aisyah, bahwa Nabi Muhammad bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan". (H.R. Bukhari).
Selain itu, dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadan yang diterbitkan oleh LTN PBNU (2017:36), diriwayatkan sebuah hadis tentang Rasulullah yang bersabda, "Sungguh aku keluar untuk mengabarkan pada kalian tentang lailatul qadar. Dan sungguh fulan dan fulan bertengkar, maka Lailatul Qadar diangkat. Mungkin ini lebih baik bagi kalian. Carilah Lailatul Qadar di malam 27, 29 dan 25." (HR al-Bukhari dari Anas).
Dikutip dari "Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar dalam Kitab Irsyadul Ibad" oleh Muhammad Faizin dan Fathoni, terdapat beberapa ciri datangnya malam mulia tersebut adalah sebagai berikut.
- Malam tersebut turun terutama di malam-malam ganjil pada 10 malam terakhir Ramadan.
- Suasana malam yang terang, cerah, tidak panas dan tidak dingin, tidak ada mendung, tidak hujan dan berangin dan tidak ada bintang berjalan.
- Pada siang harinya suasana menjadi cerah, matahari bersinar, namun tidak terasa panas.
Terkait amalan-amalan yang dilakukan oleh Rasulullah dalam menjemput Lailatul Qadar, beliau meningkatkan intensitas ibadah pada malam hari, dan mengajak anggota keluarga untuk ikut serta.
Dari Aisyah, diriwayatkan bahwa Rasulullah "apabila masuk pada 10 hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kain, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya." (H.R. Muslim).
Riwayat senada dengan redaksi kalimat berbeda adalah, ucapan Aisyah bahwa Nabi Muhammad, "bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lain" (H.R. Muslim).
Dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Aisyah, apabila Rasulullah saw memasuki malam sepuluh terakhir bulan Ramadan, beliau beribadah dengan sungguh-sungguh serta membangunkan anggota keluarganya.
Terkait doa yang sebaiknya dibaca ketika memperoleh Lailatul Wadar, Aisyah bertanya kepada Rasulullah. Nabi menjawab, "Bacalah Allahumma innaka 'afwun, tuhibbul afwa fa'fu 'anni (Ya Allah Engkaulah maha pengampun, senang kepada ampunan, maka ampunilah aku)."
Editor: Fitra Firdaus