Menuju konten utama

Uni Eropa Minta Turki Tak Abaikan HAM Atasi Kudeta

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini meminta agar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tidak mengabaikan hak asasi manusia (HAM) dalam mengatasi percobaan kudeta yang gagal.

Uni Eropa Minta Turki Tak Abaikan HAM Atasi Kudeta
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini. Foto/Antara/Reuters/Enrique De La Osa.

tirto.id - Uni Eropa meminta agar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tidak mengabaikan hak asasi manusia (HAM) dalam mengatasi percobaan kudeta yang gagal.

Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, Kamis (21/7/2016). "Kami dengan jelas menyampaikan kepada teman kami Turki bahwa kami sepenuhnya mendukung lembaga demokratis, yang sah," kata Mogherini setelah pernyataan di Carnegie Endowment for International Peace.

"Tapi, tidak ada alasan, tidak ada cara untuk reaksi terhadap kudeta dapat melemahkan kebebasan dan hak asasi," katanya. Mogherini menambahkan, "Yang kami lihat terutama di universitas, media, lembaga peradilan, tidak dapat diterima."

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu mengumumkan keadaan darurat tiga bulan setelah kudeta gagal pada 15 Juli.

"Mengumumkan keadaan darurat bertujuan melakukan tindakan untuk menghilangkan resiko yang ditimbulkan terhadap kebebasan dan hak rakyat, demokrasi, ketentuan hukum di negara kita, dengan cara yang paling efisien dan cepat," kata Erdogan.

Presiden Turki tersebut menyeru rakyat agar tidak khawatir, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Ia mengatakan pemerintah telah melakukan tindakan yang perlu, termasuk langkah ekonomi. Keadaan darurat akan berlaku setelah disetujui di Parlemen.

Kudeta gagal itu, yang meletus pada Jumat lalu, dipadamkan hari berikutnya. Sedikitnya 290 orang, termasuk lebih dari 100 perencana kudeta, tewas, kata pemerintah.

Pada Rabu, Erdogan juga mengatakan negara lain mungkin terlibat dalam upaya kudeta 15 Juli.

Fethullah Gulen, seorang tokoh agama yang bermukim di AS, dan pengikutnya berada di balik upaya kudeta itu, kata Erdogan.

Presiden Turki tersebut mengatakan ia diberitahu mengenai upaya kudeta itu pertama oleh saudara iparnya dan reaksi pertamanya ialah tidak percaya.

Ia mengakui ada kelemahan intelijen dalam peristiwa tersebut. "Kalau saja ada laporan intelijen yang tepat, semua itu bisa mencegah upaya kudeta tersebut," kata Erdogan.

Erdogan mengatakan pemerintah telah mengirim permintaan kepada Pemerintah AS bagi ekstradisi Fethullah Gulen. "Saya harap mereka akan melakukan tindakan sesegera mungkin," katanya menambahkan.

Presiden Turki tersebut juga mengatakan mungkin ada hubungan antara gerakan Gulen dan pilot yang menembak jatuh jet Rusia pada November lalu.

Sejak kudeta gagal pada Sabtu lalu, lebih 9.000 orang ditangkap dan menghadapi putusan pengadilan, kata presiden tersebut.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz