tirto.id - Ahli Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menyebut, ada potensi gempa megathrust bermagnitudo 8,8 di selatan Pulau Jawa yang dapat memicu tsunami setinggi 20 meter di darat.
"Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda. Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8," ujar Widjo, dikutip dari Antara, Kamis (19/7/2019).
Berdasarkan permodelan, kata Widjo, gelombang tsunami yang ditimbulkan bisa merendam daratan sejauh sekitar 3-4 kilometer dari pantai. Tsunami, imbuh dia, berpotensi muncul 30 menit setelah gempa besar.
"Jika BMKG membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain," ujar dia.
Cakupan daerah yang berpotensi terkena tsunami ini yakni meliputi selatan Jawa khususnya di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Cilacap hingga ke Jawa Timur.
Bagian selatan Pulau Jawa pernah terjadi tsunami pada 1994 di Banyuwangi didahului gempa magnitudo 7. Kemudian pada 2006 terjadi tsunami di Pangandaran akibat gempa M 6,8.
"Untuk gempa 1994, tidak ada catatan terjadi tsunami di DIY. Tetapi pada 2006 ada catatan terjadi tsunami di selatan DIY tetapi jangkauannya tidak melebihi Gumuk Pasir di Parang Kusumo," ujar dia.
Ia juga mencatat, ada pernah ada gempa megathrust di selatan Pulau Jawa dengan magnitudo 9.
"Umur radioaktif dari unsur-unsur yang kami temukan di Lebak Banten dan Bali memiliki umur yang sama. Artinya, pernah ada tsunami di selatan Jawa yang disebabkan gempa dengan magnitudo besar," imbuh dia.
Menangapi potensi gempa megathrust, Supervisor Pusat Gempa Regional VII BMKG DIY, Nugroho Budi Wibowo mengatakan, BMKG bakal memeringatkan masyarakat bila ada gempa besar berpotensi tsunami.
Peringatan dini berupa informasi awal yang berisi parameter gempa diikuti peringatan dini lanjutan yang sudah dilengkapi estimasi waktu tiba tsunami berdasarkan permodelan.
"Biasanya, peringatan dini kedua kami sampaikan dalam waktu kurang dari 10 menit usai gempa atau tergantung ‘update’ sinyal yang masuk ke sistem," ungkap dia.
Peringatan dini berikutnya disampaikan dalam waktu hingga 60 menit usai gempa dan peringatan dini terakhir guna mengakhiri informasi terkait tsunami ke masyarakat.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Addi M Idhom