Menuju konten utama

Vaksinasi Booster: CDC Usulkan Vaksin COVID-19 Ke-4, Untuk Siapa?

CDC menyatakan tiga dosis vaksin tidak cukup untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Vaksinasi Booster: CDC Usulkan Vaksin COVID-19 Ke-4, Untuk Siapa?
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga atau booster COVID-19 kepada warga di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/1/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

tirto.id -

Cek lokasi vaksinasi booster dosis ke-3 COVID-19 di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan daerah seluruh Indonesia untuk mendapatkan pelayanan ini. Bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin, baik dosis 1, 2 atau 3 bisa mendaftar dengan menggunakan vaksin jenis Pfizer, AstraZeneca, Moderna, maupun Sinovac dan vaksinasi COVID-19 ini gratis alias tidak dipungut biaya.

Vaksinasi ketiga ini direkomendasikan untuk mengatasi virus Covid-19 terutama Omicron yang terus meningkat penyebarannya.

Terkait booster vaksin ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan tiga dosis vaksin tidak cukup untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Oleh karena itu CDC merekomendasikan kalangan tersebut untuk mendapat vaksin dosis keempat demi perlindungan optimal terhadap COVID-19.

Seperti dikutip dari Medical Daily, Senin, rekomendasi CDC ini muncul di tengah laporan tentang beberapa apotek di Amerika yang menolak orang yang meminta dosis lain meskipun sudah mendapatkan booster vaksin.

Badan kesehatan masyarakat itu kemudian merevisi pedomannya karena ada kebingungan tentang rekomendasi untuk kelompok immunocompromised atau defisiensi imun. Sebenarnya, CDC telah mengeluarkan panduan yang merekomendasikan dosis keempat pada Oktober lalu.

Dengan panduan yang diperbarui, CDC menyatakan orang dengan sistem kekebalan lemah harus menunggu dalam waktu yang lebih singkat untuk mendapatkan dosis booster tambahan di tengah pandemi COVID-19. Bagi penerima vaksin berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna, waktu tunggu untuk dosis keempat telah diturunkan menjadi tiga bulan dari semula lima bulan, berdasarkan data tentang kemanjuran vaksin dalam berbagai penelitian.

Sementara, bagi mereka yang divaksinasi dengan vaksin Johnson & Johnson, bisa mendapatkan suntikan booster pertama setidaknya 28 hari setelah suntikan pertama dan harus menunggu setidaknya dua bulan sebelum mendapatkan booster kedua.

Menurut para ahli, orang dengan gangguan kekebalan harus mendapat booster vaksin karena mereka berisiko lebih tinggi terinfeksi bahkan jika mereka telah divaksinasi lengkap. Orang-orang ini juga cenderung menderita komplikasi COVID-19 yang parah dan berpotensi menyimpan mutasi dengan strain yang lebih ganas.

“Dalam dua bulan terakhir, saya telah melihat banyak dari pasien immunocompromised yang telah mengikuti semua aturan masih memiliki infeksi yang signifikan. Saya benar-benar berpikir ini akan membantu," kata direktur klinis sekaligus pakar penyakit menular di Boston, kepada Washington Post dilansir Antara.

Baca juga artikel terkait OMICRON atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yantina Debora