tirto.id - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Republik Indonesia (DPR RI) Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) meminta pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan subvarian Omicron BA.2.75 atau yang dijuluki Centaur dan BA.5.3.1 yang disebut sebagai Bad Ned.
BA.2.75 pertama kali dilaporkan di India dan BA.5.3.1 ditemukan di Distrik Pudong, Kota Shanghai, Cina. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kedua subvarian Omicron tersebut, akan tetapi Cak Imin mengingatkan bahwa mobilitas masyarakat yang tinggi ke luar dan masuk wilayah Indonesia tetap memungkinkan untuk membawa virus itu masuk ke tanah air.
“Kemenkes perlu mempelajari pola penyebaran virus corona yang sebelumnya sempat mewabah, seperti varian Alpha dan Delta, khususnya penyebaran virus corona yang beberapa waktu lalu mewabah di India dan Cina yang sempat menyebar ke sejumlah negara dengan cukup cepat,” tutur Cak Imin dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (12/7/2022).
Dia juga meminta Kemenkes segera berkoordinasi dengan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia untuk mengetahui perkembangan subvarian Omicron yang sampai saat ini masih terus berkembang di sejumlah negara.
Menurut dia, upaya kesiapsiagaan ini diperlukan agar bisa dilakukan langkah dan ditentukan waktu yang tepat apabila mengharuskan kembali diberlakukannya pengetatan masuknya pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ke Indonesia.
“Ini perlu sebagai upaya untuk mencegah masuk dan menyebarnya subvarian Omicron yang baru tersebut di wilayah Indonesia,” ujar Gus Muhaimin, Selasa (12/7/2022).
Selain itu, Cak Imin mendorong Kemenkes segera menginformasikan kepada masyarakat terkait subvarian Omicron BA.2.75 dan BA.5.3.1, agar mereka tidak mudah percaya dengan pemberitaan atau informasi yang belum valid.
“Hingga saat ini kan masih belum ditemukan kepastian dan keakuratan apakah subvarian baru tersebut menyebabkan penyakit yang lebih serius dibandingkan dengan subvarian Omicron lainnya,” kata dia.
Cak Imin menuturkan, dengan kesiapsiagaan sejak awal, maka dapat dilakukan upaya preventif untuk mencegah masuknya subvarian BA.2.75 dan BA.5.3.1 ke Indonesia. Dia juga meminta Kemenkes agar tidak hanya berhenti mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes), khususnya memakai masker ketika mereka beraktivitas di dalam maupun di luar ruangan.
“Kombinasi varian yang cukup menular dan longgarnya pembatasan, membuat kasus COVID-19 berpotensi terus meluas dan membesar, hingga akhirnya memicu banyak mutasi dan subvarian baru Omicron,” ujar Cak Imin.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri