tirto.id - Venezuela kembali rusuh. Pada Jumat (21/4/2017) waktu setempat Kejaksaan Agung negara itu mengkonfirmasi rangkaian unjuk rasa yang berbuntut kekerasan menewaskan sedikitnya 12 orang.
Kejaksaan Agung Venezuela dalam pernyataan mereka pada Jumat pagi menyatakan 11 orang dinyatakan tewas dalam aksi kekerasan dan penjarahan di Karakas, ibu kota Venezuela. Satu korban lain tewas di Kota Petare, negara bagian Miranda di sebelah timur Karakas.
Sementara dalam sejumlah bentrokan di Karakas, enam orang mengalami luka dan menjadikan jumlah korban luka mencapai 68 orang.
Menurut pihak berwenang, delapan orang tewas tersetrum ketika mereka terkena kabel bertegangan tinggi saat menjarah sebuah toko roti.
Satu lainnya yang tewas dilaporkan merupakan pria penjaga toko yang ditembak mati ketika ia berupaya melindungi tokonya, menurut laporan awal.
Kejaksaan agung telah menugaskan satu tim beranggotakan lima jaksa untuk menyelidiki kematian 12 orang tersebut.
Venezuela belakangan ini dilanda gelombang unjuk rasa oleh para pendukung Presiden Nicolas Maduro dan para penentangnya, yang menyalahkan Maduro atas krisis politik dan ekonomi yang sedang terjadi di negara itu.
Saat berbicara kepada para wartawan pada Jumat, Wakil Presiden Venezuela Tareck El Aissami mengatakan bahwa oposisi sayap kanan terus berupaya menggulingkan pemerintahan dengan menyulut kekerasan.
"Kalangan (sayap) kanan itu penuh dengan kemarahan. Mereka mengatur putaran baru rencana terorisme dengan para penjahat, dan mereka memanfaatkan kelompok-kelompok penjahat untuk menyerang rakyat kita yang sederhana," katanya, seperti dikutip Antara.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH