Menuju konten utama

Umat Kristiani Gaza Patah Hati pasca Paus Fransiskus Meninggal

Umat Kristen Palestina, Lebanon, dan Suriah, baik Katolik maupun Ortodoks, memuji keterlibatan Paus Fransiskus yang mendampingi saat menghadapi perang.

Umat Kristiani Gaza Patah Hati pasca Paus Fransiskus Meninggal
Paus Fransiskus saat memimpin perayaan ekaristi di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (5/9/2024). (INDONESIA PAPAL VISIT COMMITEE/ AGUS SUPARTO)

tirto.id - Umat Kristiani di Gaza, Palestina, mengaku patah hati saat mendengar kabar pemimpin tertinggi Katolik, Paus Fransiskus meninggal dunia, Senin (21/4/2025). Sebab, Paus Fransiskus merupakan sosok yang mengampanyekan perdamaian untuk Palestina dan berbincang dengan warga kristen selama perang.

Umat Kristiani Palestina, Lebanon, dan Suriah, baik Katolik maupun Ortodoks, memuji keterlibatan Paus Fransiskus yang terus-menerus mendampingi mereka menghadapi perang, bencana, kesulitan, dan penganiayaan.

"Kita kehilangan seorang Santo yang mengajarkan kita setiap hari bagaimana menjadi pemberani, bagaimana tetap sabar dan tetap kuat. Kita kehilangan seorang pria yang berjuang setiap hari di segala arah untuk melindungi kawanan kecilnya ini," kata Mepala Komite Darurat Gereja Keluarga Kudus di Gaza, George Antone (44), dikutip dari Reuters, Selasa (22/4/2025).

Antone mengatakan, Paus Fransiskus menelepon gereja mereka beberapa jam setelah perang di Gaza pada Oktober 2023. Hal ini merupakan awal rutinitas malam hari interaksi Paul Fransiskus dan masyarakat selama perang.

Paul Fransiskus disebut akan memastikan untuk berbicara tidak hanya kepada pendeta, tetapi juga kepada semua orang di ruangan itu.

"Kami sangat sedih atas meninggalnya Paus Fransiskus, tetapi kami tahu bahwa ia meninggalkan sebuah gereja yang peduli kepada kami dan yang mengenal kami dengan nama, setiap orang dari kami," kata Antone.

"Ia biasa berkata kepada setiap orang, aku bersamamu, jangan takut," lanjutnya.

Pendeta Paroki Keluarga Kudus, Pendeta Gabriel Romanelli, mengaku, Paus Fransiskus meneleponnya terakhir kalinya pada Sabtu (12/4/2025) malam.

"Ia berkata bahwa ia berdoa untuk kami, ia memberkati kami, dan ia berterima kasih atas doa-doa kami," kata Romanelli.

Menurut Romanelli, Fransiskus mengimbau perdamaian di Gaza dengan meminta pihak-pihak yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata, membebaskan para sandera, dan membantu orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai.

Pemimpin komunitas Latin, Pastor Stephane Milovitch, mengatakan, Fransiskus telah memperjuangkan perdamaian.

"Kami berharap perdamaian segera datang di negeri ini dan kami berharap Paus berikutnya dapat membantu mewujudkan perdamaian di Yerusalem dan di seluruh dunia," sebutnya.

Sementara itu, Anggota Komunitas Katolik Maronit berbicara tentang Paus Fransiskus yang sering menyebutkan tentang penderitaan mereka.

"Beliau adalah orang suci bagi kami karena beliau membawa Lebanon dan Timur Tengah di dalam hatinya, terutama pada periode terakhir perang," kata seorang pendeta di kota Rmeish, Lebanon selatan.

"Kami selalu merasa beliau sangat terlibat dan beliau memobilisasi semua lembaga dan dana Katolik untuk membantu Lebanon selama krisis yang kami alami," kata Marie-Jo Dib, yang bekerja di sebuah yayasan sosial di Lebanon.

"Dia seorang pemberontak dan saya sungguh berdoa agar Paus berikutnya akan seperti dia," tambahnya.

Baca juga artikel terkait PAUS FRANSISKUS MENINGGAL atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Flash News
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher