Menuju konten utama

Alasan Mundurnya Seluruh Pengurus dan Kader PKS Bali

Ketua Demisioner DPW PKS Bali mengatakan ada empat sikap yang melatarbelakangi mundurnya kader dan pengurus secara masif.

Alasan Mundurnya Seluruh Pengurus dan Kader PKS Bali
logo pks. [Foto/pks.id]

tirto.id - Seluruh pengurus DPW PKS Bali memilih mengundurkan diri dari kepengurusan partai dengan cara mendatangi kantor PKS di Jalan Tukad Ho, Renon, Kota Denpasar, Jumat (28/9/2018).

Ketua Demisioner DPW PKS Bali, Mudjiono mengatakan, seluruh pengurus dan kader PKS di Bali memilih mengundurkan diri karena menilai keputusan DPP PKS tidak demokratis dalam menentukan mekanisme penggantian kepengurusan.

Terkait dengan jumlah kader dan pengurus PKS di Bali yang siap mengundurkan diri, Mudjiono mengatakan, jumlahnya ada sekitar 4.600 orang.

"Kader dan pengurus se-Bali berjumlah 4.600 orang. Jumlah ini yang kami ajak dan bisa digerakkan.Kalau melihat jumlah perolehan suara pada pemilu sebelumnya sebanyak 44.000 suara, ini berarti PKS di Pulau Dewata cukup besar,” kata Mudjiono seperti dikutip Antara.

“Namun dengan kebijakan dari DPP PKS, gerbong pemilih juga kami bebaskan. Belum ada instruksi kami akan mengarahkan kemana pada pemilu mendatang," lanjutnya.

Menurut dia, polemik yang terjadi di tubuh PKS terjadi saat adanya penggantian jajaran Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS Provinsi Bali pada 27 September 2018. Keputusan ini dinilai tidak sesuai dengan prosedur partai karena tanpa musyawarah dan dilakukan pada detik setelah PKS dinyatakan lolos sebagai kontestan Pemilu 2019.

Atas hal itu, kata Mudjiono, kader dan pengurus partai mengeluarkan empat sikap yang menjadi alasan mundurnya kader PKS Bali secara massal.

Berikut Empat Pernyataan Sikap Mundurnya Pengurus dan Kader PKS di Bali:

Pertama, penggantian kepengurusan adalah bentuk otoritarianisme DPP PKS dengan menabrak AD/ART dan persekusi terhadap kader yang dituduh tidak loyal.

Kedua, DPP PKS dinilai antidemokrasi karena menutup pintu dialog dan perbedaan pandangan.

Ketiga, sikap dan tindakan pimpinan PKS berbeda jauh dengan nilai-nilai Islam yang menjadi identitas PKS selama ini.

Keempat, pembelahan pimpinan PKS sejak 2016 secara sistematis, konflik dan pemecatan di dalam tubuh PKS yang membuat PKS kehilangan kekuatannya, khususnya menghadapi Pemilu 2019.

"Oleh karena itu, kami bersama jajaran DPW, Dewan Pengurus Tingkat Daerah (DPTD), kader inti, dan anggota PKS se-Bali menyatakan mundur dari jabatan struktural pengurus PKS dan meletakkan status sebagai kader dan anggota PKS yang kami tujukan kepada Ketua Majelis Syuro (KMS) selaku pimpinan tertinggi PKS dengan tembusan kepada presiden PKS," ucap Mudjiono.

Namun demikian, Mudjiono mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Bali karena telah mendukung mereka selama ini. Ia juga meminta maaf karena harus menempuh cara ini. Sebab, kata dia, sudah tidak efektif lagi berjuang lewat PKS.

"Berpolitik adalah sarana menebar kebaikan dan berjuang untuk bangsa, negara, dan agama. Kami akan tetap berjuang menebar kebaikan bagi masyarakat Bali, tapi lewat perjuangan yang berbeda, tidak lagi di PKS," ucapnya.

Pada kesempatan itu, para kader PKS yang merasa kecewa membentangkan spanduk bertuliskan "Seluruh Kader dan Pengurus PKS se-Bali Mengundurkan Diri" di halaman Kantor PKS Bali di Renon Denpasar.

Baca juga artikel terkait PKS

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto