Menuju konten utama

8 Penyebab Infertilitas Pada Perempuan dan Info Pemeriksaannya

Infertilitas adalah ketidakmampuan memiliki anak atau keturunan. Hal ini terjadi ketika perempuan tidak kunjung hamil meskipun intens berhubungan seksual.

8 Penyebab Infertilitas Pada Perempuan dan Info Pemeriksaannya
Pasangan bermimpi untuk menjadi orang tua. Pria kesal menghibur istrinya yang depresi dengan tes kehamilan negatif. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Infertilitas bisa jadi mimpi buruk bagi pasangan yang ingin memiliki keturunan. Infertilitas merupakan gangguan kesuburan yang bisa dialami oleh pria maupun perempuan. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud infertilitas dan apa saja penyebabnya?

Infertilitas adalah ketidakmampuan memiliki anak atau keturunan. Kondisi ini terjadi ketika seorang perempuan tidak kunjung hamil meskipun intens berhubungan seksual dengan pasangannya selama satu tahun tanpa pencegahan (KB).

Jenis-jenis infertilitas

Infertilitas dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Infertilitas primer
Pasangan yang belum memiliki keturunan meskipun telah berhubungan seksual secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa pencegahan dengan alat kontrasepsi apapun.

  • Infertilitas sekunder
Pasangan yang sudah pernah memiliki anak, tapi saat ini belum bisa memiliki keturunan lagi meskipun telah berhubungan seksual secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa pencegahan dengan alat kontrasepsi apapun.

Ilustrasi Infertilitas

Wanita khawatir karena melihat hasil dari tes kehamilan. (FOTO/iStockphoto)

Penyebab infertilitas pada perempuan

Ada banyak faktor yang memungkinkan terjadinya infertilitas pada perempuan. Melansir laman NHS, berikut beberapa penyebabnya:

1. Ovulasi yang bermasalah

Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur yang sudah matang dari ovarium menuju tuba falopi dan siap untuk dibuahi. Masalah yang berkaitan dengan ovulasi meliputi:

  • Polycystic ovary syndrome (PCOS) yang ditandai dengan ovulasi tidak teratur. Penyebabnya bisa karena ketidakseimbangan hormon, obesitas, dan resistensi insulin.
  • Tiroid bermasalah, yaitu ketika kelenjar tiroid terlalu aktif atau malah kurang aktif sehingga mengganggu proses ovulasi.
  • Gagal ovarium prematur, yaitu ketika ovarium berhenti berfungsi normal di bawah usia 40 tahun.
Ilustrasi Kesuburan Reproduksi
Ilustrasi Kesuburan Reproduksi. foto/istockphoto

2. Faktor operasi

  • Operasi panggul: operasi ini dapat merusak dan melukai tuba falopi yang menghubungkan ovarium dan rahim.
  • Operasi serviks: operasi ini berpotensi menyebabkan jaringan parut atau memperpendek leher rahim.
Ilustrasi operasi Mengembalikan keperawanan yang hilang
Ilustrasi dokter melakukan pembedahan pasien di ruang operasi. Getty Images/iStockphoto

3. Masalah pada cairan/lendir serviks

Saat masuk masa ovulasi, cairan atau lendir pada leher rahim biasanya akan menipis sehingga sperma bisa lebih mudah melewatinya. Namun, apabila ada masalah pada lendir serviks, maka pembuahan juga akan sulit terjadi.

Ilustrasi Vagina

Ilustrasi Vagina. FOTO/iStockphoto

4. Fibroid

Fibroid adalah jaringan atau daging non-kanker yang tumbuh di area rahim dan bisa mempengaruhi kesuburan.

Pada beberapa kasus, sel telur yang sudah dibuahi gagal menempel pada rahim akibat adanya fibroid. Fibroid juga berpotensi menghalangi tuba falopi sehingga mencegah terjadinya kehamilan.

Ilustrasi Sakit Perut

Ilustrasi sakit perut. iStockphoto/Getty Images

5. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang biasanya ada di uterus justru tumbuh di tempat lain, misalnya di ovarium. Hal ini bisa merusak ovarium maupun tuba falopi sehingga menyebabkan masalah kesuburan.

Ilustrasi Vagina

Ilustrasi Vagina. FOTO/iStockphoto

6. Pelvic inflammatory disease (PID)

PID atau penyakit radang panggul terjadi karena infeksi pada saluran genital atas, mulai dari rahim, tuba falopi, hingga ovarium. Penyakit ini sering disebabkan oleh infeksi menular seksual. PID bisa merusak dan melukai tuba falopi sehingga tidak bisa dilewati oleh sel telur yang hendak menuju rahim.

Penyakit dari Kebiasaan

Ilustrasi Terlalu banyak duduk mengancam nyawa. [Foto/Shutterstock]

7. Sterilisasi

Sterilisasi adalah penyebab infertilitas yang memang sengaja dilakukan untuk mencegah kehamilan. Sebagian perempuan memilih melakukan sterilisasi apabila sudah tidak ingin memiliki anak lagi. Sterilisasi dilakukan dengan cara menutup saluran tuba falopi sehingga sel telur tidak mungkin melewatinya dan tidak akan sampai ke rahim.

Ilustrasi Operasi Caesar

Ilustrasi Operasi Caesar. foto/istockphoto

8. Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan bisa mempengaruhi kesuburan, contohnya:

  • Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
Obat ini sering digunakan untuk meredakan peradangan, rasa nyeri, serta demam, contohnya aspirin dan ibuprofen. Memakai obat jenis ini dalam jangka waktu lama atau dalam dosis tinggi bisa mempersulit kehamilan.

  • Kemoterapi
Obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi kadang bisa menyebabkan ovarium tidak bisa berfungsi lagi sebagaimana mestinya.

  • Obat neuroleptik
Obat neuroleptik atau antipsikosis bisa menyebabkan terlambat menstruasi hingga mengganggu kesuburan.

  • Spironolactone
Jenis obat ini biasanya digunakan untuk mengobati oedema atau retensi cairan dan bisa menyebabkan infertilitas. Namun, kesuburan bisa kembali normal setelah dua bulan berhenti menjalani pengobatan spironolactone.

  • Obat-obatan terlarang
Narkoba seperti mariyuana dan kokain bisa mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk mempersulit ovulasi yang berujung pada infertilitas.

Ilustrasi Obat

Ilustrasi Obat. FOTO/iStockphoto

Pemeriksaan infertilitas

Berdasarkan informasi dari situs resmi RSUP Dr. Sardjito, setidaknya ada empat jenis pemeriksaan infertilitas yang bisa dijalani oleh pasangan suami istri, yaitu:

1. Ultrasonografi (USG) transvaginal

USG transvaginal dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan organ reproduksi perempuan. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi beberapa kelainan seperti kista, endometriosis, atau mioma uteri.

Ilustrasi Vagina

Ilustrasi Vagina. FOTO/iStockphoto

2. Histerosalpingografi (HSG)

HSG dilakukan untuk memeriksa kondisi saluran telur, apakah dalam keadaan terbuka atau tertutup. Saluran telur yang dianggap normal dan baik adalah saluran yang terbuka atau paten. Pemeriksaan HSG juga dapat mendeteksi adanya kelainan dalam rongga rahim perempuan.

Ilustrasi perawatan vagina

Ilustrasi perawatan vagina. Getty Images/iStockphoto

3. Analisis Sperma

Tak hanya perempuan, pihak laki-laki atau suami juga sebaiknya melakukan analisis sperma untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menguji sampel cairan sperma pasien.

Secara teknis, sperma bisa didapatkan lewat masturbasi dengan abstinensia (jarak waktu dari terakhir mengeluarkan sperma) sekitar 2-7 hari. Beberapa hal yang akan dianalisis antara lain konsentrasi sperma, pergerakannya, bentuk, serta ada atau tidaknya infeksi pada sperma tersebut.

Ilustrasi sperma

Ilustrasi sperma. FOTO/iStockphoto

4. Pemeriksan penunjang lainnya

Pemeriksaan penunjang bisa berupa pemeriksaan hormonal melalui tes laboratorium. Jika seluruh pemeriksaan sudah dilakukan, hasilnya akan dijadikan bahan acuan bagi dokter untuk menentukan penanganan lebih lanjut.

Dari sini dokter bisa menentukan apakah pasangan yang mengalami infertilitas masih memungkinkan memiliki keturunan dengan cara alami (hubungan seksual) atau membutuhkan teknologi reproduksi berbantu seperti bayi tabung.

Ilustrasi Konsultasi Dokter Dengan Pasien

Ilustrasi Konsultasi Dokter Dengan Pasien. foto/istockphoto

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari