Menuju konten utama

Airlangga: Banyak Bank Bermasalah jadi Sehat Berkat Digitalisasi

Kehadiran digitalisasi membuat perbankan sebelumnya bermasalah kini menjadi sehat, menurut Menko Airlangga Hartarto.

Airlangga: Banyak Bank Bermasalah jadi Sehat Berkat Digitalisasi
Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto di Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia 2022, di Nusa Dua Bali, Senin (11/7/2022). Tirto.id/Dewi Aditya Putra.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, kehadiran digitalisasi membuat perbankan sebelumnya bermasalah kini menjadi sehat. Hal itu tidak terlepas dari berbagai kemudahan layanan yang ditawarkan oleh digitalisasi.

"Banyak bank-bank digital muncul itu tentu bank yang biasanya jadi bank sedikit masalah, tapi dengan adanya digitalisasi itu jadi bayi sehat," kata Airlangga dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia 2022, di Nusa Dua, Bali, Senin (11/7/2022).

Dia menyebut sejak adanya digitalisasi, seluruh perbankan bermasalah tersebut likuiditasnya menjadi lebih bagus. Serta yang paling penting adalah kini lebih efisien.

"Ke depan persaingan bank kita ketahui bank konvensional akan sebagian besar miliki bank-bank digital juga," ujarnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi uang elektronik pada Mei 2022 meningkat 35,25 persen mencapai Rp32 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 20,82 persen menjadi Rp3.766,7 triliun.

Di sisi lain, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit hanya meningkat 5,43 persen menjadi Rp630,9 triliun.

Sedangkan menurut riset e-Conomy yang diterbitkan Google dan Temasek, per 2025, nilai ekonomi internet ASEAN diperkirakan mencapai 309 miliar dolar AS Gross Merchandise Volume (GMV) dan kontribusi Indonesia 40,12 persen atau setara 124 miliar dolar AS GMV.

Sejalan dengan itu, tren yang berkembang adalah konsumen lebih banyak menghabiskan waktu di internet. Masih berdasarkan riset e-Conomy, rata-rata waktu pemakaian internet Indonesia 3,6 jam/hari sebelum pandemi dan 4,7 jam/hari saat pandemi. Setelah pandemi diperkirakan tetap tinggi di kisaran 4,3 jam/hari.

Jumlah masyarakat yang lebih memilih menyelesaikan urusannya melalui layanan digital juga terus bertambah. Jumlah konsumen yang mencoba layanan pembelian kebutuhan sehari-hari lewat e-commerce di ASEAN telah bertambah dua kali lipat karena pandemi. Lebih dari 75 persen menyatakan akan tetap bertahan menggunakan layanan itu setelah pandemi.

Bagi sektor keuangan juga sama. Riset e-Conomy juga menunjukkan lembaga keuangan di Indonesia yang meningkatkan layanannya melalui aplikasi mengalami peningkatan interaksi dengan konsumen hingga 40 persen.

Baca juga artikel terkait DIGITALISASI PERBANKAN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri