tirto.id - Pemerintah saat ini sedang menggodok kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite dan solar. Terkait hal itu, Analis PT Kanaka Hita Solvera (KHS), William Wibowo menuturkan, jika kebijakan tersebut dilakukan akan menjadi sentimen negatif bagi para pelaku pasar dan kenaikan juga bakal memperburuk proyeksi kinerja emiten ke depannya.
"Tentunya hal ini akan menjadi sentimen negatif bagi pelaku pasar, mengingat biaya operasional akan turut naik," kata William saat dihubungi Tirto, Senin (22/8/2022).
Dia menjelaskan ada beberapa sektor bakal terdampak jika penyesuaian Pertalite benar-benar dilakukan. Beberapa diantaranya sektor transportasi, basic industry dan consumer goods.
"Itu akan sangat terdampak dengan kenaikan harga BBM ini," katanya.
Untuk diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi sinyal Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM pada minggu ini. Dia menuturkan pemerintah tidak bisa terus mempertahankan harga solar dan pertalite di harga saat ini.
"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga ini," katanya dikutip Antara, Jakarta, Jumat (19/8/2022).
"Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena kita harga BBM termurah se-kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," tambahnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin