tirto.id - Twitter menonaktifkan sementara fitur twit via SMS, Kamis (5/9/2019) untuk melindungi akun pengguna dari ancaman peretas.
Keputusan itu dilakukan tak lama setelah akun Jack Dorsey, CEO Twitter, diretas. Tak hanya itu, peretas kemudian mengunggah twit dengan kata-kata rasial dan kasar atas nama Dorsey.
Twitter melalui akun @TwitterSupport pada Kamis mengatakan, keputusan itu diambil karena mereka menilai ada kelemahan yang harus ditambal oleh operator telekomunikasi dan Twitter terkait verifikasi dua langkah.
"Kami mengambil langkah ini karena kerentanan yang perlu ditangani oleh operator seluler dan ketergantungan kami pada nomor telepon yang ditautkan untuk otentikasi dua faktor," ujar Twitter.
Twitter akan kembali mengaktifkan fitur ini di tempat yang SMS merupakan sistem komunikasi terpercaya. Twitter sedang menyiapkan strategi jangka panjang terkait fitur twit via SMS itu.
Sebelumnya, kasus yang terjadi pada Dorsey dikarenakan nomor ponsel yang tak diproteksi.
Saat peretas sudah mengetahui nomor ponsel Dorsey, ia dapat menggunakan pesan teks untuk mengunggah twit via SMS sekaligus berkicau atas namanya, meski CEO Twitter itu tak login ke akunnya.
Twitter menilai, nomor ponsel jadi celah dan pintu masuk peretas lantaran operator seluler tak memberikan proteksi memadai.
Adapun akun Twitter Jack Dorsey diretas pada Jumat (30/8) malam dan mengirim twit yang berbau rasis serta kalimat umpatan kepada empat juta pengikutnya sebelum Twitter mengamankan akun tersebut.
Twitter dalam cuitannya menyatakan bahwa pihaknya mengetahui akun tersebut dibajak dan sedang menyelidiki apa yang terjadi.
Salah satu cuitannya mengklaim pemimpin Nazi Adolf Hitler tidak bersalah, sementara yang lain mengandung pernyataan rasis terhadap orang kulit hitam dan orang Yahudi.
Ada juga twit yang mengatakan ada bom di markas Twitter: "Intel ada bom di markas Twitter."
Akun tersebut mengunggah tagar yang digunakan selama peretasan sejumlah bintang YouTube pada dua pekan lalu.
Sebuah tautan ke server aplikasi chat permainan Dircord, juga dibagikan oleh akun tersebut, meskipun tautan undangan server tidak lagi valid.
Tak lama setelah peretasan, cuitan dan cuitan ulang yang bersifat menyerang dihapus.
Sejumlah akun Twitter tertentu yang disebut dalam akun milik CEO Twitter tersebut tampaknya ditangguhkan pada hari yang sama.
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH