tirto.id - Ayat Alkitab tentang beda agama ini bisa jadi bahan perenungan bagi umat Kristen yang mungkin saja kini sedang bimbang apakah akan meneruskan cinta beda agama yang sedang dijalani.
Menurut Victoria Woen dalam Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan, sejak awal dalam sejarah manusia, Allah telah menetapkan pernikahan sebagai suatu hubungan yang tidak terpisahkan karena dibentuk dari penyatuan dua orang yang terpisah, yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan sehingga menjadi "satu daging".
Menjadi "satu daging" ini berarti bukanlah sekadar "menempelkan" dua orang menjadi satu, namun lebih merupakan "peleburan" dua unsur yang berbeda menjadi satu. Jadi, pernikahan dalam Kristen pada dasarnya adalah sebuah proses yang ide dasarnya merupakan gagasan dari Allah untuk manusia, sehingga dalam prosesnya pasti ada campur tangan Allah dan Allah pasti akan selalu menuntun dalam setiap hal yang terjadi dalam pernikahan.
Lantas, bagaimana dengan pernikahan atau cinta beda agama?

Ayat Alkitab tentang Cinta Beda Agama
Untuk menjawab pertanyaan apakah cinta beda agama bisa dilakukan dalam Kristen, maka umat Kristen harus merujuk pada dasar dan landasan hidup umat Kristen, yaitu Alkitab. Sebagai referensi, berikut ini kumpulan ayat Alkitab tentang cinta beda agama atau pernikahan beda agama:
1. 1 Korintus 7:12-14
"Sekarang saya mau memberi nasihat untuk situasi lain. Nasihat ini dari saya sendiri, bukan dari Tuhan: Kalau seorang saudara seiman mempunyai istri yang belum percaya kepada Tuhan Yesus dan istrinya itu masih mau hidup bersamanya, maka dia tidak boleh menceraikan istrinya. Begitu juga sebaliknya, kalau seorang saudari seiman mempunyai suami yang belum percaya kepada Tuhan dan suaminya itu masih mau hidup bersamanya, maka dia tidak boleh menceraikan suaminya. Sebab pernikahan itu tetap sah di mata Allah karena salah satu pihak, yakni suami atau istri, sudah percaya kepada Yesus. Dengan demikian, anak-anak mereka tidak dianggap anak haram di mata Allah. Mereka adalah anak yang sah."2. Amos 3:3
"Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?"3. 2 Korintus 6:14
"Janganlah kamu menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab persekutuan apakah yang dapat mempersatukan kebenaran dengan kedurhakaan? Atau persekutuan apakah yang mempersatukan terang dengan kegelapan?"4. Ezra 10:2-3
"Lalu berkatalah Sekhanya bin Yehiel dari bani Elam kepada Ezra: “Kita telah melanggar perjanjian dengan Allah kita dan menikah dengan perempuan-perempuan asing dari bangsa-bangsa di negeri ini, tetapi sekarang masih ada harapan bagi orang Israel walaupun demikian. Oleh karena itu, marilah kita membuat perjanjian dengan Allah kita untuk menjauhkan semua istri dan anak-anak mereka, sesuai dengan nasihat tuanku dan orang-orang yang gemetar karena perintah Allah kita, dan marilah kita melakukannya sesuai dengan Hukum Taurat."5. Kisah Para Rasul 4:12
"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”6. Nehemia 13:25-27
"Lalu aku menghardik mereka dan mengutuk mereka dan memukul beberapa orang dari mereka dan mencabut rambut mereka. Aku menyuruh mereka bersumpah atas nama Allah, demikian: Janganlah kamu memberikan anak-anakmu perempuan kepada anak-anakmu laki-laki dan janganlah kamu mengambil anak-anakmu perempuan menjadi isterimu laki-laki dan janganlah kamu mengambil anak-anakmu perempuan menjadi isterimu laki-laki. Bukankah Salomo, raja Israel, telah berdosa karena perempuan-perempuan itu? Di antara segala bangsa tidak ada raja seperti dia, dan ia dikasihi Allahnya, dan Allah mengangkat dia menjadi raja atas seluruh Israel. Namun demikian, perempuan-perempuan asing telah membuatnya berdosa. Haruskah kami mendengarkanmu dan melakukan semua kejahatan besar ini dan bertindak khianat terhadap Allah kami dengan menikahi perempuan-perempuan asing?”7. Wahyu 3:16
"Jadi, karena engkau suam-suam kuku, dan tidak panas dan tidak dingin, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku."8. Maleakhi 2:11
"Yehuda tidak setia, dan kekejian telah dilakukan di Israel dan di Yerusalem. Sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus Tuhan yang dikasihi-Nya, dan telah mengawini anak perempuan dewa asing."9. Ulangan 7:3
"Janganlah kamu kawin campur dengan mereka, dengan memberikan anak-anakmu perempuan kepada anak-anak mereka laki-laki atau mengambil anak-anak mereka perempuan untuk anak-anakmu laki-laki,"
10. Kejadian 24:3-4
“Supaya aku menyuruh engkau bersumpah demi Tuhan, Allah semesta langit dan Allah semesta bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil seorang isteri bagi anakku dari antara anak-anak perempuan orang Kanaan, yang di tengah-tengahnya aku tinggal, tetapi engkau akan pergi ke negeriku dan ke sanak saudaraku, dan mengambil seorang isteri bagi anakku, Ishak.”11. 1 Raja-raja 11:2
Dari bangsa-bangsa yang tentangnya Tuhan telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan janganlah mereka bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan memalingkan hatimu dari pada allah-allah mereka.” Salomo berpegang teguh pada hal ini dengan penuh kasih."12. Mazmur 2:1
"Mengapa bangsa-bangsa mengamuk dan orang-orang berkomplot dengan sia-sia?"13. Yakobus 3:11
"Apakah mata air memancar dari lubang yang sama baik air tawar maupun air asin?"14. Filipi 2:2
"Sempurnakanlah sukacitaku dengan sehati sepikir, memiliki kasih yang sama, seia sekata dan sehati sepikir."15. 1 Korintus 7:39
"Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya."Demikianlah kumpulan ayat dalam Alkitab tentang cinta beda agama. Selanjutnya, akan diuraikan lagi tentang apakah umat Kristen boleh menikah beda agama.
Apakah Boleh Menikah Beda Agama dalam Kristen?
Dalam Injil Markus 10:5-9 tertulis "Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Dari ayat ini bisa dikatakan bahwa pernikahan bukanlah berasal dari manusia, tapi dari Allah, dan Allah yang melembagakan pernikahan.
Oleh karena itu, menurut Victoria Woen dalam Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan, dikatakan hanya Allah yang berhak untuk menentukan standarnya dan menetapkan aturannya. Berbagai aturan itu tercatat dalam Alkitab berupa cinta beda agama dalam Alkitab.
Berbagai ayat Alkitab tentang cinta beda agama ini telah memberi gambaran kepada orang Kristen bagaimana pandangan Allah yang melarang pernikahan umat-Nya dengan orang dari luar bangsa mereka. Ini termaktub di Kitab Kejadian 24:4 mengenai istri Ishak, dan Keluaran 6:23 tentang Harun dan Eliseba anak Aminadab.
Selain Perjanjian Lama ayat Alkitab tentang beda agama juga termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru. Laman Ridgefiled Baptist Church menulis, ayat dalam Perjanjian Baru yang paling sering dikutip tentang cinta beda agama dalam Alkitab adalah dari perkataan Paulus kepada jemaat di Korintus:
“Janganlah kamu menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab, persekutuan apakah yang dapat mempersatukan kebenaran dengan kedurhakaan? Atau persekutuan apakah yang dapat mempersatukan terang dengan kegelapan?” (2 Korintus 6:14)
Tentang pasangan tidak seimbang ini bisa diumpamakan seperti sebatang kayu yang menyatukan dua ekor lembu. Ketidakseimbangan akan terjadi ketika salah satu lembu itu secara signifikan lebih kuat atau lebih tinggi dari yang lain. Alih-alih berjalan sebagai sebuah tim, kedua lembu itu justru berselisih satu sama lain.
Ayat Alkitab tentang cinta beda agama ini menyiratkan bahwa sungguh bertentangan bila orang beriman merupakan pasangan yang tidak seimbang atau menikah dengan orang yang tidak beriman kepada Yesus Kristus. Victoria Woen mengatakan, menurut Perjanjian Baru perihal keimanan ini dibagi menjadi dua golongan manusia, yaitu orang yang beriman kepada Kristus dan orang yang tidak beriman kepada Kristus. Kedua golongan itu bertentangan satu sama lain.

Jadi, bila disimpulkan, secara umum, pernikahan beda agama adalah hal yang tidak dianjurkan dalam ajaran Kristen. Alasan utama yang mendasari hal ini adalah, berbagai nukilan cinta beda agama dalam Alkitab menjelaskan demikian. Dari nukilan tersebut bisa disarikan, pernikahan beda agama tidak dianjurkan untuk menghindari pasangan yang tidak seimbang atau tidak sejalan.
Bila ada ketidakseimbangan atau ada pasangan yang mengarungi biduk rumah tangga yang tidak sealiran, maka hal tersebut dapat menciptakan tantangan dan keseimbangan dalam rumah tangga.
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































