tirto.id - Beredar video di Twitter ihwal pengakuan seorang anggota Front Pembela Islam (FPI) Makassar, Ahmad Aulia (30), yang berbaiat kepada ISIS. Baiat itu dihadiri oleh Munarman selaku Sekretaris Umum FPI.
Kepolisian merespons isu tersebut. “Masih menunggu kerja (penyelidikan) dari Densus 88. Namun, siapapun yang terlibat dalam tindak pidana pasti akan dimintakan pertanggungjawaban hukumnya,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono, ketika dihubungi, Jumat (5/2/2021).
Sementara itu, Ahmad mengaku ditangkap pada 6 Januari lalu, kemudian ditahan di Polda Sulawesi Selatan. Polisi mencokoknya lantaran ia berbaiat kepada Abu Bakr al-Baghdadi pada Januari 2015, ada 100 orang lainnya yang turut serta bersumpah kepada pimpinan ISIS itu.
Pengukuhan itu dilakukan di Markas FPI di Jalan Sungai Limboto, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.
“Saya berbaiat dihadiri oleh Munarman selaku pengurus FPI Pusat pada saat itu. Ustaz Fauzan, (dan) Ustaz Basri yang memimpin baiat. Setelah baiat, saya pernah mengikuti taklim rutin FPI di Jalan Sungai Limboto sebanyak 3 kali, yang mengisi acara itu Ustaz Agus dan Abdurahman selaku pemimpin Panglima FPI Kota Makassar,” aku Ahmad.
Kemarin, Densus 88 Antiteror memindahkan 26 tersangka terorisme. Mereka tujuh orang dari Gorontalo, sementara 19 lainnya berasal dari Makassar. Kini mereka ditempatkan di Rutan Mako Brimob Cikeas.
Kesembilan belas tersangka teroris asal Makassar, yang terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan ISIS berencana melakukan bom bunuh diri. Seluruhnya diketahui pernah terlibat atau pernah menjadi anggota FPI Makassar.
Salah dua dari kelompok Makassar ini adalah pasangan Rullie Lian Zeke dan Ulfah Handayani, pelaku pengeboman Gereja Katedral di Zulu, Filipina pada 2019. Satu dari lima anaknya juga tertangkap dan termasuk dari 19 (teroris) Makassar yang dipindahkan.
Satu anak ditahan di Filipina karena bergabung dengan aksi kelompok Abu Sayyaf, satu anak berada di Suriah, dan satu lainnya yang tergabung dalam JAD Makassar. Mereka adalah mertua dari Andi Baso, pelaku yang terlibat dalam pengeboman Gereja Oikumene Samarinda pada 2016.
Sementara itu, kelompok Gorontalo diketahui juga bagian dari kelompok JAD.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Abdul Aziz