tirto.id - Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Sulaeman Tanjung, menjelaskan mengapa pihaknya selalu mengkritik sikap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Menurut Sulaeman, PKB saat ini dalam kondisi bermasalah terutama dalam hal regenerasi dan kaderisasi pemimpin. Dirinya menegaskan hal itu karena setiap PBNU mengkritik PKB selalu dianggap hanya sebagai 'gonggongan' yang terus diabaikan.
“NU tidak mungkin ngomong kalau PKB dalam keadaan baik-baik saja. Jadi kalau Sekjen PKB bilang anjing menggonggong ya siapa anjingnya. Apa ndak kebalik?” kata Sulaeman Tanjung dalam keterangan pers, Jumat (19/4/2024).
Sulaeman menambahkan bahwa PKB adalah bagian dari NU, bahkan didirikan oleh NU. Dirinya berharap agar partai tersebut tetap stabil dengan berjalannya regenerasi dan kaderisasi kepemimpinan.
“Bayangkan, Muhaimin itu sudah 20 tahun lebih. PBNU saja sudah beberapa kali ganti Ketum, lah ini PKB, partai yang didirikan NU kok seakan-akan ndak mau regenerasi. PKB itu bukan partai milik perorangan. PKB milik NU,” kata dia.
Dirinya menjelaskan bahwa secara individu, Muhaimin berada di bawah Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Bahkan saat isu Muhaimin akan dicalonkan menjadi calon gubernur Jawa Timur, menurut Sulaeman, elektabilitasnya masih dibawa Gus Ipul.
Menurutnya, hal itu menjadi pertanda bahwa para kiai yang selama ini menjadi penopang suara PKB telah berpindah haluan dan tak lagi mendukung Muhaimin.
“Buktinya beberapa kiai dan bu Nyai NU itu all out loh untuk PKB. Lihat itu di bawah kantong-kantong basis NU di TPS-TPS mereka pilih PKB tapi untuk pilpres mereka ogah,” kata dia.
Sebelumnya, Gus Ipul, meminta PKB melakukan regenerasi kepemimpinan. Dia menjelaskan regenerasi kepemimpinan dan kepengurusan menjadi penting bagi pertumbuhan organisasi termasuk salah satunya bagi PKB.
"Di setiap momen perlu muktamar. Muktamar itu salah satu agendanya regenerasi atau pergantian. Baik sekali kalau ada pergantian dan ini biasa dan ini diharap diterima sebagai bagian dari proses organisasi," kata Gus Ipul di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024).
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto