tirto.id - Dalam proses pengambilan dan pengujian keputusan, Guru Penggerak dapat terlebih dahulu memahami 4 paradigma dan 3 prinsip dasar, kemudian mengikuti 9 langkah-langkahnya. Lantas, apa saja itu?
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal dasar yang harus dipahami oleh Calon Guru Penggerak. Berkaca dari itu, Kementerian Pendidikan membuat modul khusus yang membahas tentang proses pengambilan dan pengujian keputusan.
Sebelumnya, dalam waktu 6 bulan, Calon Guru Penggerak akan menjalankan berbagai kegiatan meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan. Kendati demikian, para guru tetap menjalankan pembelajaran di tempat mengajar masing-masing.
Pada akhirnya program, Guru Penggerak diharapkan mampu memimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh-kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya. Tidak hanya itu, Guru Penggerak juga dituntut sanggup mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan.
4 Paradigma dalam Pengambilan Keputusan Guru Penggerak
Dilema etika merupakan tantangan berat yang bakal ditemui dan harus dihadapi. Hal itu tentu sudah dialami oleh para guru selama menimba pengalaman di institusi pendidikan
Selain itu, akan ada juga dilema yang berkaitan dengan nilai-nilai kebaikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan akan hidup.
Secara umum, ada empat kategori paradigma yang ada dalam situasi dilematis itu.
- Individu lawan kelompok (individual vs community)
Artinya, ada pertentangan antara individu melawan kelompok yang lebih dominan atau mayoritas dalam sebuah perkumpulan yang lebih besar itu.
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Pilihannya adalah antara mengikuti aturan "hitam di atas putih" atau melanggar sepenuhnya.
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Terkadang, dalam mengambil keputusan, kita harus memilih antara jujur atau setia kepada orang lain. Kejujuran dan kesetiaan ini acap menjadi pertentangan yang berat.
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Paradigma ini sering dijumpai. Sering kita dihadapkan pada situasi antara mengambil keputusan jangka panjang atau jangka pendek.
3 Prinsip Pengambilan Keputusan Guru Penggerak
Guru Penggerak harus mampu memahami filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Salah satu filosofi yang diusung sebagai sistem among dalam pendidikan adalah "Pratap triloka".
Pertama, ing ngarsa sung tuladha. Artinya, seorang guru harus mampu memberikan contoh baik atau teladan bagi peserta didiknya.
Kedua, ing madya mangun karya. Artinya, seorang guru harus menjalin komunikasi yang baik dengan peserta didiknya.
Ketiga, tut wuri handayani. Guru harus menjadi penggerak yang dapat memotivasi maupun mendorong peserta didiknya dalam mengembangkan potensinya masing-masing.
"Pratap Triloka" dapat diterapkan guru dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan dengan prinsip tertentu. Kadang kala, seorang guru dihadapkan pada keadaan atau situasi yang dipilih antara keputusan benar dan salah. Maka dari itu, guru harus memiliki kompetensi dan peran sesuai filosofi "Prapat Triloka" Ki Hajar Dewantara.
Dalam pengambilan keputusan, guru penggerak memiliki 3 prinsip yang dapat diambil meliputi Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Kendati demikian, penggunaan prinsip harus sesuai dengan nilai-nilai yang tertanam dalam setiap guru penggerak.
- Prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)Prinsip Care-Based Thinking cocok digunakan para guru yang memiliki empati tinggi, rasa kasih sayang, dan kepedulian cenderung.
- Prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)Prinsip Rule-Based Thinking cocok digunakan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan.
- Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)Prinsip Ends-Based Thinking cocok digunakan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial tinggi.
9 Langkah Pengambilan Keputusan Guru Penggerak
Berikut langkah-langkah yang bisa ditempuh sebelum Guru Penggerak menentukan keputusan.
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tertentu
Dalam menentukan keputusan terkadang ada sesuatu yang harus dikorbankan, dalam situasi tertentu.
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut
Sebelum mengambil suatu keputusan, pertimbangkan karakter semua orang yang terlibat.
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut
Fakta-fakta terkait situasi tertentu harus menjadi pertimbangan juga dalam pengambilan keputusan.
- Pengujian benar atau salah
Pengujian yang dilakukan bisa berupa uji legal, uji regulasi/standar profesional, uji intuisi, dan uji panutan. Jika hal ini sudah dilakukan, anda bisa memiliki referensi dan cara pandang lebih luas dalam mengambil keputusan
- Pengujian paradigma benar dan benar
Terkadang dalam suatu kondisi tertentu terdapat pilihan keputusan yang sama-sama dianggap benar. Untuk memilih lakukan pengujian sehingga Anda bisa menitikberatkan kepada salah satu.
- Melakukan prinsip resolusi
Menerapkan 3 prinsip, yakni End based thinking, Rule based thinking, Care based thinking dalam pengambilan keputusan. Kalau memungkinkan ambil ketiganya tetapi jika tidak, cukup salah satu atau dua.
- Investigasi Opsi Trilema
Investigasi Opsi Trilema yaitu solusi lain yang tak terduga. Sebelum membuat keputusan, refleksikan diri sendiri terhadap keputusan yang diambil.
- Buat keputusan
Setelah langkah-langkah di atas sudah selesai, buat keputusan yang bulat.
- Lihat lagi keputusan itu, lalu refleksikan
Setelah ada sebuah keputusan, Anda tidak serta-merta selesai begitu saja tugasnya. Tinjau dan lihat impak dari keputusan itu, refleksikan, dan diskusikan dengan pihak yang berkaitan.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin