Menuju konten utama

Infertilitas, Masalah Kesuburan yang Pernah Diderita Anne Hathaway

Infertility atau gangguan kesuburan pada perempuan dapat disebabkan karena adanya kerusakan tuba falopi hingga gangguan hormonal.

Infertilitas, Masalah Kesuburan yang Pernah Diderita Anne Hathaway
Anne Hathaway di pemutaran perdana film The Hustle di Los Angeles. Jordan Strauss / Invision / AP

tirto.id - Anne Hathaway mengungkapkan soal kehamilan anak kedua melalui akun Instagram. Aktris film The Devil Wears Prada ini menyatakan kepada penggemar bahwa dia begitu banyak berjuang demi mendapatkan anak keduanya ini.

"Untuk semua orang yang mengalami ketidaksuburan dan kesulitan pembuahan, ketahuilah itu bukan jalan yang mudah menuju ke kehamilan saya," ujar Anne.

Sebelumnya Anne memang sempat menderita Infertilitas, yaitu kondisi di mana seseorang menghadapi masalah kesuburan yang menyebabkannya susah untuk hamil.

Infografik SC Infertilitas

Infografik SC Infertilitas. tirto.id/Sabit

Womens Health menulis, sekitar 10 persen atau sekitar 6.1 juta orang perempuan Amerika menghadapi masalah sulit untuk hamil.

Apa sebenarnya Infertilitas yang diderita Anne Hathaway ini?

Infertilitas adalah kondisi dimana seseorang tidak dapat hamil selama satu tahun menjalani program hamil, atau enam bulan untuk perempuan di atas usia 35 tahun. Perempuan yang pernah hamil namun kemudian tidak dapat hamil kembali atau sering terjadi keguguran (tidak dapat mempertahankan kehamilannya) juga memiliki kemungkinan bermasalah pada kesuburan/Infertilitas.

WebMD menulis beberapa penyebab Infertilitas pada perempuan, mulai dari kerusakan tuba falopi hingga gangguan hormonal.

Organ reproduksi tuba falopi berfungsi membawa telur ke indung telur dan meneruskannya ke rahim, tempat bayi tumbuh. Tuba falopi dapat rusak ketika bekas luka terbentuk setelah infeksi panggul, endometriosis, dan operasi panggul. Kondisi cidera tersebut dapat mencegah sperma mencapai sel telur, sehingga rahim sulit dibuahi yang berujung pada sulitnya hamil.

Selain itu,Kemungkinan sulit hamil juga bisa disebabkan masalah hormon. Kemungkinan tubuh tidak melalui proses hormon yang dapat mempengaruhi pelepasan sel telur dari ovarium dan penebalan lapisan rahim.

Beberapa perempuan terkadang memiliki kondisi dan bentuk serviks yang menghalangi sperma melewati saluran serviks sehingga menyebabkan sulitnya kehamilan terjadi.

Masalah Rahim juga merupakan penyebab selanjutnya. Kemungkinan tubuh memiliki polip dan fibroid yang dapat mengganggu kehamilan. Polip dan fibroid rahim terjadi ketika terlalu banyak sel tumbuh di endomentrium, lapisan rahim. Kelainanan lain pada rahim juga dapat menjadi penyebab inferitility.

Sementara itu, sekitar 20 persen pasangan yang menghadapai masalah Infertilitas, penyebab pastinya tidak dapat dijelaskan oleh medis.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya Infertilitas, berikut sebagaimana dikutip Mayo Clinic.

Usia

Kualitas dan kuantitas telur pada perempuan akan semakin menurun seiring bertambahnya usia. Pada usia pertengahan 30-an, akan mengalami percepatan kehilangan folikel dan sel telur yang dihasilkan akan lebih sedikit dan kualitasnya akan semakin menurun. Hal ini membuat pembuahan akan membuat pembuahan lebih sulit, dan meningkatkan resiko keguguran.

Merokok

Selain dapat merusak serviks dan saluran tuba, merokok juga dapat meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan ektopik. Diperkirakan umur ovarium akan habis sebelum waktunya. Maka, berhentilah merokok sebelum memulai perawatan kesuburan.

Berat Badan

Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan secara signifikan (terlalu gendut atau terlalu kurus) dapat mempengaruhi ovulasi normal. Indeks massa tubuh yang sehat dapat meningkatkan frekuensi ovulasi dan kemungkinan kehamilan.

Riwayat Seksual

Infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat merusak saluran tuba. Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan dapat meningkatkan resiko infeksi menular seksual yang nantinya dapat menyebabkan masalah kesuburan.

Alkohol

Konsumsi alkohol secara berlebihan juga tidak baik untuk sistem reproduksi.

Baca juga artikel terkait INFERTILITAS atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani