tirto.id - Pemerintah Turki memulai rencana untuk menutup beberapa lembaga pasca upaya kudeta yang dituduh didalangi oleh Fethullah Gulen.
Diawali dengan penutupan 626 sekolah oleh Kementerian Pendidikan Turki, beberapa hari setelah upaya kudeta, kemudian 900 personel polisi diskors dari tugas mereka di Ibu Kota Turki, Ankara, karena didakwa memiliki hubungan dengan gerakan Gulen, kata kantor berita resmi negeri itu Anadolu pada Rabu (20/7).
Ribuan pegawai sipil di Kantor Perdana Menteri, Parlemen Turki dan bermacam kementerian juga diskors, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.
Kementerian Energi dan Bea-Cukai menyatakan mereka telah memecat 484 pegawai.
Pada Ahad (17/7), Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan di dalam satu pernyataan kudeta militer yang gagal itu telah menewaskan sedikitnya 290 orang.
Korban jiwa meliputi setidaknya 190 warga sipil dan 100 pelaku kudeta, kata pernyataan tersebut --yang menambahkan lebih dari 1.400 orang cedera dalam upaya kudeta itu, yang melanda negeri tersebut pada Jumat malam tapi digagalkan pada Sabtu pagi.
Saat ini, lebih dari 6.000 orang telah ditahan karena keterlibatan mereka dalam kudeta yang gagal itu, katanya.
Pernyataan tersebut mengatakan tokoh agama Fethullah Gulen yang melancarkan upaya kudeta itu.
"Pemerintah kami telah terus-menerus mengungkapkan motif sesungguhnya dari kelompok teror ini dan pemimpinnya, Fethullah Gulen. Kudeta gagal tersebut adalah aksi kriminal terakhir yang mengungkapkan bahaya yang ditimbulkan oleh Organisasi Fethullah Gulen," katanya.
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini