tirto.id - Pengalaman wisata edukasi di Bandung bisa diperoleh dengan mengunjungi sejumlah museum yang ada di kota tersebut.
Museum-museum yang berdiri di Kota Bandung tidak hanya menawarkan pengalaman berwisata, tetapi juga informasi mengenai seni budaya, lingkungan, ilmu pengetahuan, hingga sejarah.
Faktanya, Kota Bandung terkenal sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia. Ada banyak peristiwa bersejarah nasional bahkan internasional yang terjadi di kota ini, mulai dari peristiwa pasca kemerdekaan hingga Konferensi Asia Afrika (KAA).
Kota Bandung juga terkenal dengan budaya Sunda yang kental. Bagi wisatawan yang ingin mengenal seni dan budaya Sunda bisa mengunjungi museum yang ada di Kota Bandung.
Berikut ini ada 5 rekomendasi wisata museum di Bandung yang bisa dikunjungi saat berlibur di Paris van Java:
1. Museum Geologi
Museum Geologi Bandung berlokasi di Jalan Diponegoro No.57 Bandung. Sesuai namanya, museum ini menampilkan banyak koleksi geologi yang diperoleh dari berbagai wilayah di Indonesia maupun mancanegara.
Melansir laman Museum Geologi, museum ini diklaim memiliki dokumentasi koleksi geologi terbanyak se-Asia Pasifik. Oleh karena itu, tidak heran jika Museum Geologi sangat berharga bagi sejarah dan perkembangan ilmu geologi.
Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan wisatawan di museum ini, mulai dari menjelajahi seluruh area museum, menyaksikan pameran, mengikuti workshop, atau menyaksikan event kesenian dan budaya yang diadakan pada hari-hari tertentu.
2. Museum Konferensi Asia Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika atau Museum KAA terletak di Jalan Asia Afrika Nomo 65 Bandung. Lokasinya tidak jauh dari Alun-Alun Bandung yang hanya berjarak sekitar 5 menit berjalan kaki.
Museum KAA Bandung didirikan setelah peristiwa sejarah KAA yang berlangsung di kota tersebut pada 24 April 1955. Melansir laman Museum KAA, museum ini diresmikan pada 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun momen KAA.
Wisatawan yang berkunjung di museum ini berkesempatan melihat koleksi tiga dimensi hingga dokumentasi peristiwa KAA dan peristiwa bersejarah lain. Selain itu terdapat juga sebuah perpustakaan di museum ini yang koleksinya bisa dibaca oleh wisatawan.
3. Museum Sri Baduga
Museum Sri Baduga teletak di Jalan BKR Nomor 185, Pelindung Hewan, Astanaanyar, Kota Bandung. Menurut Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, museum budaya ini didirikan pada 1974 dan diresmikan pada 1980.
Dulunya, Museum Sri Baduga dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. Namun, sejak 1990 nama museum berubah menjadi Sri Baduga.
Museum Sri Baduga memiliki koleksi benda-benda seni serta barang antik bersejarah yang bernilai tinggi. Wisatawan bisa melihat beragam koleksi arca dari zaman batu, pakaian adat, rumah adat, perkakas, permainan, hingga alat musik tradisional.
Harga tiket masuk Museum Sri Baduga sangat terjangkau, yaitu tidak lebih dari Rp3.000. Wisatawan bisa mengakses museum ini mulai dari pukul 08.00 - 16.00 WIB pada hari Selasa-Jumat dan 08.00 - 14.00 WIB pada Sabtu-Minggu.
Museum Sri Baduga tutup setiap hari Senin dan libur nasional.
4. Museum Pos Indonesia
Museum Pos Indonesia berlokasi di Jalan Cilaki Nomor 73 Bandung. Museum ini buka setiap hari Senin hingga Sabtu pukul 09.00 WIB dan tutup setiap Minggu serta hari libur nasional.
Sesuai dengan namanya, museum Pos Indonesia menampilkan beragam koleksi yang berkaitan dengan sejarah pos secara nasional.
Dikutip dari laman Pos Indonesia, salah satu jenis koleksi kebanggan museum ini adalah prangko yang diproduksi di dalam maupun luar negeri.
Selain koleksi perangko ada sejumlah benda bersejarah lain yang juga disimpan di Museum Pos Indonesia, termasuk lukisan, peralatan telekomunikasi kuno, hingga kartu pos.
5. Museum Kereta Api Graha Parahyangan
Museum Kereta Api Graha Parahyangan didirikan di Jalan Dayang Sumbi Nomor 10, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Lokasinya berada dekat dengan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Museum ini memiliki arsitektur yang unik ala Eropa. Faktanya, bangunan museum Kereta Api Graha Parahyangan memang bekas rumah milik orang Belanda yang bernama Ernst Gerard Oscar.
Menurut situs resminya museum ini dulunya dikenal sebagai Wisma Parahyangan. Saat ini Museum Kereta Api Graha Parahyangan digunakan sebagai bangunan untuk menyimpan beragam koleksi seni dan lukisan yang menggambarkan sejarah kereta api di Indonesia.
Selain itu, bangunan museum juga bisa disewa umum sebagai tempat pameran, workshop, pesta pernikahan, hingga ruang pertemuan.
Editor: Yantina Debora