Menuju konten utama

YLKI Menilai Elektronifikasi Tol Belum Menghemat Waktu Transaksi

Pembayaran nontunai di seluruh jalan tol dinilai belum maksimal karena waktu transaksi masih sama dengan melakukan pembayaran tunai.

YLKI Menilai Elektronifikasi Tol Belum Menghemat Waktu Transaksi
Petugas menawarkan e-money di gerbang pintu tol Jagorawi Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/10/2017). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyebut penerapan elektronifikasi di jalan tol belum berhasil karena antrean kendaraan masih panjang, sama seperti sebelum pemberlakuan pembayaran nontunai atau e-toll.

“Pernyataan pengelola jalan tol bahwa otomatisasi bisa menghemat waktu transaksi di gardu tol 90 persen hingga 100 persen secara kasat mata tidak terbukti,” kata Tulus saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Selain itu, Tulus menilai masih banyak masalah yang terjadi dalam penerapan tersebut, misalnya alat pembaca kartu uang elektronik yang lambat membaca bahkan macet dan akhirnya gagal membaca.

“Belum lagi masih banyak pengguna jalan tol yang belum terbiasa menggunakan uang elektronik sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk menempel di mesin pembaca kartu,” katanya, seperti dikutip Antara.

Dari hal-hal tersebut, Tulus akhirnya menilai bahwa penerapan elektronifikasi tidak berdampak apa-apa bagi masyarakat pengguna jalan tol.

“Secara kasat mata, menggunakan uang elektronik atau membayar tol secara manual waktu transaksi yang diperlukan di gardu tol sama saja,” ungkapnya.

Pembayaran nontunai di tol telah diberlakukan di seluruh Indonesia pada 31 Oktober. Kebijakan ini juga termasuk dalam upaya meningkatkan Gerakan Nasional Nontunai yang pada 2019 ditargetkan mencapai 75 persen.

Namun, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Rabu (1/11/2017) kemarin mengumumkan tingkat transaksi elektronik atau nontunai baru 97,72 persen. Padahal, seharusnya tanggal 31 Oktober implementasi pembayaran nontunai di jalan tol sudah 100 persen.

"Artinya, saat implementasi, tak bisa capai 100 persen," kata AVP Komunikasi Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru, di Jakarta, pada Rabu (1/11/2017).

Menurut Heru, hal ini terjadi karena masih ada sebagian kecil pengguna tol melakukan transaksi tunai. Sebagian besar pengguna tol itu melakukan transaksi tunai karena masalah kurang saldo. Padahal, mereka sedang berada di ruas jalan tol yang dioperasikan dengan sistem tertutup.

"Kami juga ingatkan bagi pengguna jalan tol agar melakukan proses menempelkan (tapping) kartu tol elektronik secara benar, baik di jalan tol sistem terbuka maupun sistem tertutup, " kata Heru.

Baca juga artikel terkait E-TOLL atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Nicholas Ryan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra