Menuju konten utama

2,3 Persen Anak di Surabaya Terkena Diabetes Melitus pada 2022

Dinkes Surabaya mencatat 184 anak berusia 15-18 tahun di wilayahnya terkena diabetes melitus (DM) pada 2022.

2,3 Persen Anak di Surabaya Terkena Diabetes Melitus pada 2022
Diabetes pada anak. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Jawa Timur, mencatat sebanyak 184 atau 2,3 persen anak-anak berusia 15-18 tahun di wilayahnya terkena diabetes melitus (DM) pada 2022.

"Pada tahun sebelumnya 2021, sebanyak 176 atau 2,2 persen anak-anak terkena diabetes. Sedangkan pada Januari 2023 ini terdapat 4 kasus diabetes pada anak," kata Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina dalam keterangan tertulis, Rabu (15/2/2023).

Nanik mengatakan jumlah kasus DM pada 2022 naik karena ada peningkatan skrining kesehatan pada populasi anak.

"Sehingga masyarakat lebih peduli terhadap kesehatannya dan secepatnya bisa diketahui lebih awal adanya diabetes di usia anak," kata dia.

Nanik menjelaskan penyebab diabetes pada anak dikarenakan pola makan yang tidak sehat, sering mengkonsumsi makanan siap saji (junk food), malas beraktivitas, dan faktor genetik atau keturunan dari orang tua yang mengidap diabetes.

"Tanda anak-anak yang terjangkit diabetes di antaranya adalah mudah kelelahan, berat badan turun, selalu merasa lapar atau haus, sering buang air kecil terutama malam hari, ada gangguan penglihatan, dan napas terasa berat," kata dia.

Oleh karena itu, Dinkes Surabaya berupaya meningkatkan sosialisasi makanan seimbang, seperti perbanyak makan sayur dan buah, mengurangi minuman manis, bersoda dan makanan siap saji.

Dinkes Surabaya juga mendeteksi secara dini penyakit pada anak, khususnya anak dengan riwayat genetik diabetes. Kemudian, Dinkes Surabaya meningkatkan kapasitas petugas dengan pelatihan penanganan kasus diabetes pada anak.

"Dan memperbaiki sistem rujukan bagi anak-anak dengan kasus diabetes, yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Maka, anak-anak diharapkan bisa melakukan olahraga secara rutin, mengurangi penggunaan gadget, dan memperbanyak aktivitas dengan teman sebaya," ujarnya.

Lebih lanjut, Nanik meminta para orang tua untuk memerhatikan pola makan anak-anaknya sebagai upaya pencegahan diabetes. Ia juga mengimbau orang tua yang memiliki riwayat diabetes untuk segera memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Menu seimbang sesuai dengan usianya, mengurangi makanan manis, dan diimbangi aktivitas fisik secara teratur," kata dia.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga mengingatkan kepada para orang tua agar mengawasi pola makanan anak-anaknya guna mencegah diabetes. Salah satunya, menghindari konsumsi makanan cepat saji secara berlebihan.

Eri meminta orang tua agar anak-anaknya tidak jajan di luar sekolah, melainkan hanya di kantin sekolah. Ia memastikan penjual di kantin sekolah adalah UMKM binaan Pemkot Surabaya.

"Kalau beli di luar ya makanannya sudah tidak lagi sehat dan higienis, serta kandungan-kandungannya tidak bisa dikontrol. Ini yang penting bagi orang tuanya, karena konsumsi (makanan) mereka itu jadi tanggung jawab orang tua juga," ujar dia.

Baca juga artikel terkait DIABETES MELITUS PADA ANAK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan